Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dasuspectAvatar border
TS
dasuspect
SBY meradang, setelah lengser kerap disalahkan kubu Jokowi
Masa pensiun Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) seperti tak tenang. Dia kembali meradang setelah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil menuding melemahnya nilai tukar rupiah akibat pemerintahan masa lalu. Kondisi itu, kata Sofyan, yang menyebabkan nilai rupiah tertekan di angka Rp 12.500 per USD 1."Ini sebenarnya residual dari kebijakan-kebijakan yang tidak dilakukan, atau akibat kebijakan masa lalu (Pemerintahan sebelumnya)," ungkap Sofyan di Kantor Wapres, Jakarta, Senin (15/12).Ucapan itulah yang membuat SBY berang. Dulu soal kenaikan harga BBM, beberapa pihak di kubu Jokowi menyalahkan SBY yang mewariskan anggaran yang tidak memberi ruang fiskal bagi pemerintahan selanjutnya.Lewat media sosial, SBY memberi klarifikasi atas tudingan Sofyan tersebut. Berikut beberapa klarifikasi SBY:

1. SBY: Memang paling mudah cari kambing hitam

Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merasa dituding menjadi kambing hitam atas melemahnya nilai tukar rupiah belakangan ini. Dia menyindir, mencari kambing hitam memang mudah, ketimbang mencari solusi."Memang yang paling mudah adalah mencari 'kambing hitam', atau harus ada pihak yang disalahkan, terutama terkait jatuhnya rupiah kita. Selain alasan-alasan lainnya, seorang pejabat pemerintah juga menuding bahwa semua ini akibat kebijakan pemerintahan SBY yang salah," keluh SBY lewat akun Twitter @SBYudhoyono, Rabu (18/12).

2. SBY minta bekas anak buahnya tidak reaktif

Dipersalahkan atas melemahnya nilai tukar rupiah, PresiDen ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meradang. Namun, dia juga meminta kepada seluruh mantan anak buah yang bekerja di bawah kepemimpinannya selama 10 tahun tidak reaktif.Dia pun enggan menyalahkan pemerintahan Jokowi yang masih seumur jagung. "Menyalahkan orang lain tak akan menyelesaikan persoalan. Itulah pelajaran yang saya petik selama dulu memimpin negeri ini," lanjut SBY lewat akun Twitter @SBYudhoyono, Rabu (18/12).

3. SBY: Saya juga tak suka menyalahkan pendahulu

Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjelaskan, ketika itu dia bersama menteri, gubernur, ekonom, dan pebisnis bekerja keras menyelamatkan ekonomi tanah air dari gejolak minyak dunia pada 2005-2008 serta krisis global 2008-2009. Dia pun memutuskan mengeluarkan kebijakan penyelamatan, tanpa menyalahkan pendahulunya."Atas keputusan, kebijakan dan tindakan yang kita lakukan -tanpa menyalahkan orang lain-, alhamdulillah kita bisa selamatkan ekonomi kita. Jika ada yang salah dengan kebijakan pemerintahan SBY, semua itu tanggung jawab saya. Saya tak akan pernah menyalahkan yang lain," lanjut SBY lewat akun Twitter @SBYudhoyono, Rabu (18/12)."Prinsip kepemimpinan yang saya anut, pantang menyalahkan baik pendahulu maupun pengganti saya. Tabiat menyalahkan tak baik dan tak arif. Saya juga tak suka menyalahkan pendahulu. Bung Karno, Pak Harto, Pak Habibie, Gus Dur dan Ibu Megawati, semua ingin berbuat yang terbaik," tutupnya.

4. SBY jelaskan cara selamat dari krisis global 2008

Tidak hanya mengklarifikasi tudingan soal 'kambing hitam' melemahnya rupiah, Presiden-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga menjelaskan cara menyelamatkan perekonomian negara ketika krisis global 2008.Pengalaman pemerintahannya berhasil melewati badai krisis 2008 membuat SBY merasa perlu berbagi ilmu kepada pemerintahan Jokowi-JK. "Skrg, sy ingin berbagi ilmu & pengalaman. Berikut bagaimana sy & para pembantu sy atasi krisis. Sebagian mengenalnya sbg SBYnomics," katanya.SBY mengaku telah menyampaikan bahwa tantangan yang akan dihadapi perekonomian nasional tidak ringan. Semua emerging economies, termasuk Indonesia, menghadapi tantangan berat berupa perlambatan ekonomi, anjloknya nilai tukar, jatuhnya harga komoditas di pasaran global.SBY melihat wajar jika dolar semakin kuat akhir-akhir ini. "Saya sampaikan era dolar murah sudah usai. Saya perkirakan nilai tukar rupiah kita th 2014 tembus Rp 12.000 per 1 dolar AS," lanjutnya.Nilai tukar rupiah dan kondisi perekonomian nasional bergantung faktor supply-demand, kebijakan moneter bank sentral AS, spekulasi pasar, perlambatan ekonomi China dan kondisi ekonomi Eropa yang stagnan. Belum lagi faktor kondisi perekonomian dalam negeri yang belum stabil."Itulah sebabnya selaku Presiden saya tetapkan pertumbuhan yg realistik - sekitar 5-6 %. Saya tahu situasi global, kawasan & nasional. Saya tidak memberikan angin surga - ekonomi kita akan tumbuh tinggi hingga 7 %. Semua negara menurunkan angka pertumbuhannya," SBY membela diri.Dari pengalamannya, SBY menyarankan untuk tetap menjaga tingkat konsumsi sekaligus menggenjot investasi."Karenanya, sumber pertumbuhan yg sungguh kita jaga adalah konsumsi rumah tangga & pembelanjaan pemerintah. Hasilnya lumayan," tulisnya.Berangkat dari pengalamannya memimpin Indonesia sepuluh tahun, SBY melihat sudah waktunya pemerintahan Jokowi-JK memberi penjelasan kepada publik soal perkembangan perekonomian nasional."Rakyat & pasar (dalam & luar negeri) sungguh menunggu penjelasan, kebijakan & langkah-langkah cepat & tepat pemerintah," tambahnya. 

sbr: merdeka.com

kalo gak sanggup mundur aja pakde emoticon-Ngakak (S)
0
2.1K
22
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan