Jakarta - Setelah beberapa kali PSSI terlibat "perseteruan" dengan pemerintah, akhirnya badan sepakbola Indonesia itu dinyatakan dibekukan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Surat sanksi kepada PSSI itu ditandatangani oleh Menpora Imam Nahrawi per tanggal 17 April 2015, bernomor 01307 tahun 2015, dan dirilis pada hari ini, Sabtu 18 April 2015, di saat PSSI sedang menggelar Kongres Luar Biasa di kota Surabaya.

Ini adalah puncak sikap Imam Nahrawi sejak terpilih sebagai menpora, di mana sejak awal ia bertekad ingin ikut membenani tata kelola sepakbola di tanah air, yang dinilai oleh sebagaian besar masyarakat sudah terlalu kusut.

Proses pembekuan itu dimulai dengan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) yang melakukan verifikasi kepada klub-klub yang akan mengikuti ISL musim 2015, yang mengakibatkan kick-off diundur dua bulan setelah direncanakan PT Liga Indonesia.

Setelah dua bulan, diputuskan bahwa hanya 16 klub yang dinyatakan lolos, sedangkan dua lainnya tidak, yaitu Arema Cronus dan Persebaya Surabaya.

PT Liga dan PSSI menentang keputusan tersebut, dan membiarkan Arema dan Persebaya melangsungkan pertandingannya sebanyak dua kali. Belakangan PSSI bahkan menghentikan sementara kompetisi, sambil menunggu kongres.

Atas hal itu Kemenpora pun menjatuhkan surat teguran pertama, kedua, dan ketiga, karena teguran mereka tak juga diindahkan. Terakhir, keputusan pun diambil: segala aktivitas PSSI dinyatakan tidak diakui oleh negara.

Salah satu konsekuensi yang paling sering disebut-sebut adalah PSSI kemungkinan besar akan dijatuhkan sanksi oleh FIFA, dan salah satu kemungkinan terbesarnya adalah skorsing dari keanggotaan badan sepakbola dunia itu.

Selama ini banyak suara dari kalangan masyarakat yang meminta PSSI ditertibkan, karena sepakbola Indonesia kerap bermasalah, mulai dari dugaan pengaturan skor, mafia, sepakbola gajah, gaji pemain yang tak dibayar, sampai pada prestasi timnas yang mandek.

Sejak tahun 2010 polemik negara dengan PSSI sudah terjadi, mulai dari Menpora Andi Mallarangeng sampai Roy Suryo.
sumur

Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga akhirnya menjatuhkan hukuman kepada Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Semua aktivitas mereka tidak diakui.

Surat pembekuan bernomor 01307 tahun 2015 tersebut dirilis Kemenpora pada hari ini, setelah ditandatangani langsung oleh sang menteri, Imam Nahrawi, per 17 April 2015.

"Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Menteri Pemuda dan Olahraga tentang Pengenaan Sanksi Administratif berupa Kegiatan Keolahragaan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia tidak diakui."

Demikian antara lain isi surat tersebut. Alasan-alasan yang disebutkan adalah secara de facto dan de jure sampai dengan tenggat batas waktu yang telah ditetapkan dalam tiga teguran tertulis, PSSI nyata-nyata secara sah dan meyakinkan telah terbukti mengabaikan dan tidak mematuhi kebijakan Pemerintah melalui Teguran Tertulis dimaksud.

Saat ini masih berlangsung Kongres Luar Biasa PSSI di Surabaya, yang diwarnai dengan aksi demonstrasi puluhan ribu suporter Persebaya 1927 (bonek).
sumur