Presiden Joko Widodo telah melakukan upaya adu domba kelompok buruh dengan mengajak pimpinan buruh makan siang dan pergi ke Semarang dengan menggunakan pesawat kepresidenan.

Pernyataan itu disampaikan pengamat politik Muslim Arbi kepada intelijen (30/04). “Ini strategi adu domba, atasannya diajak makan, gerakan di bawah bisa terpecah,” kata Muslim Arbi.

Di sisi lain, kata Muslim, kalangan buruh melihat banyak kebijakan Jokowi yang justru membebani masyarakat bawah. “Buruh inginnya ganti sistem dan ganti pemerintahan, tetapi para pemimpin buruh berjanji dalam demonya tidak akan menyuarakan pergantian kekuasaan. Ini artinya gerakan buruh tidak ada artinya,” kata Muslim.

Menurut Muslim, gerakan buruh itu tidak harus dalam berdemonstrasi tetapi memberikan pendidikan politik terhadap masyarakat. “Pendidikan itu disuarakan dalam demonstrasi dan selebaran bahwa kepemimpinan saat ini tidak perlu dipertahankan karena telah menyengsarakan kaum buruh dan rakyat kecil,” jelas mantan aktivis ITB era 80-an ini.

Muslim mengingatkan, dalam acara peringatan hari buruh 1 Mei 2015 perlu diwaspadai adanya menyusup yang berusaha untuk mendeskreditkan gerakan buruh. “Perlu diwaspadai rezim ini bisa semaunya saja termasuk mendeskreditkan gerakan buruh,” pungkas Muslim.

SUMBER

si muslim arbi mungkin kepengen di ajak makan juga kali ya gan