Denny Imbau Budi Gunawan Mundur

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Calon Kapolri Komjen Pol Budi Gunawan, mangkir dari pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), pada Jumat lalu, (30/1).
Hal itu disayangkan oleh mantan Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Denny Indrayana. Kata dia tindakan itu tidak gentle atau jantan. Kepada wartawan di kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) , Jakarta Pusat, Minggu (1/2/2015),


Denny mengaku kekecewaannya terhadap Budi tidak hanya soal mangkir dari pemeriksaan, akan tetapi juga gugatan praperadilan Budi untuk KPK yang telah menetapkan status tersangka untuknya. Padahal menurutnya dalam pasal 77,78 dan 80 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), diatur bahwa penetapan status tersangka bukanlah materi dari gugatan praperadilan.


Ia menduga Polisi sengaja men"salahkaprah"kan penafsiran hukum, demi menyelamatkan Budi.
"Istilah hukumnya ini jurus pendekar mabuk, (Polisi) sengaja menyalahkaprahkan dengan jurus pendekar mabuk," katanya.


Praperadilan kata Denny bisa digunakan untuk proses paksa, salah satunya adalah penangkapan yang tidak patut secara administratif.
Menurutnya Justru Wakil Ketua KPK,
Bambang Widjojanto yang ditangkap dan di tersangkakan oleh Polri, pasca penetapan tersangka Budi. Justru Bambang malah tidak mengajukan hal itu.

"(Budi) Sangat berbeda dengan mas BW (Bambang) yang gentlement.
Dia mengundurkan diri dari KPK. BG (Budi) disindir halus, terang-terangan, tidak mundur-mundur," ujarnya.

Dengan hal-hal yang dilakukan Budi, menurutnya mantan ajudan presiden ke-5 Megawati Sukarnoputri itu tindakannya tidak mencerminkan seorang calon Kapolri.

Ia berharap Budi mundur.
"Untuk orang seperti ini yang tidak mau mundur, tidak punya sikap gentlement untuk menghadapi hukum, menurut saya tutup buku lah jadi kapolri. Skenario melantik orang seperti ini tidak dapat ditoleransi," tandasnya.

MukaBadak.com