Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rajabijaksanaAvatar border
TS
rajabijaksana
Iklan A*B Mengancam Keutuhan NKRI.... !
Menjelang Pemilu Presiden 2014, semarak kampanye para kandidat semakin kental terasa. Salah satu yang paling giat memperkenalkan diri kepada masyarakat di media massa adalah Partai G*lk*r dan bakal calon presidennya, A*B. Maklum saja, bos grup B* tersebut memang merupakan pemilik sejumlah media arus utama seperti TV *ne, A*TV dan vi**news.com.

Dengan kuasa yang dimilikinya, tayangan iklan sang capres berulangkali diputar di stasiun televisi miliknya. Mengingat hal tersebut, rasanya tak heran kalau sejumlah survey mengunggulkan A*B- istilah yang coba dipopulerkan tim suksesnya di posisi teratas baik dari sisi elektabilitas dan popularitas. Apalagi jika kandidat –yang menurut LSI Denny JA disebut- capres wacana seperti J*k*wi dan Prab*w* dinihilkan.

Tak dapat dipungkiri, kemasan iklan yang dibuat sedemikian menarik sukses menampilkan kesan A*B yang ramah, dekat dengan rakyat, peduli, humanis, visioner bahkan memotivasi. Saya meyakini para penonton setia TV*ne akan mudah takluk pada bujuk rayu iklan A*B tersebut jika saja mereka tidak melihat atau membaca berita dan opini penyeimbang di media lainnya. Ya, iklan-iklan itu sangat menghipnotis, membuat alam bawah sadar kita menerima apa yang tampil seolah kebenaran mutlak tak terbantah. Empat jempol untuk konsultan politiknya.

Sayangnya, ada satu iklan A*B yang mengganjal di hati saya. Iklan ini didominasi oleh sebuah lagu yang sebenarnya dicipta untuk menumbuhkan kesan nasionalisme dan rasa cinta tanah air. Dilengkapi dengan pengambilan gambar yang mumpuni membuat penonton bisa tersihir. Beginilah pedulinya G*lk*r dan A*B kepada rakyat. Sampai mereka percaya diri mengklaim bahwa suara G*lk*r suara rakyat.

Kemanakah Sabang? emoticon-Bingung

Sisi yang ganjil tersebut terdapat dalam pemilihan kata (diksi) lagu tersebut. Bahkan saya menganggapnya dapat mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tak percaya, coba simak baik-baik lirik awal lagu yang konon berasal dari gubahan lagu Nyong Ambon berjudul Maluku Tanah Pusaka.


Dari ujung Banda Aceh hingga ujung Papua kita semua bersaudara..


Nah, coba Anda cermati.. Adakah yang terasa aneh?
Bila Anda memahami wawasan Nusantara, tentu jelas sekali kekeliruannya. Republik ini tersusun dari berbagai pulau. Ia berjejer dari Sabang sampai Merauke. Itu jika kita menyebut kota/kabupatennya. Atau dari Aceh sampai Papua, jika kita menggunakan provinsinya. Akan tetapi lagu ini menyebut kota Banda Aceh sebagai ujung Barat dan provinsi Papua sebagai ujung Timur. Ada yang hilang di sini.

Ya, Sabang. Kota yang daratan utamanya ada di Pulau Weh ini adalah kota paling Barat Indonesia. Di kota inilah kilometer nol Indonesia terletak. Namun jingle iklan A*B ini melupakannya. Apabila Indonesia dimulai dari Banda Aceh, pertanyaannya dimanakah Sabang ?

Sungguh perkara ini bagi warga Sabang secara khusus dan rakyat Aceh secara umum dapat sangat menyakitkan. Terus terang penayangan iklan ini menyakiti perasaan segenap penduduk Sabang. emoticon-Frown
Apakah A*B dan tim suksesnya di Partai G*lk*r tidak mengganggap Sabang sebagai bagian dari NKRI?




Lebih Baik Bergabung ke Malaysia?

Selama ini penduduk Sabang sudah cukup terluka dengan minimnya perhatian pemerintah terhadap ujung barat republik ini. Salah satunya adalah status Sabang sebagai Kawasan Perdagangan Bebas (Free Trade Zone) dan Pelabuhan Bebas (Free Port) yang tak jelas juntrungannya. Kawasan Sabang yang dulu pernah berjaya di dekade 1980-an kini mati. Potensi wisata tak tergarap. Begitu pula dengan industri yang semestinya menjadi ujung tombak program FTZ. Wajar saja, sampai sekarang peraturan pemerintah tentang petunjuk teknis dan pelaksanaan FTZ tersebut tak kunjung dibuat. Akhirnya, Sabang terkatung-katung. Berbeda sekali dengan FTZ Batam Bintan Karimun yang menjulang pesat.

Konon, sebagian kalangan menafsirkan bahwa pemberlakuan UU FTZ Sabang No. 37 Tahun 2000 menyebutkan Sabang bukan merupakan Daerah Pabean Indonesia dimana UU No 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan tidak berlaku di atasnya. Akibatnya, tak ada industri yang signifikan di Sabang. Jangan pernah bayangkan bahwa Sabang menjadi pusat perekonomian berorientasi ekspor. Itu tak akan pernah kita temui. Malahan status FTZ yang tanggung ini menjadi modus penyelundupan yang abadi. Barang yang masuknya ke Sabang bebas Bea Masuk dan pajak diam-diam dibawa lari ke daratan Aceh. Terkadang dengan pura-pura dibawa sebagai barang bawaan penumpang melalui pelabuhan Balohan ke Ulee Lheu. Namun tak jarang, barang tersebut diangkut menggunakan boat nelayan melalui pelabuhan tikus. Umumnya komoditi yang sering dibawa adalah gula dan beras yang merupakan barang yang dibatasi impornya. Praktik ilegal ini tentu merugikan negara. Apa mau dikata, tak adanya perhatian serius pemerintah membuat oknum tertentu memanfaatkan kondisi ini untuk keuntungan pribadi.

Baru-baru ini Walikota Sabang yang baru terpilih, Zulkifli Adam juga mengancam akan bergabung dengan Malaysia. Pasalnya, Jakarta dianggap tak ikhlas membangun Sabang. Memang ini terkesan cuma gertak sambal. Mengingat secara geografis hal itu terlalu tak masuk di akal. Namun, apabila situasi ini dibiarkan tanpa perubahan bisa jadi emosi warga akan memuncak. Eskalasi politik Aceh yang puluhan tahun dihantam konflik sangatlah khas. Gelora separatisme bisa menggeliat kembali jika keadilan dalam pembangunan tak kunjung hadir.

Dan, iklan A*B ini –meskipun bisa jadi merupakan ketidaksengajaan- patutlah dievaluasi. Jangan sampai ini merusak harmoni damai yang susah payah dibangun. Paling tidak, jingle iklan A*B ini sudah mencuci otak para pelajar yang menyaksikannya di layar kaca. Seolah tak ada Sabang di zamrud khatulistiwa. Contoh ini hendaknya menjadi pelajaran bagi tim pemenangan pemilu dari parpol dan capres manapun juga beserta konsultan politiknya. Partai dan capres boleh beda, NKRI tetap dijaga!

Sumber berita:
Jakarta Tak Serius Walikota Sabang Minta Gabung ke Malaysia
Walikota Sabang Minta Pisah dari Indonesia, Bergabung dengan Malaysia



Berikut : Lagu Maluku Tanah Pusaka


Spoiler for Lirik:





Sulit memoles kenyataan dengan iklan yang sifatnya instan. Luka para korban Lapindo tak akan mudah begitu saja dihapus. Malah kini dengan “tanpa sengaja” melukai hati warga Sabang.



[URL="http://politik.kompasiana..com/2013/11/04/iklan-arb-mengancam-keutuhan-nkri-607570.html"][RIGHT][size="2"]SUMUR[/size][/RIGHT][/URL]


Quote:
Diubah oleh rajabijaksana 09-04-2014 19:18
0
11.2K
87
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan