1: Harimau jawa



Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica) merupakan salah satu satwa langka yang dinyatakan punah pada 1980-an karena pembukaan lahan pertanian serta perburuan hewan. Ada kemungkinan kepunahan hewan khas Jawa ini dimulai pada tahun 1950-an pada saat harimau jawa tersebut hanya ditemukan 25 ekor saja. Pada tahun 1979, harimau ini hanya tersisa sebanyak 3 ekor. Namun, ada pula kemungkinan kecil yang menyebutkan bintang ini sebenarnya belum punah. Pada tahun 1990-an terdapat laporan tentang binatang ini walaupun tidak diketahui secara pasti kebenarannya.
Harimau jawa memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dibandingkan dengan jenis harimau lainnya. Harimau jantan memiliki berat 100-141 kg dan panjang mencapai 2,43 meter, sedangkan si betina memiliki berat yang lebih ringan yaitu 75-115 kg dan ukurannya lebih pendek.

2: Harimau bali



Harimau bali (Panthera tigris balica) merupakan jenis harimau yang paling kecil dari tiga subspesiesnya. Akhir kepunahan harimau bali sangat mengenaskan, dimana harimau terakhirnya ditembak pada tahun 1925 dan dan subspesiesnya juga dinyatakan punah pula pada 27 September 1937. Penyebab dari kepunahan ini ditengarai karena hutan yang sedikit, pulau yang kecil, serta populasinya yang juga tidak banyak pada saat itu.

3: Kuau Bergaris Ganda



Kuau bergaris ganda (Argusianus bipunctatus) adalah spesies unggas yang dipercaya hidup di Indonesia tepatnya di Jawa dan Sumatera. Binatang ini memiliki genus yang sama dengan Kuau Raja (Argusianus argus). Walaupun tidak pernah ditemukan, namun deskripsi tubuhnya didasarkan pada bulu yang diidentifikasi di London pada tahun 1871. IUCN akhirnya memutuskan untuk memasukkan binatang tersebut dengan status punah.

4. Harimau Tasmania



Harimau tasmania dulunya memiliki habitat di pulau Papua dan Australia. Binatang ini memiliki ciri khusus berupa punggungnya yang memiliki corak belang dan bentuknya yang tidak terlalu menyerupai harimau pada umumnya. Harimau tasmania juga seringkali disebut sebagai serigala Tasmania. Binatang ini dinyatakan punah pada abad ke-20 karena penyakit dan gangguan manusia terhadap habitatnya

5.Verhoeven’s Giant Tree Rat (Papagomys theodorverhoeveni)

Verhoeven’s Giant Tree Rat (Papagomys theodorverhoeveni) adalah satwa dari famili (suku) tikus-tikusan (Muridae) yang pernah hidup di Pulau Flores, Indonesia. Binatang ini dinyatakan punah oleh IUCN pada tahun 1996. Namun para ahli meyakini satwa ini telah punah sekitar 1500 SM. Spesies ini hanya dikenal dari beberapa subfossil fragmen-fragmenyang ditemukan di Pulau Flores, Indonesia.

6.Tikus Hidung Panjang Flores (Paulamys naso)



Seperti halnya Papagomy theodorverhoeveni, Tikus Hidung panjang Flores atau Flores Long-nosed Rat (Paulamys naso), satwa dari famili tikus-tikusan ini hanya dikenal dari beberapa subfossil fragmen-fragmen yang ditemukan di Pulau Flores, Indonesia.

Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia. Filum: Chordata. Kelas: Mamalia. Infrakelas: Eutheria. Order: Rodentia. Keluarga: Muridae. Subfamili: Murinae. Genus: Paulamys. Spesies: Paulamys naso (Musser, 1986).

7.Tikus Gua Flores (Spelaeomys florensis)





Seperti halnya Papagomy theodorverhoeveni, Tikus Gua Flores atau Flores Cave Rat (Spelaeomys florensis) satwa dari famili tikus-tikusan ini hanya dikenal dari beberapa subfossil fragmen-fragmen yang ditemukan di Pulau Flores, Indonesia.

Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia. Filum: Chordata. Kelas: Mamalia. Infrakelas: Eutheria. Order: Rodentia. Keluarga: Muridae. Subfamili: Murinae. Genus: Spelaeomys. Spesies: Spelaeomys florensis (Hooijer, 1957).