Setelah membintangi film 'Sang Pencerah', aktor watak Lukman Sardi mengaku memperoleh pencerahan tentang kehidupan. Pemeran utama dalam film garapan Hanung Bramantyo itu menyatakan dapat banyak belajar dari tokoh pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan.

"Dalam hidup ini, kita harus berani, ngeyel, tapi kita harus mempunyai fakta dan bukti yang bisa dipertanggungjawabkan," katanya beberapa waktu lalu di Yogyakarta.

Baginya tokoh seperti Ahmad Dahlan adalah figur yang langka pada masanya, bahkan untuk saat ini. "Dia (Ahmad Dahlan -red) mau membenarkan apa yang dianggapnya salah. Tapi yang ada sekarang malah ada orang tau itu salah tapi ga mau membenarkannya," ujarnya.

Lukman menyatakan kekagumannya terhadap tokoh besar Ahmad Dahlan, yang meski pada waktu itu masih berusia sekitar 20 tahun telah berani melakukan hal-hal besar yang mampu memberikan pencerahan bagi masyarakat dengan meluruskan arah kiblat yang melenceng.

Selain bisa belajar tentang keberaian dan kebenaran, aktor kehahiran Jakarta, 14 Juli 1971 itu juga mengaku bisa belajar banyak mengenai perbedaan dalam berbagai macam hal khususnya dalam hal agama dan kepercayaan.

"Ahmad Dahlan orang yang pluralis. Beliau mengajarkan kerukunan antarumat beragama serta memegang kendali Islam yang saling melindungi antar sesama manusia," tambahnya.

Untuk itu, Lukman menegaskan bahwa film 'Sang Pencerah', selain sebagai film sejarah dan perjuangan tentang Muhammadiyah, juga sebagai media mengkritisi keadaan saat ini di tanah air yang ternyata juga berlaku di masa Ahmad Dahlan.
Sumber
======================================================================


Buffer videonya, bahkan sebelum maen film "Sang Pencerah" udah labil

Allah akan membuka semua kemunafikan... dan sekarang terbukti
Isu Pluralisme beberapa tahun yang lalu akhirnya terjawab..

Yang gembar-gembor Pluralis tidak lebih dari gerombolan orang-orang labil dan cetek ilmu Islam-nya...

Tinggal Nunggu Hanung Bramantyo...

Kalo biasanya orang yang bertaqwa dilabeli sbg orang sok suci dan munafik

Maka ini Extraordinary Munafik