Sekapur Sirih :
Kita menyadari bahwa kita adalah makhluk ciptaan Tuhan. Semua yang ada di dunia ini hanyalah bersifat sementara saja, tidak ada yang abadi.
Pada dasarnya, manusia telah diberi kelebihan oleh Tuhan yang tidak dimiliki oleh makhluk Hidup yang lain. Manusia hanya tinggal memilih, akankah menggunakan jalan yang baik atau sebaliknya.
Seperti yang sudah dijelaskan oleh Imam Ghazali dalam buku “kimia Kebahagiaan”, manusia memiliki kemampuan untuk mengatur dan mengukur dirinya sendiri.
Dengan kerendahan hati yang paling dalam dan salam hormat kepada para sesepuh dan para ahli, ijinkan saya sedikit mengulas berdasar pengalaman pribadi tentang pengembangan diri dan mohon sharingnya dari agan-agan dan sesepuh-sesepuh, agar dapat memaksimalkan kelebihan yang diberikan Tuhan kepada diri kita.

PEMAHAMAN “AKU IKU MANUNGSO” atau “Aku Adalah manusia”
Aku : bahasa untuk Tuhan yang berarti Tuhan itu sendiri
Iku : Adalah,
Manungso/manusia : Manusia
Jadi pemahaman “Aku Iku manungso” adalah makhluk ciptaan Tuhan yang didalamnya tertanam sifat-sifat dari Tuhan itu sendiri, contoh : Maha melihat, maha mendengar dll.

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK TUHAN
Manusia diciptakan Tuhan, telah membawa sifat2 Illahi. Sifat-sifat tersebut dapat menjadi kekuatan maupun kendala dalam kehidupan sehari2, untuk itu, kita harus memahami sifat-sifat kita agar dapat menahan hawa nafsu dan mencapai tingkatan keilmuan sejati yang mumpuni.
Adapun sifat-sifat tersebut a.l :

1. Awalan
Tiap manusia mempunyai awalan, awalan yang baik ataupun yang buruk. Awalan adalah permulaan dari suatu tindakan pada manusia. Jadi, saat manusia melakukan suatu tindakan awal, itu adalah sifat awalan dari manusia itu sendiri.

2. Purwa ato wiwitan
Sifat wiwitan lebih didasarkan pada sebab musabab dilakukannya suatu tindakan awal. Wiwitan bisa dimulai dari yang baik maupun yang buruk. Pada hal wiwitan inilah, manusia akan berasumsi bahwa apa yang dilakukannya pada dasarnya adalah suatu yang benar, padahal itu belum tentu. Wiwitan inilah dasar dari tindakan kita untuk memilih apakah mengawali sesuatu yang baik ato yang buruk.

3. Langgeng ato tetap ato istiqomah
Sebagian besar dari kita, seringkali mempunyai sifat dan pandangan yang berbeda-beda dalam waktu-waktu tertentu. Sekarang A besok bisa B. Kalo kita menyadari akan sifat langgeng, kita akan belajar dan mencoba, mengapa kita bisa melakukan hal-hal yang kurang baik menjadi melakukan hal-hal yang baik. Sifat langgeng menentukan sekali pada kemampuan kita nantinya pada saat kita masuk ke lingkup pemahaman kemampuan sejati diri, karena segala tindakan kita menjadi dasar dari kemampuan tersebut.

4. Jumeneng Pribadi ato berdiri sendiri
Tiap manusia dalam mengambil tindakan, akan bersifat berdiri sendiri. Segala sesuatu yang memutuskan adalah dirinya sendiri ato pribadinya. Orang lain hanya bersifat memberikan masukan. Jadi, apabila ada suatu tindakan yang kurang baik dilakukan, itu bukan salah orang lain, itu adalah salahnya sendiri dalam mengambil setiap keputusan, maka berhati-hatilah dengan masukan-masukan dari lingkungan kita sendiri.

5. Bedho-bedho atau berbeda
Tiap manusia, mempunyai adat dan sifat yang berbeda. Jadi kita jangan mudah tersinggung dan marah dengan orang lain yang berbeda pendapat dengan kita. Sadarilah, kita hanyalah makhluk Tuhan yang tidak mempunyai daya upaya. Satu dengan yang lainnya, tidak ada yang sama.

6. Tunggal (Ucap, niat/tekat, lampah/tindakan, sama)
Apa yang kita ucapkan, kita niati dan munculkan tekad dan dilaksanakan dalam tindakan.

Kita seringkali melakukan tindakan yang tidak tepat, yaitu tindakan yang tidak sama dengan apa yang sudah diniatkan dalam hati. Contoh : kita ingin pergi kerumah si A, ditengah jalan ketemu dg si B dan diajak kumpul di tempat si C, akhirnya kita ikut si B dan batal ke rumah A, maka itu termasuk tidak tunggal.
Efek dari sifat-sifat tersebut diatas akan memunculkan tindakan. Tindakan itulah yang akan menjadikan kita dapat menjadi satu sosok makhluk Tuhan yang dapat memunculkan sifat-sifat Tuhan itu sendiri ato tidak.
Tindakan-tindakan manusia akan memunculkan efek yang berhubungan dengan alam semesta dan tubuh manusia itu sendiri. Setiap tindakan akan memunculkan suatu pemikiran yang tersambung dengan seluruh organ tubuh manusia.
Contoh : bila kita tidak memahami sifat bedho-bedho atau berbeda antara manusia dengan manusia yang lain, kita akan jadi pemarah dan pendengki kepada orang yang berbeda pendapat dengan kita, maka otomatis tekanan darah, metabolisme kita akan terganggu saat kita ketemu atau terpikir orang tersebut. Lama kelamaan bisa mempengaruhi organ-organ yang berhubungan dengan hal tersebut, seperti jantung.

Hubungan manusia dengan bagian alam semesta ciptaan Tuhan
Didalam Tubuh manusia, tercakup 4 bagian dari ciptaan Tuhan, yaitu :
Air : Darah, air dan semua yang bersifat cair
Angin : napas
Tanah : Organ tubuh
Api : Panas Tubuh

Dari pemahaman 4 bagian tersebut, kita juga dapat melihat dasar dari penyakit seseorang dan cara penyelesaiannya. Contoh : Sakit masuk angin, kedinginan, berarti dia kekurangan elemen api dalam tubuhnya, cara penyelesaiannya adalah dengan menambah faktor api dalam tubuhnya, contoh dengan olahraga, berjemur pagi hari dll.

Pemahaman “Sejati” Manusia
Sejati manusia sebenarnya diciptakan oleh Tuhan itu sendiri atau yang disebut juga area Tuhan atau “God Spot”. Kekuatan sejati didasarkan pada kemampuan diri kita sendiri untuk bisa memahami dan menjalankan sifat-sifat tersebut diatas dengan baik dan benar. Disinilah letak kemampuan manusia yang tidak terlihat mata dan mempunyai daya yang luar biasa atas kehendak Tuhan.

Hubungan antar “Sejati” Manusia
Sesungguhnya, Tuhan menciptakan manusia dengan menyertakan sifat-sifatnya dalam diri manusia itu sendiri. Dan bagi manusia yang mampu untuk menggunakan God Spot atau sejatinya, maka dia dapat berkomunikasi dengan manusia yang lain tanpa bertemu.
Menurut Imam Ghazali dalam bukunya kimia kebahagiaan, disebutkan bahwa manusia satu dapat mempengaruhi manusia yang lain baik dalam kebaikan maupun keburukan. Kebanyakan dengan cara tidak sengaja, tetapi dapat juga dilakukan dengan sengaja dan pasti yaitu menggunakan “sejati” manusia. Manusia dapat mengobati atau memperbaiki fisik manusia yang lain atau bahkan sebaliknya, merusaknya, mempengaruhi, dll.
Sejati adalah milik manusia dan itu ada di dalam manusia itu sendiri, berbeda dengan jin atau makhluk ghaib yang lain.
Manusia juga bisa menerawang atau melihat manusia yang lain, yang jaraknya ribuan kilometer dengan memanfaatkan elemen Tuhan tersebut, sehingga, antar manusia melihat seperti bagian Tuhan melihat bagian Tuhan yang lain dan itu bila Tuhan berkehendak, tidak ada yang sulit bagi manusia.
Sejati tidak hanya bisa untuk berkomunikasi dengan manusia, tetapi juga bisa berkomunikasi dengan makhluk ciptaan tuhan yang lain, Jin, hewan dll.
Semuanya bergantung kepada kekuatan kita untuk bisa melaksanakan keenam sifat kita dengan sebaik-baiknya.

Hubungan Manusia dengan Tuhan
Dengan adanya konsep diatas, maka “God Spot” juga memerlukan jalan untuk bisa meminta kepada Tuhan agar doa-doanya “Cepat” dikabulkan, karena, konsepnya, kita manusia hanya bisa meminta dan memohon, Tuhan yang Maha Mengabulkan

Kesimpulan
Jadi, sebenarnya kita sudah diberikan Tuhan kekuatan-kekuatan yang tak terhingga, hanya bagaimana kita dapat menjalankan amanah Tuhan dan Memohon apapun yang menjadi kehendak kita.
Demikian.. mohon maaf bila ada yang salah... saya sendiri juga masih blajar dan mencoba untuk bisa menerapkan hal tersebut diatas dengan sebaik-baiknya.
Bila dalam penerapannya, agan-agan sekalian mendapatkan pengalaman spiritual yang luar biasa, mohon diinfokan.
Semoga info ini bisa jadi jalan kebaikan bagi kita semua.
Matur Nuhun... wassalam