.RAJASANAGARA.Avatar border
TS
.RAJASANAGARA.
Izin Proton Jualan, Bukan Investasi . Jokowi Tak Tahu Isi MoU Proton-Adiperkasa
Izin Proton Jualan, Bukan Investasi
Jokowi Tak Tahu Isi MoU Proton-Adiperkasa


10/02/15, 05:20 WIB


JAKARTA – Munculnya Proton Holdings Berhad dalam proyek mobil nasional (mobnas) tak hanya mengagetkan pelaku industri otomotif dan masyarakat, tetapi juga Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Badan yang menjadi ’’pintu’’ yang harus dilalui setiap perusahaan asing yang hendak menanam modal di Indonesia itu sudah mengecek status Proton Holdings Berhad. Hasilnya, Proton tidak memiliki izin investasi produksi, namun hanya izin penjualan.

Kepala BKPM Franky Sibarani menyatakan bahwa izin investasi yang dimiliki perusahaan otomotif asal negeri jiran itu hanya investasi distributor. ’’Kalau Proton untuk izin investasi manufaktur tidak tercatat. Adanya memang lebih pada distribusi. Hanya dalam koridor itu,’’ jelas Franky di kantornya (9/2)

Terkait kerja sama antara Proton dan perusahaan milik Hendropriyono, Adiperkasa Citra Lestari (ACL), Franky mewajibkan keduanya memiliki izin investasi dari pihaknya. Sebab, status investasi tersebut penanaman modal asing (PMA). ’’Kalau itu, mereka (keduanya) harus lapor. Karena statusnya kan PMA,’’ kata Franky.

Jika izin sudah didapat pun, Proton dan ACL tidak otomatis bisa mengklaim produknya sebagai mobnas. Franky memaparkan, untuk proyek mobnas, setidaknya harus menggunakan paling tidak 90 persen komponen lokal atau tingkat kandungan dalam negeri (TKDN). Jika produsen telah memproduksi mobil dengan kandungan lokal sebanyak itu, produknya bisa dikategorikan sebagai mobnas. ’’Bagi kami BKPM, mobnas itu harus memiliki TKDN di atas 85 atau bahkan 90 persen,’’ jelasnya.

Dengan hanya izin berjualan di Indonesia, Proton terbukti kurang berhasil merebut pasar. Berdasar data Gaikindo pada 2014, penjualan Proton Edar Indonesia (PEI) selaku agen tunggal pemegang merek (ATPM) cukup mengenaskan. Sepanjang 2014, mobil Proton hanya terjual 523 unit. Model paling laris adalah Exora Star 1.6 transmisi manual dengan capaian 194 unit. Disusul Exora Star transmisi matik dengan angka 142 unit. Tipe ini menjadi tulang punggung penjualan PEI sepanjang tahun lalu.

Klarifikasi Presiden

Sementara itu, setelah menjadi polemik ramai selama tiga hari, Presiden Jokowi akhirnya memberikan penjelasan terkait acara kunjungan dan penandatanganan kerja sama dengan produsen mobil Malaysia Proton Sabtu lalu (7/2). Di sela-sela acara kunjungannya ke Filipina kemarin, Jokowi menegaskan bahwa penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) antara Proton Holdings Bhd dan PT Adiperkasa Citra Lestari tidak melibatkan pemerintah Malaysia dan Indonesia.

Penjelasan Jokowi itu disampaikan untuk meluruskan isu yang simpang siur tentang adanya kesepakatan proyek mobil nasional yang menggandeng Proton Malaysia. ’’Itu (MoU Proton-Adiperkasa) business-to-business (kerja sama antar perusahaan),’’ ujar Jokowi di tempatnya menginap di Hotel Diamond, Manila, Filipina,sebagaimana keterangan resmi yang dirilis Sekretariat Kabinet kemarin (9/2). Jokowi berada di Manila dalam rangka lawatan ke tiga negara, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Filipina. Tengah malam tadi, Jokowi dijadwalkan tiba di tanah air.

Jokowi mengatakan, dirinya hadir dalam penandatanganan MoU dua perusahaan tersebut dalam rangka memenuhi undangan mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad, yang merupakan penggagas Proton, dan PM Malaysia Najib Tun Abdul Razak. ’’Jadi, kemarin karena diundang Doktor Mahatir dan Pak PM Najib. Ya, saya datang. Jadi masih awal-awal sekali,’’ ujar Jokowi.

Lantas, apakah benar Proton akan digandeng PT Adiperkasa Citra Lestari (ACL) untuk memproduksi mobnas di Indonesia? Menurut Jokowi, program mobnas butuh persiapan matang. Bahkan, studi kelayakan pun belum dilakukan Proton dan ACL. ’’Jadi sama sekali belum siap,’’ ucapnya.

Mantan wali kota Solo yang pernah memopulerkan mobil Esemka itu mengungkapkan, dirinya pun tidak mengetahui detail kerja sama yang akan dilakukan Proton dan ACL. Sebab, kerja sama tersebut memang murni antara dua perusahaan sehingga masih jauh jika dikaitkan dengan program mobil nasional. ’’Ditanyakan saja ke sana (pihak ACL, Red),’’ ujarnya.

Yang jelas, lanjut Jokowi, pemerintah akan mendukung siapa saja pelaku usaha yang ingin berinvestasi di Indonesia. Karena itu, rencana investasi Proton dari Malaysia ataupun produsen otomotif lain dari Korea, Jepang, maupun negara-negara lain akan disambut positif. ’’Sebab, kita memang butuh investasi,’’ katanya.

Penjelasan Jokowi yang menegaskan bahwa MoU Proton dan ACL Sabtu lalu bukan untuk program mobnas bisa jadi benar. Namun, dalam foto tentang acara tersebut, sulit dibantah bahwa itu adalah event yang melibatkan pemerintah dua negara. PM Najib berdiri persis di samping kanan Jokowi yang berada di tengah dengan diapit dirinya dan Mahathir. Ketiganya menyaksikan A.M. Hendropriyono sebagai CEO ACL dan CEO Proton Dato’ Abdul Harith Abdullah yang sama-sama sedang menandatangani MoU tersebut. Di belakang mereka, terpampang backdrop besar yang di antaranya bertulisan ’’Indonesia National Car’’ atau bisa diterjemahkan bebas sebagai mobil nasional. (owi/ken/wir/c17/kim)

jawapos.com

Gimana sih pak, diajak kesini kesono mau. mending di cek dulu maunya apa daripada bikin gaduh seisi nusantara emoticon-Malu
0
5.7K
79
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan