katijan2010Avatar border
TS
katijan2010
fakta: demokrasi tidak sesuai dengan islam
banyak ulama mengatakan demokrasi tidak bertentangan dengan islam, apakah benar pendapat mereka, mari kita cek.



Berdasakan pelajaran di jaman SMP dulu dan pengamatan prakteknya di dalam perpolitikan indonesia saat ini, demokrasi itu adalah: Kekuasaan yang berada di tangan rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.

Demokrasi ini bertentangan dengan sistem kerajaan. Dalam sistem kerajaan, rakyat tidak berkuasa, tapi yang berkuasa adalah raja. Karena raja itu cuma satu orang, maka dalam pengambilan keputusanya pun juga lebih gampang, gak perlu si raja harus musyawarah atau malah mengadakan pemungutan suara, semua itu gak perlu. Umpama si raja bermusyawarah dengan penasihatnya, itu tak lebih cuma minta masukan pendapat aja. Keputusan tetap di tangan raja.

Lalu bagaimana dengan demokrasi, Karena rakyat itu jumblahnya banyak (bisa ratusan juta= seperti di indonesia ini)), maka pemikiranya pun bisa berbeda beda. Lalu bagaimana dalam mengambil keputusan untuk menentukan sebuah kebijakan dari pemikiran yang berbeda beda tersebut.

Solusinya adalah musyawarah untuk mufakat, dan bila musyawarah untuk mufakat ini tidak bisa di capai, maka di adakan pemungutan suara. Dari pemungutan suara ini lah maka suara yang terbanyak yang akan di pakai atau di akui kebenaran nya sehingga suara terbanyak tersebut akan di jadikan hukum yang berlaku di negara tersebut.



Jadi dalam demokrasi, kebenaran yang di akui adalah suara mayoritas. Umpama dalam mengambil kebijakan tentang peraturan miras pihak yang pro legalisasi miras ternyata mendapatkan suara mayoritas, maka legalisasi miras di anggap sebagai sebuah kebenaran, sehingga miras bisa legal.

Dalam alquran jelas2 miras itu haram atau di larang, tapi bagi demokrasi, miras bisa halal. Selain legalisasi miras, di gembongnya demokrasi di luar negeri sana, demokrasi bisa melegalisasi pernikahan sesama jenis. Dan konyolnya masyarakat di sana bilang itu menakjubkan.

NI videonya



Jadi demokrasi faktanya bertentangan dengan islam. Dalam islam sebuah kebenaran tidak di tentukan oleh suara mayoritas atau minoritas, suara raja atau rakyat. Tapi dalam islam sebuah kebenaran di tentukan oleh kesesuaianya dengan alquran.

Mungkinkah dalam masyarakat yang mayoritas muslim, pihak yang mendukung legalisasi miras bisa lebih banyak daripada yang menentang? Jawabanya, sangat amat mungkin. Kok bisa? jawabanya adalah:

1. Media.
Media adalah alat pencuci otak yang paling bagus untuk mencuci otak masyarakat secara masal. MEDIA DI SINI TERMASUK MEDIA ELEKTRONIK, MEDIA CETAK, DAN KHUSUSNYA INTERNET. Liat kekuatan pengaruh media pada pemikiran orang saat perang capres kemarin, sangat kuat bukan. Dalam perang capres kemarin sebenarnya 2 pemikiran yang bertentangan udah saling muncul semua ke permukaan, jadi bisa di katakan sedikit imbang. Tapi bila kasusnya di balik, yakni hanya 1 pemikiran aja yang muncul ke permukaan, sedang 1 pemikiran yang lain di berangus dan gak pernah di beri kesempatan untuk muncul ke permukaan, maka hasilnya seperti uji coba pada anak2 kulit hitam di video ini

[YOUTUBE]3Z8OJfzkhvM&index=162&list=PL3FBD674F8CF03909[/YOUTUBE]

Mereka akan menganggap diri mereka jelek, karena mereka terlahir berkulit hitam. Menggunakan media, kita akan di giring untuk meyakini bahwa muslim yang baik adalah mereka yang menentang ajaran alquran. Menggunakan media kita akan di beri contoh bahwa muslim yang baik adalah seorang irshad manji, SEORANG LESBI.

2. sebagian Ulama ( nggak semua lo bro)

Hlo kok bisa ulama? ya, sebagian ulama mengajarkan kepada mayarakat bahwa mempelajari alquran harus melalui perantara ulama atau kyai. Mereka (sebagian para ulama) berusaha meyakinkan masyarakat bahwa mempelajari alquran secara lansung(tanpa melalui perantara ulama) adalah sangat berbaya bagi si individu pelajar tersebut. Mereka menakut nakuti masyarakat bahwa mempelajari alquran tanpa ulama bisa mengakibatkan gila atau menjadi sesat.

liat mulai di detik 12.47video di bawah ini



Melalui cara ini si ulama akan mendapat keuntungan untuk selalu di butuhkan di dalam masyarakat, keuntungan financial, prestise/kedudukan, dan bisa mengendalikan pemikiran masyarakat. Umpama dalam perebutan suara di pemilu maka kedudukan ulama yang seperti ini akan di butuhkan para caleg/parpol untuk mendulang suara, karena posisinya yang sangat di untungkan di masyarakat tadi.

Bagi pemerintah/penguasa/PIHAK YG BANYAK UANG, cara seperti ini juga sangat menguntungkan, karena bisa mengendalikan pemikiran masyarakat untuk di giring sesuai tujuan yang menguntungkan mereka. Melalui ulama2 abal2 ( yang bisa di sogok dengan uang, jabatan dan ancaman) maka benar salah dalam mayarakat bisa di tentukan.
Yang benar menurut alquran , bisa di sampaikan sebagai sebuah kesalahan kepada masyarakat, dan juga sebaliknya. Masyarakat tak akan tau, apalagai komplain, karena mereka emang gak tau apa yang ada di dalam alquran. Pikiran masyarakat udah terlalu percaya bahwa mempelajari alquran tanpa perantara adalah sebuah kesesatan, seperti yang selama ini di cekokan ke pikiran mereka. .


Itu 2 hal yang menurutku adalah sebagian penyebab masyarakat yang mayoritas muslim bisa menentukan pilihan untuk mengambil kebijakan yang bertentangan dengan alquran.
Kalo ada kawan2 lain yang bisa menambahi, silahkan di share di sini.


SO kesimpulanya adalah:

demokraksi tidak sesuai dengan islam, tapi pemerintah, media, dan tangan2 asing memaksakan kehendaknya agar kita masuk dalam agama buatan manusia yang bernama demokrasi ini . siapa aja yang menolaknya akan di penjara dan di buru. Tindakan pemerintah, media dan tangan2 asing tersebut secara tidak langsung memaksa kita untuk mengubah ayat alquran yang awalnya berbunyi:

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-(Nya), dan Ulil Amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada [Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunnahnya)/color], jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. An-Nisa: 59)

menjadi :

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Ulil Amri di antara kamu, Allah dan Rasul-(Nya) . Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Ulil Amri di antara kamu, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. An-Nisa: 59)

dan itu berarti mereka memaksa kita untuk menjadi kafir

referensi bacaan bro, silahkan ke TKP

pertanyaan yang menarik:
Quote:


bro, aku gak tau apa itu khilafah. Yang aku tau kalo sebuah sistem di sebut tidak bertentangan dengan islam bila kebijakan2 yang di ambil atau peraturan2 yang ada di masyarakat tersebut tidak bertentangan dengan alquran.
Jadi yang jadi fokus di sini adalah kesesuaian peraturan2 yang berlaku di masyarakat tersebut dengan alquran , dan bukan siapa yang memimpin. Siapapun pemimpinya, kalo dia bisa menegakkan aturan yang tidak bertentangan dengan alquran, maka ia pantas di jadikan pemimpin. Tapi bila sebaliknya, ia tidak mampu menegakan aturan2 yang sesuai dengan alquran, maka ia pantas di tumbangkan.
Jadi gak penting siapa pemimpinya, dan gak perlu baiat2 an, karena namanya manusia tidak selamanya bisa berbuat benar. Dalam suatu waktu, manusia pasti bisa salah.
Diubah oleh katijan2010 20-10-2014 09:41
tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
20.4K
299
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan