Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mrsepiAvatar border
TS
mrsepi
THE SIMPSONS MEMBERI TAU VIRUS EBOLA SEJAK 1997


The Simpsons diduga sudah meramalkan penularan virus Ebola ke Amerika Serikat pada tahun 1997. Mereka yang menyukai teori konspirasi, yakin ada maksud terselubung di balik kisah Bart Simpson yang sakit dalam episode ‘Lisa’s Sax’ yang dirilis hampir 17 tahun lalu tersebut.

Pada episode itu, Bart yang sakit terbaring di ranjang. Sang ibu, Marge berusaha membujuknya untuk membaca buku ‘Curious George and the Ebola Virus’. Sampul buku tersebut menampilkan seekor monyet yang tergolek di kasur, dan sudah lama diduga sebagai carrier virus Ebola.

Faktanya, Ebola yang selama ini hanya melingkar di Afrika Barat sudah mulai merambah wilayah lain, termasuk Amerika Serikat. Korban pertama virus tersebut di negeri Paman Sam adalah Eric Thomas Duncan.

Dalam episode The Simpsons tersebut, Marge bertanya apakah Bart berminat menggambar sesuatu. Dan ajaibnya Bart mengaku, “Aku sudah melakukannya”. Kepada sang ibu, Bart Simpson menyodorkan gambar sosok Bart yang mati dengan dikelilingi darah dan berbagai tubuh orang mati. Sementara, di bagian atas matahari dan awan menangis.




Dugaan bahwa ada propaganda terselubung di balik kisah Bart dan virus Ebola, kini menjamur di dunia maya. Emmanuel Lokonga, presenter Controversy, salah satu channel Youtube, mengungkapkan, “Adakah sesuatu yang tidak diperingatkan sebelumnya? Apakah hanya sebuah kebetulan semata The Simpsons menampilkan episode yang memprediksi semua dengan tepat?”

Banyak yang berkeyakinan, Amerika Serikat bertanggung jawab atas penyebaran virus Ebola ini. Banyak pula yang mengklaim sebenarnya pemerintahan AS sebenarnya sudah memiliki vaksin Ebola. Hanya, mereka sengaja menciptakan kepanikan dunia.

Namun ada pula yang bernada sumbang terhadap teori konspirasi ini. Misalnya, Jayden Morpeth yang berkata, “Ebola sudah diketahui beberapa waktu lalu. Hanya, masalahnya tidak seserius sekarang.


KORBAN TEWAS EBOLA TEMBUS 4000 ORANG

Conakry, LiputanIslam.com — Jumlah korban yang tewas akibat virus ebola kini telah menembus angka 4.000. Demikian pernyataan organisasi kesehatan dunia WHO, sebagaimana dilaporkan BBC News, Sabtu (11/10).

WHO memastikan angka terakhir korban tewas akibat ebola yang merebak di kawasan Afrika Selatan tahun ini adalah 4.024. Angka itu termasuk mereka yang tewas di luar Afrika, termasuk di AS dan Eropa.

WHO menyebut secara keseluruhan terdapat 8.399 kasus konfirm dan suspek virus ebola.

Pengumuman itu muncul saat para legislator Liberia menolak permintaan Presiden atas kewenangan yang lebih besar untuk memerangi wabah ebola. Sebelumnya Presiden Ellen Johnson Sirleaf telah mendeklarasikan kondisi darurat di Liberia untuk mengefektifkan upaya penanggulangan ebola.

Seorang anggota parlemen, Bhofal Chambers, menyebut pemberian kewenangan yang lebih besar lagi akan mengubah Liberia menjadi “negara polisi”.

Sementara itu PBB menyebutkan lebih dari 233 pekerja kesehatan yang bekerja di Afrika barat telah tewas oleh virus maut tersebut. Dan di Spanyol, seorang perawat dipastikan tertular virus mematikan itu ketika merawat seorang pasien ebola yang meninggal. Kini ia tengah menjalani perawatan intensif di rumah sakit Madrid. Ia adalah pasien pertama yang tertular ebola di luar Afrika.

PM Spanyol Mariano Rajoy pada hari Jumat (10/10) menyebutkan telah membentuk komisi khusus untuk menangani ancaman penyebaran virus tersebut.

Rajov mengakui situasi yang dihadapi adalah sangat komplek dan sulit, namun memastikan pemerintah telah memiliki rencana yang jelas untuk menangani masalah tersebut.

Menurut Rajov, otoritas kesehatan Spanyol kini tengah memantau secara intensif 7 warga Spanyol lainnya yang dikhawatirkan telah tertular ebola.

Ahli kesehatan WHO Dr Chris Dye mengatakan kepada BBC bahwa dunia tidak pernah mengantisipasi penyebaran virus yang sepesat wabah saat ini. Ia menambahkan bahwa kepedulian internasional akan membantu penanganan virus ini dan harus dilakukan adalah meningkatkan upaya-upaya pencegahan yang telah dilakukan.

“Kami telah mengajukan usulan (penanganan ebola) sebesar $1 miliar, sejauh ini kami telah memiliki sekitar $300 juta dan sejumlah dana lainnya yang telah dijanjikan. Lebih sedikit dari separoh yang kami butuhkan, namun jumlahnya naik dengan cepat,” katanya.

Pada bulan April, kelompok relawan medis Medecins Sans Frontieres (MSF) mengingatkan potensi penyebaran virus ebola namun WHO meremehkan peringatan itu dengan menyebut bahwa wabah Ebola ini bukan sebagai epidemik yang tidak pernah terjadi.

Hari Jumat (10/10) MSF melaporkan terjadinya peningkatan tajam kasus Ebola di ibukota Guinean Conakry, yang memupuskan klaim bahwa virus ini berhasil dihentikan penyebarannya di kota itu.

Sementara itu di Mali, serum ujicoba anti-ebola telah diberikan di antara para pekerja sukarela untuk diketahui keefektifannya.(ca)

sumur
sumur

1 PIC COCOKLOGI
illuminati card, PAST PRESENT FUTURE


GARA2 VIRUS EBOLA SAHAM PERUSAHAAN FARMASI IKUT NAIK DRASTIS



Monexnews - Di tengah ramainya isu soal virus Ebola, harga saham beberapa perusahaan farmasi justru menguat di bursa. Saham emiten sektor kesehatan yang sedang berupaya mencari obat untuk wabah tersebut cukup diminati oleh investor.

Pelaku pasar keuangan mengantisipasi ditemukannya obat untuk Ebola oleh beberapa perusahaan farmasi. Kalaupun tidak bisa benar-benar menyembuhkan, investor berharap ada pil atau vaksin yang efektif untuk proses perawatan. Karena alasan itulah, saham-saham yang terlibat dalam proyek anti-Ebola diburu oleh pemodal dengan harapan nilai jualnya naik saat mereka mampu menemukan serum ampuh.

Saham Tekmira Pharmaceuticals naik 4% pada sesi perdagangan hari Selasa (23/09), setelah sempat meroket 17% di hari Senin. Harga bergerak drastis setelah beredar kabar kalau badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat memperbolehkan Tekmira untuk melakukan uji coba obatnya terhadap pasien Ebola. Tekmira sendiri adalah salah satu perusahaan yang terlibat dalam konsorsium pemberantasan Ebola di Afrika Barat. Setiap ada berita apapun yang dinilai positif untuk penyembuhan Ebola memang kerap merangsang aksi beli saham farmasi.

Saham Tekmira sendiri sangat fluktuatif sejak isu Ebola mengemuka di akhir Juli. Pasca penguatan pekan ini, saham Tekmira sudah kembali ke level awal Agustus, momen di mana BPOM Amerika memberikan izin terbatas untuk pemakaian obat Ebola kepada perseroan. Harga sahamnya juga 20% lebih rendah dibandingkan level tertinggi 52-pekannya yang tercapai bulan Maret silam.

Beberapa saham lain juga bergerak variatif di tengah dinamika isu Ebola, mulai dari emiten kecil semacam NewLink Genetics hingga raksasa farmasi seperti GlaxoSmithKline atau GSK. Terkait dengan aksi beli investor, CEO Tekmira, Mark Murray, memperingatkan bahwa pencarian formula anti-Ebola sangatlah sulit dan berliku. Jadi, mungkin saja upaya tim medis untuk mencari obat ampuh berakhir tanpa hasil. Penyembuhan Ebola bisa saja tinggal menunggu waktu, namun menerka perusahaan mana yang berhasil menemukan obatnya pertama kali adalah suatu hal yang spekulatif.

sumur
Diubah oleh mrsepi 11-10-2014 07:52
0
12.2K
80
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan