ariaggoAvatar border
TS
ariaggo
Aljazair Pun Bangga dengan Indonesia, Kenapa Kita Tidak??
Citizen6, Aljazair: Pagi ini, saya cukup terharu sekaligus senang membaca tulisan salah seorang professor ilmu politik Universitas Alger, Aljazair Profesor Dr Salim Kelala di headline belakang koran nasional Aljazair, Assyuruq. Sebagai dosen dan guru besar di Sospol Universitas Alger, tentu dia paham betul sistem politik di negerinya dan negeri-negeri lainnya di dunia ini baik di Benua Afrika, Arab, Eropa, atau Amerika yang katanya sebagai bapak negara demokrasi.

Tapi apa yang mengejutkan dan sekaligus membangakan? Diam-diam dia cukup mengagumi Indonesia dengan segala tetek bengeknya, termasuk demokrasinya. Dan apa yang dia ungkapkan dan tuliskan ini saya yakini juga menjadi pandangan mayoritas rakyat Aljazair tentang Indonesia dan mungkin juga para pemikir hubungan politik, Islam dan demokrasi di beberapa negara di dunia ini. Apalagi sistem berngara dan berdemokrasi ala barat, ala Amerika dan Eropa terbukti gagal membawa kesejahteraan dan kemakmuran bangsa-bagsa di dunia ketiga, bahkan di Eropa dan Amerika sendiri.

Mereka pun melirik dan memperhatikan dengan seksama tentang Indonesia. Mereka cinta dan ingin mencontoh Indonesia. Mereka pun mengajak semua lapisan, masyarakatnya untuk belajar dari Indonesia sebagai negara muslim terbesar yang laju ekonominya terus tumbuh di atas 6 persen pertahun ditengah ancamann krisis global yang sudah menyerang Eropa dan Amerika. Meski bagi kita tentu ini otokritik, karena penganguran masih banyak dan pertumbuhan ekonomi itu tak merata dan bukan untuk rakyat kecil. Mereka kagum dengan sistem demokrasi Indonesia yang berjalan baik meski masih banyak kekurangan di sana sini.

Mereka memuji reformasi damai Indonesia tahun 1998, senang dengan sistem akomodasi semua elemen bangsa dengan berbagai latar belakang agama dan suku oleh negara meskipun Indonesia mayoritas berpenduduk muslim dengan konsep pancasila-nya. Mereka tahu indonesia adalah negara besar dengan lebih dari 17 ribu pulau dan lebih dari 300 bahasa dengan 250 juta penduduk, negara berkembang yang hebat di timur yang masuk dalam G20 bersama negara negara besar lainya di dunia.

Intinya Indonesia itu dinilai hebat dan top serta layak dijadikan role model oleh negara negara di dunia ini, khususnya Aljazair. Apalagi saat ini dunia disuguhi oleh krisis yang susah dipecahkan di masing-masing kawasan, misalnya Eropa dengan krisis ekonominya, jalur sutera di Afrika Utara-Timur Tengah dengan 'Arab Spingnya' yang tak menghasilkan kedamaian tapi justru kekacauan yang tak kunjung usai, seperti Mesir, Libya, Tunisia dan Suriah yang paling parah.

Sementara di timur jauh, di Asia Timur, dan Asia Tenggara sedang dirundung ancaman konflik akibat sengketa laut China Selatan dan persaingan kekuatan antara China dan Amerika. Dan posisi Indonesia yang kata orang asing adem-ayem dan ekonominya terus berkembang meski bagi kita yang tahu dan paham Indonesia masih banyak yang harus kita benahi, tetaplah senang dan bangga dengan penilaian itu. Tapi sayangnya dibalik penilaian positif itu, justru ada sebagain saudara kita malah ingin menjadikan Indonesia menjadi negara yang saat ini sulit menyelesaikan konfliknya.

Indonesia di puji dan layak jadi role model negara negara demokrasi di dunia kata Prof Salim Kelela karena konsep Pancasila nya yang luar biasa. Meski Indonesia berpenduduk mayoritas kaum muslimin, (yang kalau negeri ini berada di timur tengah, Indonesia akan bisa berbuat semaunya dengan sistem ideologinya), tetapi Indonesia memilih pancasila. Satu asas dan dasar bernegara yang mengakomodir semuan pihak dan kelompok anak bangsa yang berbeda agama, suku dan budaya dalam bingkai harmoni sosial taman sari Indonesia dengan semboyan Bhineka tunggal Ika.

Dengan Pancasila sebagai dasar dan landasan inilah, reformasi untuk perbaikan selalu menemukan muara dan solusinya, tidak berlarut dan konflik berkepanjangan seperti di Afrika Utara dan Timur Tengah. Dengan pancasila semua elemen bangsa dari berbagai latar belakang diakomodir oleh negara dan diberi kebebasan untuk menjalankan keyakinan dan agamanya tetapi harus dalam koridor Pancasila dan NKRI. Tentu saja elemen bangsa yang ingin Indonsia tetap utuh dan jaya di masa depan akan senang dengan Indonesia yang berpancasila dan NKRI itu.

Tapi sayangnya, berbagai upaya dari berbagai pihak yang tak ingin Indonesia besar dan jaya sebagaimana kejayaan yang pernah diraih oleh para nenek moyang bangsa kita melalui Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit terus berusaha menghancurkan kita, bangsa Indonesia. Meraka melakukan itu dengan berbagai cara dan upaya, baik secara langsung atau melalui agen- agennya. Upaya penghancuran ini dilakukan dengan berbagai model, mulai dari konflik komunal, terorisme sampai tuntutan disintgrasi dengan segala derivasinya. Caranya pun beragam mulai dari cara yang sekuler, liberal sampai cara yang mengunakan agama sebagai alat konflik.

Kalau orang lain senang dan bangga dan bahkan ingin meniru model Indonesia dalam berbangsa dan bernegara serta berdemokrasi? kenapa, kita kita segera sadar, memperbaiki image dan citra yang sudah kadung baik itu untuk kita realisasikan di negeri kita. Kenapa kok makin banyak saudara-saudara kita yang mulai berani terika-teriak dan terang-terangan mengugat dasar negara kita yang merupakan konsensus nasional para pendiri bangsa yang arif dan bijaksana untuk kesatuan dan kejayaan Indonesia kita diam saja.

Kenapa semakin banyak pihak yang mengatakan pancasila sesat, thogut dan harus diganti. tetapi negara, aparat dan presidennya diam saja. Bahkan gerakan itu tak hanya sebagai gerakan samar-samar, tapi sudah berbentuk gerakan massif melalui ormas, partai hingga memiliki media sendiri dan berani beraksi melebihi aksinya para penegak hukum, tapi kita seolah tak ambil pusing. Lalu apakah kita rela Indonesia akan menjadi negara-negara bagian yang berdasar agama dan suku dengan membiarkan semua itu?

Apakah kita rela Indonesia menjadi Irak, Afghanistan, Pakistan dan atau Suriah yang setiap saat terjadi konflik komunal, ancaman terorisme dna pengeboman? Mereka semua itu negara yang berpenduduk mayoritas umat islam. Negara yang yang mendapatkan ajaran dari rasulullah untuk menjaga persaudaraan dan kedamaian, tapi yang paling tak bisa menjaga persaudaraan dan perdamaian.

Tentu jawabannya kita tidak ingin semua masalah dan konflik itu terjadi di negeri kita tercinta. Tentu kita ingin Indonesia tetap utuh menjadi NKRI dan tetap menjadi negara yang Bhenika tunggal Ika. Kita ingin semakin hari indonesia menjadi negara yang aman, kuat, hebat, makmur dan sejahtera, negeri yang baldatun toyyibatun waragbun ghafur. Lalu bagaimana kita bisa wujudkan itu semua kalau semua pihak dari semua elemen bangsa, mulai pemerintah sampai rakyatnya tak bersatu padau menjaga indonesia yang benar benar Indonesia, bukan Indonesia rasa Arab atau Indonesia rasa barat. Kalau rakyat Aljazair saja cukup senang, bangga dan meminta agar pemerintahnya bisa meniru Indonesia? kenapa kita tidak bangga? atau justru kita yang membiarkan Indonesia mengalami declaining dan degradasi di semua aspek kehidupan? Sikap diam dan acuh kita akan fenomena gerakan anti pancasila, anti NKRI dan anti Indonesia yang bersih dan bermartabat adalah dukungan terhadap hancurnya Indonesia. Save Indonesia dan mari kita buktikan kepada dunia bahwa indonesia layak menjadi model berbangsa dan bernegara di masa mendatang. (Muhammad Nur Hayid/ KW).

Muhammad Nur Hayid, Mantan Wartawan online, Sekretaris Dubes RI untuk Aljazair, Penulis lepas yang sedang menyelesaikan tulisan refleksi Ramadan, perjalanan di afrika dan eropa, serta novel dan sejarah hubungan RI-Aljazair.

Bangga dengan negara sendiri!!
0
4.6K
49
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan