Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

3strisAvatar border
TS
3stris
tau gak si cirebon punya museum geologi jeh.
Museum Karya Budaya Sakti



Museum ini terletak di Desa Kubangdeleg, Kecamatan Karangwareng, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.sebenarnya meseum ini rumah milik pak thamrin atau warga sekitar menyebutnya pak mantri,karna dia dahulu pada tahun 1968 seorang mantri di salah satu puskesmas diwilayah cirebon timur.

dia meninggalkan pekerjaan sebagai seorang mantri karna kegilaan dia terhadap benda-benda purbakala dan dengan alasan Di puskesmas ia kerja ia ikut merasakan penderitaan orang miskin. Selama menjadi pegawai negeri, hatinya berontak karena ada banyak ketidakadilan.dan saat ini dia kembali ke hobi dia yang lama yaitu masuk keluar hutan untuk mencari benda-benda purba dan dengan keahlian dia dulu sebagai mantri dia membantu masyarakat sekitar sejak tahun 1968 s/d sekarang.



Dinding rumahnya juga dipasangi benda-benda bersejarah, selain fosil dan batu. Thamrin, antara lain, memiliki kapak batu berwarna hijau yang halus, mata tombak kerajaan yang masih tajam, sekalipun debu dan karat menyelimuti di sana-sini.

Pria yang gemar membaca itu juga memiliki bola naga dunia, yakni besi bulat seukuran bola voli yang wangi. Meskipun lemari penyimpanan sudah berkali-kali dibuka, aroma harum terus memancar dari benda tersebut.

”Di dalam bola naga dunia ini saya yakini ada batu warna merah delima yang harganya mahal sekali. Akan tetapi, barang ini tidak akan saya jual. Ini konon peninggalan China. Biar saya simpan untuk anak-anak belajar di museum,” ujarnya.

Berbagai benda ”aneh” tersebut dia temukan dalam petualangannya menyibak hutan, sungai, dan lembah di tiga wilayah, yakni Cirebon dan Kuningan, Jawa Barat, serta Brebes, Jawa Tengah. Saat mengelana, Thamrin mengaku hanya berbekal martil, cangkul kecil, dan karung. Biasanya, ia berangkat dini hari dan baru pulang dini hari berikutnya.

”Orang-orang menyebut saya gila, tak apa-apa. Mereka hanya tak mengerti apa yang saya lakukan. Saya menghidupi diri sendiri dan banyak orang lain dengan hobi ini,” katanya.

Beberapa kali ahli arkeologi dari dalam dan luar negeri berkunjung dan meneliti temuan Thamrin. Salah satunya, Gert van den Bergh, peneliti asal Belanda dari University of Wollongong, Australia, yang datang setiap tahun.

Siswa sekolah dari Cirebon sampai Jawa Tengah pun datang ke museum itu dan belajar kepada dia mengenai benda purbakala. Thamrin juga kerap diundang menjadi pembicara dalam diskusi bersama ahli dari Balai Arkeologi Bandung dan Museum Geologi Bandung.

Tahun 2010, Balai Arkeologi Bandung menata ulang museum itu dan mendata temuan Thamrin. ”Kegilaannya” mendapat pengakuan. Di mata warga, apa yang dia lakukan kini dihargai. Ada 40 orang yang bekerja dengannya, mengikuti jejak ”Pak Mantri” yang ”gila” purbakala. Di sela-sela kegiatan warga bertani, mereka punya kegiatan baru, sebagai perajin batu hias.

Fosil bebatuan yang rusak diubah menjadi gantungan kunci, cincin, asbak, hiasan taman, dan alat musik. Tak ada benda yang terbuang sia-sia. Batuan unik yang dulu tak bernilai, kini tampil pada berbagai pameran.




ane juga sering diajak keluar masuk hutan.


boleh bagi cendolnya emoticon-Blue Guy Cendol (L) gan. emoticon-Matabelo emoticon-Matabelo emoticon-Matabelo

SUMBER.
http://regional.kompas.com/read/2011...enda.Purbakala

http://museumgeologi.wordpress.com/2...paten-cirebon/
0
3.3K
30
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan