Quote:
Jakarta - Penghitungan suara Pilpres 2014 di Jeddah, Arab Saudi usai dilakukan. Hasilnya capres/cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa unggul 51,22 persen mengalahkan Jokowi-JK yang mendapat 48,78 persen suara.
detikcom menerima rilis dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah, Jumat (11/7/2014). KPPSLN Jeddah telah menyelesaikan penghitungan suara hasil pilpres 2014 di sana secara keseluruhan pada Kamis (10/7).
Penghitungan itu meliputi hasil pemungutan suara yang digelar pada tanggal 4 Juli 2014 di berbagai TPS di Jeddah. Selain itu juga hasil pemungutan suara melalui mekanisme drop box yang dilaksanakan di 13 kota yang berada di wilayah kerja KJRI Jeddah.
Hasil final penghitungan, dari total 11.084 suara, ada 10.983 yang dianggap sah. Prabowo-Hatta unggul 5.626 suara (51,22 persen) mengalahkan Jokowi-JK yang mendapat 5.357 suara (48,78 persen).
"Adapun suara yang dianggap tidak sah sebanyak 101 suara," tulis Pelaksana Fungsi Pensosbud KJRI Jeddah Syarif Shahabudin dalam rilis itu.
Syarif menambahkan, secara umum pelaksanaan Pilpres 2014 di Jeddah berjalan lancar dan aman. Ia juga menyebut jumlah partisipasi WNI yang memberikan hak pilihnya tahun ini meningkat sebanyak 31 persen dibanding pelaksanaan Pilpres 2009 yang hanya diikuti 8.469 orang.
"Juga meningkat sebanyak 36% dibandingkan dengan pelaksanaan Pileg 2014 (jumlah pemilih: 8.125 orang)," imbuh Syarif.
Ikuti berbagai berita menarik hari ini di program "Reportase" TRANS TV yang tayang Senin sampai Jumat pukul 12.45 WIB
sumur
http://news.detik.com/pemilu2014/rea...kowi-di-jeddah
Bandingkan dengan yg ini
berarti data yg masuk kmrn hanya rekayasa semata untuk d wilayah jeddah arab dan bisa dipungkiri data yg d atasnya sama d bawahnya sama saja
jadi kita tunggu saja tgl 22 july 2014
update
Quote:
Indikator Politik Indonesia 100 Persen Dibiayai Metro TV
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi mengatakan sumber pendanaannya dalam melakukan perhitungaan cepat dari stasiun televisi swasta Metro TV. Menurutnya hal itu sudah sesuai dengan kode atik persepsi.
"Jadi setiap survei yang dikonsumsi publik itu harus diumumkan darimana dananya. Kalau kami untuk konteks pilpres quick count 100 persen dibiayai Metro TV," ujarnya saat konferensi pers di Hotel Century, Jakarta, Kamis (10/7/2014).
Keikutsertaanya lembaganya dalam pilpres 9 Juli itu diakuinya hanya untuk memeriahkan pemilu. Ia menyebutkan telah menyediakan link khusus untuk melihat hasil quick count kemarin, sebaran wilayah, beserta electoral mapnya di Indikator.web.id.
Burhan mengatakan, metodologi yang digunakannya dalam quick count telah disebarkan dan dijelaskan melalui rilis. Dalam perhitungan cepat, pihaknya memakai kombinasi sistem cluster dan stratified.
"Kami diambil data dari framenya dulu, yaitu jumlah TPS seluruh Indonesia. Diambil proses sampling sebanyak 2ribu TPS dengan selang kepercayaan 99 persen," kata Burhan.
Menurut Burhan, ilmu dasar statistik sosial, kalau populasinya banyak itu mudah. Diibaratkan seperti mau masak sayur asem dalam kuali besar.
Tak hanya itu, sementara dalam melakukan exit poll, dirinya juga menggunakan wawancara dari TPS terpilih dalam quick count. Wawancaranya dilakukan pukul 07.00-09.00 WIB pagi. "Per TPS ditentukan waktu yang berbeda dan gender yg berbeda," tuturnya.
Menurut Burhan, dalam konteks exit poll tadi, terdapat juga kelemahan seperti tidak. semua responden mau jawab siapa yang mereka coblos di bilik suara. Namun kata dia, semakin sedikit responden yang bisa merahasiakan jawabannya justru semakin baik. "Kita temukan 17 persen gak mau sebut coblos siapa," usainya.
sumur
https://id.berita.yahoo.com/indikato...140030117.html