Salam sejahtera, Indonesia.

Malam ini keluar lagi pikiran yang membludak di otak dan hati saya. Setelah melihat reaksi-reaksi keras yang muncul pasca pemblokiran Kominfo terhadap Vimeo. Alangkah baiknya jika beri istirahat otak kita sejenak, untuk mengaktifkan hati, coba berempati terhadap apa yang saya gambarkan di bawah ini.



Penggalan di atas adalah lukisan sekian menit atas penderitaan 30 menit seorang korban rudapaksaan. Dan saya bukanlah orang yang cukup beruntung untuk tidak mampu memahaminya.

Sungguh berbeda dengan 30 menit yang kita habiskan dengan menonton video di Vimeo ataupun Youtube.

Saudara setanah air,
Barangkali ini aneh. Barangkali ini tidak wajar. Bagi kalian. Kalau saya lebih mendukung pemblokiran Vimeo andaikata itu bisa menghilangkan hanya satu saja pikiran kotor porno di luar sana.

Sebenarnya letak prioritas kita di mana? Kehilangan satu lagi obyek berekspresi, atau bertambah satu lagi korban pelecehan seksual?

Saudaraku setanah air,
Bukan saya tidak mencintai sebuah karya. Hanya saja melihat lebih sedikit pasien sakit jiwa karena pelecehan seksual jauh meringankan hati saya dibanding menonton video yang milyaran banyaknya.

Karna itu, saudaraku setanah air. Coba pikirkan sejenak. Buka hati sejenak. Apakah mungkin seorang Menkominfo membuat keputusan pemblokiran secara serampangan?

Setelah kasus Emon. Kasus JIS. Berapa banyak telepon masuk ke Kominfo? Berapa banyak email menghujat Kominfo? Dari para orangtua yang peduli?
Ketika muncul isu cover salah satu susu merk terkenal yang seolah pedofil saja para tetangga saya langsung ribut. Beramai-ramai mengirim email ke perusahaan susu tersebut.

Telepon? Mungkin ratusan. Email? Mungkin ribuan.

Dibalik menghilangnya satu tempat untuk mengeksresikan karya, terselip harapan. Untuk mengurangi sosok-sosok yang sedang berproses menjadi seorang Emon.
Dibalik resiko mendapat hujatan, terselip sebuah do'a bahwa usaha yang dilakukan akan membantu sedikitnya satu saja, anak atau wanita akan mengalami pelecehan seksual.
Dibalik makian-makian para pemuda, terselip doa syukur dari para orangtua. Menkominfo kita masih waras...

Sebuah kutipan serial FBI di Criminal Mindspernah mengatakan.


Sedikit saya ingin menambahkan gambaran. Apa kira-kira yang ada di pikiran Menkominfo ketika mengetahui di Vimeo ada ribuan video porno?



Mari apresiasi dukungan Kominfo terhadap pemblokiran video porno di Vimeo. Masih banyak media berekspresi yang lain. Berkarya tidak terbatas pada satu laman web kan?
Sungguh mari berharap dan berdoa. Dengan ini, setidaknya seorang di luar sana yang sedang berniat menjadi Emon-2, membatalkan niatnya.



*Tuhan memberi saya sedikit kemampuan untuk berempati, semoga ini membantu anda untuk lebih memahami pentingnya mengurangi walau hanya sedikit, angka kriminalitas seksual di Indonesia yang terus merangkak naik*