Quote:
There is no Everlasting meeting, But I believe, as well as meeting, there is no everlasting goodbye...
Hmm, hai, teman gua pernah bilang gini, "hundread people, hundred stories, and a thousands journey... "
dan disinilah gue, setelah sekian lama menjadi silent reader, gua pengen ngeshare cerita2 cinta jaman SMP gua dulu. Btw kisah2 ini adalah kisah kehidupan gua, sang musafir asmara, bagaimana gua menemukan tambatan hati gua untuk pertama kalinya.
ya, semoga menikmati aja deh ya... untuk rule and regulation, ya gk ribet dah, ikutin aja grand rules sfth kita yang tercinta ini
untuk update, akan gua usahakan sehari sekali lah, atau dua hari sekali ya kalau worst casenya sih seminggu sekali.. hehehe.. maklum gua juga masih mengais rejeki di hidup yang keras ini..
Quote:
PROLOG
24 APRIL 2015
"tenang aja, jalan kamu masih panjang, masih banyak ikan di laut." itu kata2 nyokap gua setelah gua nyeritain panjang lebar ke dia kalau hubungan gua dengan si doi baru saja putus dengan sukses. "iya, ikan di laut emank masih banyak, tapi nelayan di darat juga masih banyak, ada yang pake jaring lagi." balas gua sewot.
hanya butuh 1 telepon untuk mengakhiri hubungan yang emank baru 2 bulan lebih gua bina dengan si doi. " aku gk bisa ngelanjutin hubungan ini dengan kamu" begitu kata doi untuk membuka percakapan kami malam itu di telepon. "kamu yakin?" tanya gua. "iya, aku yakin, selama ini tuh aku gk bisa sayang kepada kamu sebagai pacar, aku tuh sayang kamu sebagai abang." dan gua terdiam.
pikiran gua bergerak kearah pertama kali kami kenal, pada saat itu adalah tahun baru 2015 dan gua memulai pembicaraan dengan doi dengan mengucapkan selamat tahun baru. dari sanalah semua bermulai, simple.... dan tulus....
"maaf ya, aku gk mau kita melanjutkan hubungan ini untuk menyesal di kemudian hari." lanjutnya. gua tersadar dari lamunan gua, "tapi apakah putus adalah jalan terbaik?" balas gua. "aku sudah mikirin hal ini berkali2 sebelum ngomong sama kamu, dan aku pikir iya." yakinnya. "iya, aku tau kalau kamu udah ngomong kayak gini bearti udah kamu pikirin baik2, tapi apakah kamu tidak memiliki solusi lain?, apakah selama ini kita ada masalah?" jawabku."tidak, kita itu fine2 aja, masalahnya itu tidak di kita, tapi di aku, aku gk bisa sayang ke kamu sebagai seorang pacar, aku sayang kamu sebagai abang." tegasnya. gua kembali terdiam.
dan pikiran gua kembali ke saat gua pertama kali mengatakan i love you ke dia, rencana semula gua bakal mengajak dia keluar di hari valentine, tapi hari jumat 6 february, dia bilang ke gua kalau dia mendadak ada acara kampus di tanggal 14 februari, dia minta gua memajukan tanggal ke besoknya yaitu tanggal 7 februari. dan gua mengiyakan, jadilah kami keluar pada hari itu, kami bercerita tentang banyak hal, tentang kehidupan kampus dia, dan juga tentang kehidupan kerja gua. gua masih ingat ketika dia menggambar sebuah simbol smile di kaca mobil gua yang berembun pada saat mengantarkan dia pulang. gua masih ingat betapa nerveousnya gua pada saat itu. dan gua masih ingat ketika dia keluar dari mobil setelah mengucapkan good night ke gua. pada saat itu gua terdiam seribu bahasa, kata2 i love you itu seakan2 tidak bisa keluar dari mulut gua, dan gua baru tersadar setelah gua sampai di rumah. gua langsung chat dia "kamu bisa ke pintu asrama sebentar gk? ada yang mau aku omongin ke kamu" chat ku ke dia. dan dia menyanggupi, gua ngebut naik motor untuk menemui dia dan disanalah akhirnya gua menyatakan perasaan gua. "aku sayang sama kamu, kamu mau gk jadi pacar aku?" kataku, "jujur, aku nyaman sama kamu, tapi apakah ini tidak terlalu cepat? kita baru kenal selama sebulanan loh?". "tidak, aku yakin kita bisa menjalankan hubungan ini, selama kita berdua sama2 berusaha." tegasku. "apakah aku harus jawab saat ini juga?" tanyanya. "apakah kamu udah punya jawabannya?" tanyaku balik. "sudah, tapi aku belum yakin, aku butuh waktu buat mikir." jawabnya, "kalau kamu sudah punya jawabannya kenapa harus menunggu? it's now or never, besok2 aku tidak akan menerima jawaban apapun dari kamu." dia tertegun, "iya, aku mau." katanya. seketika perasaan gua lega, "makasih ya, aku janji selama kita berdua sama2 berusaham aku akan mempertahakan hubungan kita sebisa aku, i love you." lanjut ku diiringi dengan anggukan lembut darinya.
"aku udah kehabisan kata2 vin." kata ku, "maaf ya ko, aku gk bisa." balasnya. "apa gk ada yang bisa aku lakuin biar kamu mengubah keputusan kamu?" tanyaku, "gk ada ko, masalahnya ada di aku. aku gk bisa maksaain buat sayang ke kamu sebagai pacar" balasnya. "yasudah vin, kamu tau prinsip aku, selama aku masih sayang aku gk bakal bilang kata2 putus, kalau itu yang kamu mau, silahkan, aku akan ikuti keinginan kamu. aku udah siap, silahkan kamu keluarkan kata2 itu". nyerahku. dia terdiam lalu pelan tapi pasti, kata2 itu keluar "kita putus aja ya ko." "ok vin, as you wish, thanks ya udah mau mencoba menjalani sama aku selama dua bulan ini" sambungku, "iya maaf ya ko." balasnya. "gk perlu minta maaf vin, gk ada yang salah dalam hal ini, sudah ya aku tutup teleponnya" lanjutku. "bye ko."
malamnya gua merenung, dimana sih salahnya hubungan antara gua dan dia. kami jarang banget berantem, semua terasa fine2 saja. dia selalu sibuk dengan kegiatan kampusnya dan gua selalu sibuk dengan kegiatan kantor gua, tapi kami selalu bisa meluangakan waktu untuk sekedar sama2 bercerita tentang kehidupan kami sehari2. apakah umur? gua teringat pada saat ulang tahun 1 bulanan kami. kami melihat patung2 ramalan shio di SMB, "kamo shio apa?" tanyanya. "ayam, kamu?" jawabku, "tikus." katanya. "bearti kita beda 3 tahun ya, ya gk papalah, 3 tahun doank" balasku sambil terus menggandeng tangannya. apakah itu masalahnya? umur yang waktu itu kami remehkan dan kami hadapi dengan sombong apakah sekarang menjadi penyebab putusnya hubungan gua dengan dia? pikirku.
teman sekamar gua berkata pada gua, "sudah bro, dia masih kecil, masih labil, gk pantas lu ngegalauin orang labil gt." gua diam, tidak bisa berkata apa2, iya, mungkin emank udah saatnya berakhir. pikirku.
keesokan harinya semua biasa saja, tentu banyak hal yang terasa kurang dengan kelaurnya si doi di kehidupan gua. tapi gua bisa bertindak seakan2 gua baik2 aja di depan teman2 gua. gua masih bisa ketawa sama mereka, dan ketika ditanya gua masih bisa menjawab i'm okay dengan mantap. sampai pada malamnya teman gua ngeline, kamu gk perlu pura2 baik di depan aku, "i know how you fake that big smile and ai know all the stupid i'm okay lie you said, and i also know deep down inside you are bleeding." chatnya. "baguslah kalau lu tau, gua harus begitu, kalau gua gk gitu dia bakal merasa bersalah terus." jawab gue. "lu bodoh atau apa? lu udah dipermainkan gitu, masih aja mikirin kebaikan dia." balasnya. "selow, ini hal terakhir yang bakal gua lakuin buat dia, sebagai tanda terima kasih udah hadir di dalam hidup gua selama 2 bulan ini." balasku. "oklah, yang sabar ya, hope you moving on soon."
kata2 dia buat gua tersadar, pikiran gua kembali ke saat gua pacaran untuk pertama kalinya, kata2 "would you be my valentine?" yang gua pakai untuk nembak cewek pertama kalinya, sampa ke sekarang moment dimana pertama kalinya gua diputusin, setelah 8 kali menjadi pihak yang memutuskan hubungan.
selama ini gua bukan hanya gua, mungkin kita, terus pindah dari satu hubungan ke hubungan lainnya. seperti burng yang akan berimigrasi ketika tempat yang dia tempatin sekarang sudah terasa tidak nyaman. gua merasa seperti itu, mungkin gua udah gk bisa lagi menjadi tempat yang nyaman buat si doi. karena itu si doi memutuskan untuk berimigrasi. tapi yang menjadi pertanyaan gua, sampai kapan kita akan terus berpindah2 seperti ini. "i don't want to moving on soon, i want to settle soon. gua cape, selama ini terus pindah dari satu hati ke hati lain. proses perpindahan itu gk gampang bro, kita harus adaptasi lagi, mencoba mengenal lagi. gua hanya berharap gua bisa settle secepatnya, mungkin gk sama si doi, tapi gua harap pengalaman gua dengan si doi akan membuat gua lebih berhati2 dalam mencari tempat bernaung gua di kedepannya." jawab gua.
- gua sangat menerima kritik dan saran, Komen atopun yang mau nenda.
- kepo?? silahkan, pasti dijawab koq
the last but not least, thank you, and enjoy..