Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

galuhpramestiAvatar border
TS
galuhpramesti
Biadab Kakek penderita Stroke di eksploitasi Menjadi Badut jalanan di sidoarjo
Quote:





Lengan kanannya bergetar, kaki sebelah kanannya terseok saat pria ini berjalan menyeberangi pintu tol Sidoarjo menuju trotoar Lippo Mall, Minggu (14/6/2015).

Pria ini mengenakan kostum merah yang mencolok, sementara tangan kirinya merangkul topeng berwarna kuning yang tampak usang.

Namanya Suaedi. Dari raut wajahnya, usianya sekitar 60 tahun. Dia berjalan tertatih di depan Lippo Mall Sidoarjo mengenakan kostum merah dan merangkul topeng tokoh kartun Winnie the Pooh di tangan kiri.

Di dalam topengnya terdapat beberapa lembar uang seribu. Entah sudah berjalan dari mana, pria ini hanya mengacungkan telunjuknya ke arah Jalan Cemeng Kalang, Sidoarjo.

"Saya tidak apa-apa, saya mau ke sana," ujarnya kepada suarasurabaya.net Minggu pagi.

Setiap pagi, Suaedi menumpang angkot dari rumahnya di Driyorejo menuju ke tengah Kota Sidoarjo untuk mencari nafkah dengan kostum Winnie the Pooh-nya itu.

Hidup sebatang kara, pria ini bersikeras menghidupi dirinya sendiri dan tidak bergantung pada belas kasih orang lain.

Kadang, sebagaimana yang ia katakan, bila penghasilannya selama sehari tidak cukup untuk biaya pulang, dia tidur di mana pun dia merasa lelah.

Wajar bila pria ini seharusnya tidak mampu berjalan terlalu jauh. Tangan kanannya yang bergetar dan kaki kanannya yang terseok saat berjalan adalah akibat penyakit stroke yang dia derita dua tahun belakangan.

Akibat penyakit itu pula, saat berbicara beberapa pelafan kata sudah tidak lagi terdengar jelas.

Entah bagaimana keadaan Suaedi, kini. Dia hanya terus berjalan ke Jalan Cemeng Kalang. Meneruskan pekerjaannya menghibur anak-anak dengan topeng Winnie the Pooh yang tampak usang


penampakan beliau :









UPDATE BERITA 1 :

Minggu siang, Husni bersama petugas Dinsosnakertrans mendatangi Kakek Suwadi yang masih berada di kawasan Lippo Mal Sidoarjo. Namun, ketika petugas mengajaknya turut ke Liponsos Sidoarjo, tiba-tiba datang seorang perempuan mengaku sebagai putri Kakek Suwadi.

Karena bersikeras untuk ikut, petugas Dinsosnakertrans pun mengajak sekalian.

Di Liponsos Sidoarjo, petugas melakukan pemeriksaan untuk mengetahui latar belakang Kakek Suwadi. Berdasarkan identitas kependudukannya, Kakek ini ternyata telah berusia 74 tahun.

Pria yang juga diketahui kelahiran Surabaya ini tercatat sebagai warga Dusun Bulu, Kelurahan Sawo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto.

Sementara perempuan yang mengaku sebagai putrinya, akhirnya mengaku sebagai istri Kakek Suwadi kepada petugas Liponsos Sidoarjo.

"Setelah sebelumnya mengaku anaknya, ibu itu akhirnya mengaku sebagai istrinya," ujar Husni kepada suarasurabaya.net Minggu malam. Perempuan itu mengaku bernama Karsi.

Masih di hari yang sama, kata Husni, seorang laki-laki yang mengaku bernama Muadi datang ke Liponsos Sidoarjo meminta agar Suwadi dan Karsi diperbolehkan pulang ke Mojokerto. Pria itu mengaku sebagai anak Suwadi dan Karsi.

Tidak datang sendiri, Muadi ditemani oleh saudaranya yang bernama Iwan yang mengaku sebagai anggota kepolisian Mojokerto.

"Waktu itu saya masih di Madura. Petugas Liponsos telepon saya, dan saya meminta agar mereka tidak diizinkan pulang dulu," kata Husni.

Husni merasa, ada yang janggal dengan Kakek Suwadi dan istrinya ini. Sebab itu, dia perlu menggali lebih dalam tentang siapa sebenarnya kakek ini.

Fenomena Kakek Suwadi ini telah menjadi perbincangan netter E100. Kini jangkauannya lebih dari 6,5 juta dengan lebih dari 143 ribu like, 15 ribu komentar, serta lebih dari 21 ribu netter E100 yang berbagi posting ini di kronologi facebook.

Beberapa Netter E100 dan pendengar Suara Surabaya sebelumnya melaporkan melihat kakek ini berjalan mengenakan pakaian badut Winnie the Pooh di sekitaran Sidoarjo. Beberapa di antaranya bahkan pernah berbincang langsung di lokasi yang tidak jauh dari pantauan

UPDATE BERITA 2
Di Liponsos Sidoarjo, Kakek Suwadi (74 tahun) dan Karsi, perempuan yang mengaku istri kakek badut penderita stroke itu, ditempatkan di ruangan yang terpisah. Sejak diajak ke Liponsos Sidoarjo, Minggu (14/6/2015) siang, Karsi terus meminta untuk diizinkan pulang ke Mojokerto.

Memang, selama setahun meraup nafkah sebagai badut Winnie the Pooh di sekitar Lippo Mal Sidoarjo, keduanya tetap tinggal di Dusun Bulu, Desa Sawo, Kecamatan Jetis, Mojokerto.

Demikianlah yang dikatakan oleh Karsi kepada Husni Tamrin Kepala Dinsosnakertrans Sidoarjo, ketika suarasurabaya.net berkunjung ke sana, Minggu malam.

Untuk menempuh jarak Mojokerto - Sidoarjo, Karsi mengaku mereka berangkat pagi-pagi naik bus ke Terminal Bungurasih, lalu naik kendaraan umum hingga sampai di tempat mereka biasa bekerja. Mereka bekerja dengan kostum badut masing-masing kadang hingga petang.

"Yang didapati oleh petugas, sampai tadi siang (Minggu siang, Red) mereka sudah membawa uang Rp268 ribu," ujar Husni Tamrin kepada suarasurabaya.net.

Husni kembali menanyakan kepada Karsi dan Suwadi yang diminta duduk berdampingan di sebuah ruangan di Liponsos Sidokare, Sidoarjo.

"Sehari bisa dapat berapa?" tanya Husni. "Ya sekitar 150 ribu sampai 160 ribu." jawab Karsi, perempuan yang sempat mengaku kepada petugas Dinsosnaker sebagai putri Suwadi.

"Kalau hari Minggu bisa lebih, sekitar 200 ribu sampai 250 ribu," tambahnya.

Namun, apa yang dikatakan oleh Karsi berbeda dengan apa yang dikatakan oleh Suwadi.

Ketika Karsi diminta untuk istirahat lebih dulu ke kamar yang sudah disediakan oleh petugas Liponsos Sidoarjo, tinggal Suwadi yang diminta tetap duduk di ruangan tersebut. Saat itu, Husni kembali menanyakan pertanyaan yang sebelumnya sudah dijawab oleh Karsi.

"Kalau sudah 500 (ribu) baru pulang ke Mojokerto lagi," kata Suwadi dengan bahasa jawa kromo. Kadang-kadang, tambahnya, mereka bisa mendapatkan lebih dari jumlah tersebut.

Namun mereka berdua tidak bekerja setiap hari. Rata-rata setiap minggunya mereka hanya bekerja selama empat hari. Terutama pada hari Sabtu dan Minggu, lalu memilih dua hari pada hari kerja.

"Senin, Selasa Rabu libur, Kamis, Jumat libur, Sabtu Minggu biasanya ramai," ujar pria kelahiran Surabaya pada tahun 1940 itu.

Sehingga, bisa diperkirakan penghasilan mereka dalam sebulan antara Rp8 juta hingga Rp9 juta.

Selama setahun bekerja sebagai badut di Sidoarjo, Suwadi mengaku bisa membangun rumah di Dusun Bulu, Desa Sawo, Kecamatan Jetis, Mojokerto itu.

"Habis 70 (juta rupiah, Red)," kata Suwadi. Tidak hanya itu, Suwadi juga menyebutkan, hasil kerjanya untuk membeli sebuah sepeda motor Yamaha vixion dan sebuah sepeda motor matic yang dia lupa merknya.

SUMBER : http://www.suarasurabaya.net/kelanak...fqm12015153937


JELAS DI EKPLOITASI KELUARGA : untuk membeli sepeda motor vixion dan matic apakah sang kakek bisa menggunakanya??? emoticon-Mad (S) emoticon-Mad



KOMENT ANE :

Kembali kita di ingat kan untuk lebih menyayangi kedua orang tua kita , sebagai anak lapangkan hati merawat orang , dan sebagai orang tua beri kesempatan anak untuk berbakti . Juga sebagai manusia memberi walau sedikit tapi penuh kasih. Semoga semuanya di beri kebaikan hati yang tulus biarkan orang tua menikmati masa tuanya dengan indah.. anak harus bisa merawat dan membahagiakan mereka ..

yang masih punya Ayah & IBU bisa jadi renungan .,,,,
Diubah oleh admin 09-07-2015 17:55
0
21K
121
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan