Maaf bila yang saya sampaikan ini adalah sebuah semoga saja belum Kalau belum ya teman-taman bisa kasih ane :
atau
Menurut saya memang benar sekali sifat menunda-nunda itu adalah penyakit yang susah saya hilangkan pada diri saya. Tapi saya juga yakin, pasti agan-agan dan aganwati juga punya sifat menunda-nunda. Oleh karena itu, saya akan berbagi ilmu dan pengalaman yang saya lakukan setelah diberikan arahan oleh saudara JEFFERY COMBS. Beliau adalah Pendiri Golden Mastermind Seminars, Inc.Menurut beliau menunda-nunda adalah :
Quote:
SIKAP MENUNDA-MENUNDA ADALAH AKIBAT BUKAN SEBAB
Karena pada diri kita semua kadang sering sekali menunda-nunda. Sikap menunda-nunda bisa didefinisikan sebagai menunda-nunda Tugas atau rangkaian tindakan yang diniatkan, meskipun tahu hal itu akan mendatangkan rasa malu atau bersalah. Sikap menunda-nunda adalah Akibab, bukan Sebab. Anda tidak menunda-nunda karena Anda orang yang menunda-nunda. Anda menunda-nunda karena da berbagai sebab yang menciptakan akibat sikap menunda-nunda. Supaya bisa mulai mengatasi sikap menunda-nunda, penting untuk memahami mengapa Anda bersikap demikian.
Quote:
SIKAP MENUNDA-NUNDA ADALAH WABAH
Terus terang,sikap menunda-nunda adalah wabah, dan wabah hanya bisa disembuhkan jika akar masalahnya ditemukan.
Jika ini memang sangat bermanfaat untuk Agan-agan dan Agawanti, maka berikan saya dukungan untuk menceritakan tentang pengalaman beliau untuk menghindari sifat Menunda-nunda.
ok langsung aja ya ane ceitakan, soalnya panjang banget, kalau dijadikan bagian bisa menjadi 9 bagian bab.
Spoiler for BAB SATU, Apa itu sikap Menunda-nunda?:
Sekilas Pandang Tentang Sikap Menunda-nunda
Quote:
Pada awal karier wirausaha saya, saya menyadari kecenderungan besar terbangunnya sikap menunda-nuda di tim-tim penjualan besar di AS. Orang menghadiri pertemuan, acara, seminar, konvensi, pelatihan, serta kelompok mastermind saya, lalu pulang dengan perasaan tercerahkan dan antusias. Kemudian, mereka tiba di rumah, kembali ke lingkungan asal mereka, dan kembali menunda-nunda alih-alih bersikap produktif.
Orang-orang ini bergabung dalam apa yang telah saya sebut program perlindungan saksi, yang berararti mereka tidak akan membalas telepon saya atau menjawab surel saya-saya tak akan pernah mendengar kabar mereka lagi. Awalnya, hal itu mengganggu saya. Saya terkejut mendapati begitu sedikit orang benar-benar mewujudkan niat mereka. Mereka berniat melakukan tindakan yang diperlukan, tapi mereka tidak beanr-benar berkomitmen.
Akhirnya, saya mendapati bahwa itu perilaku lazim di sebagian besar masyarakat. Presentase besar orang menginginkan perubahan, tapi mereka gagal mengambil tindakan karena perjuangan dan kesukaran telah menjadi identitas mereka sehingga perubahan serta keberhasilan akan mengingkari jati diri mereka. Sikap menunda-nunda sudah ada sepanjang eksistensi manusia, walaupun pada masyarakat zaman dulu panen yang terlambat bisa membuahkan kelaparan. Pada tahun 800 SM, Penyair Yunani, Hesoid, menyamakan sikap menunda-nunda dengan dosa atau rasa malas. Saat masyarakat bergerak memasuki abad industri, menunda-nunda menjadi lebih mudah karena mesin memungkinkan manusia bekerja lebih sedikit.
Sekarang, pada era modern ini terutama era Teknologi, sikap menunda-nunda berjaya tidak menaruh perhatian, bersiap-siap untuk menyiapkan diri, berselancar di Internet, memainkan permainan komputer, menonton pemangkas penghasilan elektronik maksudnya tuch televisi hanyalah beberapa cara sebagian besar orang menghindar melakukan apa yang mereka niatkan tapi tak pernah berkomitmen penuh untuk jalankan : mimpi, tujuan, bahkan sejumlah komitmen mereka. Seperti halnya Facebook, Twitter, dan berbagai bentuk media sosial lain telah menciptakan cara yang benar-benar baru untuk menunda-nunda. "Aku akan melakukan penjajakan prospek di Facebook" Batin Anda berkata itu. Namun semua itu tidak terlaksana, karena adanya alih-alih, Anda malah membaca semua Posting, tapi tidak melakukan penjalinan hubungan sama sekali karena tergoda untuk menghindari rasa sakit dari kepedihan yang Anda persepsikan. Itu contoh bagus dari menjadi sibuk ketimbang produktif. Godaan media sosial memungkinkan Anda menunda apa yang mestinya Anda lakukan apa yang sebenarnya Anda sekadar ingin lakukan. Tunduk pada Godaan-godaan itu jelas menuntut biaya. Hal itu bisa merugikan Anda dari segi waktu dan uang. Lebih penting lagi, hal itu bisa menyebabkan Anda mengalami rasa bersalah dan perasaan hina, tingkat perasaan terendah yang kita transmisikan kepada orang lain secara telepatis lewat getaran-getaran emosional kita. Sejumlah tingkat perasaan tertinggi yang kita getarkan adalah cinta, kedamaian, dan ketentraman-saya yakin Anda sepakat bahwa itu emosi-emosi yang sulit terwujud bila berada di tengah-tengah sikap menunda-nunda.
Diubah oleh Atharsukses 23-07-2015 09:45
0
2K
Kutip
20
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru