Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

windaimoetAvatar border
TS
windaimoet
Karet Peluncur Darurat Ditemukan, Kemungkinan Masih Ada Yang Selamat ?
KOMPAS.com - Direktur Perhubungan Udara, Djoko Murjatmodjo mengonfirmasi bahwa serpihan-serpihan yang ditemukan di perairan dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah adalah bagian dari sebuah pesawat.

Hal tersebut disampaikan oleh Djoko di kantor Badan SAR Nasional (Basarnas) di Jakarta, Selasa (30/12/2014) siang.

Sebelumnya, Pangkoopsau 1, Marsda Agus Dwi Putranto dalam konferensi pers di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah menyatakan telah menemukan serpihan-serpihan berukuran cukup besar di perairan tersebut, namun belum mengonfirmasi bahwa serpihan tersebut adalah bagian dari pesawat terbang.

Tak lama setelah konferensi pers yang dilakukan pada Selasa (30/12/2014) pukul 12.00 siang itu, foto-foto serpihan yang telah dikonfirmasi sebagai bagian dari pesawat oleh Djoko Murjatmodjo itu banyak beredar melalui jejaring sosial Twitter.

Akun Twitter resmi AFP bahkan menyebut bagian dari serpihan tersebut adalah pintu pesawat dan emergency slide (karet peluncur di pintu darurat).
"#BREAKING Items resembling emergency slide, plane door seen in search for AirAsia flight #QZ8501: Indonesia" demikian tulis akun @AFP

Sejumlah foto yang ditampilkan menunjukkan setidaknya beberapa serpihan. Masing-masing berbentuk persegi panjang warna coklat, batang memanjang berwarna perak, segitiga warna kekuningan, serta serpihan-serpihan berwarna hitam dan merah.

http://tekno.kompas.com/read/2014/12...dar.di.Twitter

PILOT MASIH SEMPAT BERUSAHA MENGARAHKAN PENDARATAN DARURAT "SWITCH TO DITCHING" DI AIR DANGKAL?

PANGKALAN BUN - Sepulang dari melaut dua hari semalam, Rahmat (44) tak mendapat satu pun ikan. Berangkat di hari Minggu (28/12) pagi dan pulang Senin (29/12) siang, yang dia dapat hanya cerita akan adanya dentuman keras saat berangkat melaut.

Sambil bersantai sepulang melaut, Rahmat menyimak berita di berbagai media. Tersentaklah dia ketika tahu ada pesawat AirAsia hilang kontak di sekitar tempat dia melaut.

“Saya duga kalau dentuman yang saya dengar kemarin harinya itu adalah pesawat yang sedang dicari. Saya langsung ke rumah Pak Lurah Desa Kubu untuk ceritakan itu,” tutur Rahmat saat berbagi cerita di Pelabuhan Panglima Utar, Kumai, Kalimantan Tengah, Rabu (31/12/2014).

Lurah desa tempat Rahmat tinggal itu langsung menyebarkan informasi dari pria nelayan warganya itu. Rahmat pun segera diminta datang ke posko utama evakuasi AirAsia QZ8501 di Lanud Iskandar Pangkalan Bun.

“Saya ditanya-tanyai panjang tentang itu. Kemudian saya bilang kalau saya bersedia tunjukkan posisi saya dengar dentuman,” ujar ayah dari tiga anak itu.

Waktu itu sudah malam hari Senin. Namun Rahmat tetap berada di posko. Keesokan paginya, Rahmat meminta untuk ikut helikopter milik TNI yang akan melakukan evakuasi.

“Maksudnya saya ingin tunjukkan lokasinya. Itu di Pulau Senggaro, sebelah selatan dari Pangkalan Bun,”

Tetapi helikopter sudah penuh dan Rahmat tak bisa ikut. Rahmat pun hanya memberikan arahan secara lisan sebelum helikopter terbang.

Benar saja, tak lama setelah Rahmat beritahukan informasi kesaksian, satu jenazah ditemukan tak jauh dari Pulau Senggaro. Pihak-pihak yang awalnya tak percaya dengan kesaksian Rahmat pun akhirnya percaya.

Terbang Rendah Menembus Kabut

Dentuman yang didengar oleh Rahmat (44), nelayan yang melaut di sekitar Pulau Senggaro rupanya bertautan dengan saksi lain. Adalah Hartono (36) yang juga nelayan dan melihat detik-detik AirAsia QZ8501 menghilang.

Sama seperti Rahmat, Hartono melaut di hari Minggu (28/12) kelabu itu. Saat itu cuaca sangat buruk menurut penuturan Hartono yang melaut di Tanjung Pandan.

“Ombak sangat tinggi. Saya tidak berani terus melaut dan memilih ke pulau. Waktu lihat matahari baru terbit, saya lihat ada pesawat terbang rendah. Jadi kelihatan besar sekali ke arah Tanjung Puting,” ungkap Hartono pada sebuah dermaga di Pelabuhan Panglima Utar, Kumai, Kalimantan Tengah, Rabu (31/12/2014).

Tak heran jika hanya pesawat terbang saja, bagi Hartono di wilayah ini sudah banyak pesawat melintas. Meski kali itu dia melihat pesawat yang terbang lebih rendah.

“Agak lama saya lihat, itu kok agak miring ke kiri pesawatnya. Habis itu dia belok ke kiri malah ke arah laut,” imbuh dia.

Padahal pesawat yang biasa melintas itu biasanya lurus. Tapi apalah dia bagi dirinya, Hartono berpikir nelayan hanya mengerti urusan angkat jaring saja.

“Setelah itu awan makin gelap, semua kabut, dan hujan deras. Pesawat itu hilang ke dalam kabut dan saya tidak lihat lagi,” tutur bapak tiga anak ini.

Tak terlintas dalam benak dia bahwa itu adalah pesawat yang akan dicari-cari. Hanya hujan reda saja yang dinantinya untuk kemudian meneruskan upaya menafkahi keluarga yang tinggal di Pantai Umang.

“Besok hari (Senin) saya pulang. Saya tonton berita dan rupanya pesawat yang saya lihat itulah AirAsia. Tidak lama kemudian petugas datang dan bertanya-tanya ke saya yang kebetulan jadi saksi,” pungkas dia.

Kesaksian Nelayan Pesawat Terbang Miring Ke Kiri

Salute buat Pilot Irianto, dalam keadaan mesin kiri rusak masih bisa mengarahkan pesawatnya "siwtch to ditching" dengan memilih lokasi yang tepat. Tapi karena ombak tinggi akhirnya air masuk cukup cepat.

Kemungkinan besar masih banyak yang sempat selamat saat setelah pendaratan darurat.

0
8.1K
57
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan