RMOL. Permasalahan utama yang sedang dihadapi Pemerintah saat ini adalah lemahnya koordinasi antara Presiden Joko Widodo tehadap menteri dan lembaga di bawahnya.

Demikian disampaikan pakar politik Prof. Bahtiar Effendi usai diskusi "Evolusi ISIS di Indonesia" di gedung FISIP UIN Jakarta, Selasa (5/5).

"Seorang pemimpin harus bisa melakukan koordinasi dengan baik. Kalau tidak bisa ya, menyia-nyiakan potensi yang ada, mubazzir," tegasnya.

Dalam amatan Dekan FISIP UIN Jakarta ini,  selama enam bulan terakhir ini tidak terlihat koordinasi yang baik antara Presiden, Menteri dan Seskab maupun Staff Kepresidenan.

Salah satu kesalahan paling fatal pernyataan Jokowi bahwa Indoensia masih memiliki utang terhadap IMF. Namun Presiden SBY mengoreksi. "Saya jadi bertanya-tanya soal keuangan atau utang itu kewenangan siapa? Ini persoalan serius," ungkapnya.

Jika persoalan koordinasi saja tidak becus diurus, dia pesimistis peramasalahan ekonomi yang makin membebani masyarakat akan teratasi. Terutama persoalan harga-harga bahan pokok yang terus meningkat sementara daya beli masyarakat terus turun.

Bahtiar pun curiga, Jokowi tak sadar jika permasalahan bangsa terutama soal koordinasi antar menteri dan masalah ekonomi yang semakin membebani sudah semakin memuncak.

Makanya tak heran jika banyak lembaga survei yang menemukan bahwa kepecercayaan masyarakat terhadap Jokowi sudah di bawah 50 persen. "Saya curiga Presiden Jokwoi tak lihat ini sebagai persoalan. Ini yang jadi problem," demikian Bahtiar. [zul]

http://m.rmol.co/news.php?id=201490

Betul sekali prof