hheryadiAvatar border
TS
hheryadi
Jokowi, Bahkan Ketika Nyaprespun Belum Tentu Jadi Presiden
Sebetulnya dagelan politik apalagi yang dimainkan seorang Megawati dan Jokowi, mungkin yang paling pas alasan mereka adalah karena :

  1. Stress Politik

    Betapa tekanan tekanan bertubi tubi terutama dari TrioMacan2000 dkk juga panasbung (pasukan nasi bungkus). Ini merupakan kekalahan pertama panastak (pasukan nasi kotak) dalam mempertahankan kredibilitas Jokowi. Sehingga Megawati menurunkan kartu As nya ... Padahal kalau ritme politik masih bisa dikondisikan maka Jokowi sangat potensial untuk 2019. Dan PDIP bisa memilih kader lainnya selain Jokowi

    Memang betul kalau tidak ada pilihan lain, maka pilihan terakhir yang akan diambil. Sesuai dugaan ane bahwa pilihan terakhir pasti Jokowi akan dicalonkan jadi Presiden. Ini berarti PDIP sudah kehilangan kader intinya. Jadi kader yang sudah menjabatpun dijadikan kader inti untuk negeri.
    Mestinya Jokowi hanya sebagai jalan saja untuk kader inti. Kader inti yang dimaksud tentunya megawati dan senior lainnya.

    Jadi politik yang dijalankan Megawati adalah Politik Gambling. Untung untungan. Iya kalau terpilih sebagai presiden, kalau enggak ?? Jadi rugi dua kali. Rugi melepas jabatan gubernur juga rugi jabatan presiden.

    Siapa yang jamin Jokowi bisa jadi presiden ???

    Kalau anda mengatakan bisa jamin, maka anda mengambil haknya Tuhan yang menentukan siapa saja yang bisa berlaku di dunia ini.

    Jadi ini murni gambling dan untung untungan. Juga Judi karena mengundi nasib dengan anak panah. Dan itu enggak baik dan enggak boleh dalam agamapun. Belum tentu dapat Jokowi menjadi Presiden. Yang ada rakyat Jakarta taruhannya. Yang bisa dilakukan manusia adalah menjaga amanat yang sudah pasti diembannya. Menjadi Gubernur sudah pasti, sedangkan menjadi presiden masih samar samar. Kalaupun nanti menjadi presiden belum tentu lebih baik, seperti janjinya akan memperbaiki Jakarta juga belum terwujud. Banjir masih dimana mana, macet juga dimana mana.

  2. Halusinasi Ghaib

    Mengapa ane bilang begitu ?
    karena lagi lagi megawati bersekutu dengan alam ghaib alias supranatural. Terlihat keputusannya diambil sehari setelah jiarah ke makam Soekarno. Walaupun alasan telah melalui mekanisme dan dinamika politik .... dinamika yang mana ? Musyawarah Luar Biasa PDIP yang mana yang memutuskan rapat tersebut ? Kok yang memutuskan ujug ujug Megawati Soekarno putri. Apakah namanya tidak otoriter Mestinya bangsa yang cerdas adalah bangsa yang menghormati keputusan bersama. Dirapatkan bersama. Dan ditandatangai bersama ketua DPP. Kalau di Demokrat ada namanya Konvensi. Jadi lagi lagi ini pendidikan politik yang tidak etis yang dipelopori oleh partai politik yang namanya katanya Demokrasi lihat aja namanya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. jadi apa yang diperjuangkan ??? Kekuasaan ? padahal dia (Jokowi) sudah berkuasa di Jakarta ....belum tuntas 5 tahun. Sungguh perpolitikan terburuk di negeri ini.

    Ane siih lihatnya kasihan Presiden Soekarno negaranya di acak adut oleh Megawati anaknya sendiri. Politik tidak etis. Kenapa tidak etis ... karena Jokowi melanggar sumpah jabatannya untuk jakarta yang seharusnya dia jabat selama 5 tahun. Juga janjinya. Ingat ketika di PRJ pun beliau mengatakan lebih memilih menjadi gubernur dibanding presiden. Sebuah omong kosong terang terangan.

    Jadi ane lihat kegagalan kegagalan Megawati akibat megawati didampingi oleh halusinasi ghaib yang ada disamping kiri dan kanannya juga belakang dan depannya. Enggak tanggung tanggung, genderewo. Kenapa begitu. Coba aja agan pernah lihat kakinya megawati dicuci dan diminum airnya. Megawati membiarkannya. Karena memang merasa itu ritual yang berhak dia terima. Sebuah penghormatan yang tidak penting dan tidak pada tempatnya.
    Saya kira paranormal kalau yang benar benar bisa lihat pasti bisa melihat makhluk besar dibelakang megawati.

  3. Kurang Rasa dan Rumasa juga serakah

    Kalau seseorang sudah diberi makan, tapi enggak pernah cukup maka orang tersebut adalah orang serakah. Ini juga sama orang sudah dikasih jabatan gubernur, tapi pengen jadi presiden. Orang ini bukan jokowi, tapi lebih luas lagi yakni PDIP. Dan terutama PDIP tersebut bernama Megawati. Kadernya sudah diberi jabatan gubernur, dan amanat itu disia siakannya.
    Sama seperti orang sudah dikasih makan ayam, kemudian ayamnya dilempar dan memilih daging sapi.

  4. Kurang Pengetahuan Ibu Megawati dan Jokowi

    Seharusnya yang namanya Demokrasi adalah semua anggota partai baik di DPC, DPD, DPP mempunyai hak yang sama dalam pengambilan keputusan. Itu baru Demokrasi ... Kalau keputusan diambil diberikan mandat oleh Megawati sendiri, kalaupun ada hanya segelintir orang saja itu namanya Otokrasi ... lucunya Jokowipun tidak memberikan saran atau penolakan bahwa mekanisme Demokrasi itu harus melalui suara bersama semua elemen partai.
    Kalau keputusannya hanya oleh satu orang namanya Otokrasi ...
    Dan kalau Jokowi menerimanya artinya sama sama OONnya akan organisasi dengan platform Demokrasi ....

    Jadi namanya bukan
    Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
    tetapi
    Partai Otokrasi Indonesia Perjuangan



Jadi pointnya jelas jelas ini mencederai Politik yang dibangun Soekarno.

Memangnya Indonesia akan mati bila Jokowi gak jadi Presiden sekarang ....
Memangnya gak bisa nunggu 2019 ... agar semua aturan dijalankan dengan baik, agar sumpah jabatan dipatuhi dan dilaksanakan dengan baik
Memangnya capres yang lain kurang bagus ... apakah PDIP menyepelekan Prabowo, Wiranto, Mahfud MD, Hatta Rajasa, Okelah kalau PDIP bermusuhan dengan Demokrat, tapi khan banyak kader lain yang bagus ...
Mengapa semuanya tidak bahu membahu membangun bangsa. Jakarta juga punya nilai berharga untuk diemban seorang kader PDIP
Apakah Jakarta kurang berharga ? dianggap sepele ?

Apakah aturan itu enggak jelas bahwa Sumpah Jabatan dilakukan dibawah Kitab Suci (aturan Tuhan) dan aturannya diatur dengan Undang Undang (aturan manusia) ...? mengapa disepelekan ? Hukumannyapun dobel, hukuman dari Tuhan juga hukuman dari manusia. Karena kedua aturan tersebut dilanggar dengan seenaknya. Ingat Sumpah Palsu termasuk Dosa Besar didalam Islam. Jokowi terang terangan bersumpah Palsu ... akan menjadi gubernur dengan sebaik baiknya dan seadil adilnya .. bla bla ... selama periode 5 tahun .... Lain halnya kalau terpaksa mengundurkan diri karena dimakjulkan oleh DPRD atau digulingkan oleh masyarakat.


Jokowi mengatakan ini bentuk perlawanan ? Melawan siapa ? Melawan panasbung ? melawan TrioMacan2000 ... itu biasa aja kali ... namanya hidup ada pro dan kontra ....

Dan satu hal lagi... Tindakan menyepelekan Undang Undang dan Sumpah jabatan Seorang Kepala Daerah sebetulnya bisa dibawa ke ranah hukum. Karena ada yang dirugikan yakni negara dalam melaksanakan Pemilu. Tidak tanggung tanggung dana untuk Pemilu juga besar. Masyarakatpun dirugikan karena masyarakat memilih figur kepala daerah bukan untuk waktu sesaat, melainkan untuk mengemban selama 5 tahun. Kecuali kalau mereka memang digulingkan atau diturunkan oleh masyarakat. Lain kalau yang mengundurkan adalah seorang menteri karena tidak melalui mekanisme Pemilu Langsung. Sifatnya dipilih oleh Presiden. Apalagi menteri tersebut (sebut saja misalnya Gita Wirjawan) sudah mendekati masa akhir jabatannya. Kalau Masa Jabatan Presiden Berakhir maka secara otomatis Menteripun sampai dipilih menteri baru akan berakhir dan selesai kontrak kerjanya. Kita enggak bisa menggeneralisirkan semua yang mengundurkan diri boleh atau tidak boleh. Tergantung kasus perkasusnya. kalau memang demi masyarakat banyak misalnya kasus Aceng Fikri maka memang diharapkan beliau mengundurkan diri dari jabatannya. Tetapi kalau seorang kepala daerah yang dipilih melalui pemilu langsung dengan sengaja mengundurkan diri hanya untuk mencalonkan diri menjadi presiden, maka bisa dikategorikan menyepelekan amanah rakyat, menyepelekan undang undang dan mempermainkan sumpah jabatan. Dan itu jelas kriminal. karena dalam hal ini negara dirugikan. Masyarakat juga dirugikan.

Sudah Waktunya Tidur

Sudahlah Bu ..
Sudah Waktunya Tidur ..
Otokrasimu tak ada artinya apa apa ...
Peluhmu bercucuran
Tidak seperti cucuran keringat Ayahmu
Karena setiap cucuran keringatnya adalah darahnya

Warnanya juga tiga
Hijau Hitam Dan Merah

Itu tidak sama dengan darahmu
Karena kodratmu

Sudahlah Bu
Istirahatmu sudah menunggu
Biarkan yang muda yang berkarya
Capmu tak berarti apa apa
Tanta tanganmu tak berarti apa apa

Sudahlah Bu
Rakyat Cape ... Bisupun tidak bisa
Kini sudah waktunya Tidurmu
Biarlah anak anakmu meneruskanmu
Tidak perlu campur tanganmu

Sudahlah Bu
Bangunlah Esok Pagi ..
Terlihat anak anak bermain kecil disekitarmu
Dipadang gersang dan terbakar
Karena kamu memaksakan tak menyiramnya
Lihatlah bu apa yang engkau perbuat ...

Sudahlah Bu ...
Tidak usah repot repot ...
Otokrasimu tidak seperti Otokrasi Ayahmu
Kamu bukanlah Dia dan Dia bukanlah Kamu ..
Aku malu bu ...

Otokrasimu bukanlah Demokrasi yang ayah ajarkan ...

Tetapi terimakasih Bu ..
Kamu sudah menuliskan tinta sebait ..
Walau sebenarnya kami paham itu
Aku hargai jasamu Bu ..

Terimakasih Bu untuk meninggalkan kami ..
Menjadi Lebih baik
Untuk Ibu sendiri juga kami sendiri ..

Terimakasih, Atas Pengertiannya ...


[/I][/CENTER]

=======================

Quote:


Iya betul gan .... ane salut pemikiran ente ...


Komen
Quote:


seharusnya begitu ... aturan perundang undangan pun begitu ... bahwa gubernur mengemban 5 tahun bukan 2 tahun. Undang undang itu produk yang harus dihormati dan dijalankan. Sumpah Jabatan itu bersumpah diatas Kitab Suci (aturan Tuhan) dan pelaksanaannya diatur dengan Aturan Manusia, dua duanya dilanggar.

Quote:


Ane merinding baca komen agan yang terakhir ....
sedih rasanya lemes rasanya .. kasihan rakyat Jakarta .. kasihan orang miskin disana sudah berharap banyak. Belum lagi rakyat Jakarta belum siap dengan kontradiksi dipimpin seorang Ahok .. ane bukan bermaksud SARA ya jangan gitu gitu amat lah .. rakyat sudah cape cape antri, cape cape milih Jokowi terus pergi begitu saja ... Hanya demi ibu mega .. padahal rakyat diatas amanatnya ...
Kalau bahasa Sunda bilang 'ngarawu ku siku' mau dapet banyak akhirnya gak dapet semuanya .... kalaupun dapet jadi presiden nantinya, belum tentu lebih baik .... sama seperti George W Bush enggak baik buat rakyat timur tengah ... atau Firaun enggak baik pada jamannya. Yang bisa dilakukan manusia adalah memegang amanat yang sudah dipegang utuh.
Karena hari esok adalah masih abstrak, dan tidak pasti .... jadi gambling artinya. Dan mengundi nasib dengan anak panah itu enggak baik dan enggak boleh. Judi artinya. Khan sekarang dia sudah pasti jadi gubernur, mestinya itu saja dituntaskan ...
Ibu mega betul betul merusak generasi bangsa ... kalau enggak terpilih maka pensiun dini Jokowi ... dan menyianyiakan amanat rakyat

Quote:


Ane gak takut dia nyapres gan .. tapi khan udah gak bener diawal ...
Padahal ane kepengennya dia bener diawal ... di 2019 dia maju .. khan smooth ...
Khan pepatah bahasa jawa juga ojo kesusu ... jangan terburu nafsu ..
kenapa dia gak bisa menunggu 2019 agar mematuhi aturan yang ada sumpah jabatan yang sudah diucapkannya ... itu aja .. bukan dendam sama Jokowinya ... Dia khan korban megawati saja. Kalau orangnya (Jokowi) ane yakin bener (diluar konspiracy yang dibilang triomacan2000 dengan para konglomerat)

Quote:


Karena Jokowi nyapres khan perintah Megawati ... jadi megawati biang keladinya ...
Sama kalau agan disuruh nyopet ... yang nyopet juga yang nyuruhnya dua duanya salah.
Ini juga sama Jokowi disuruh melanggar aturan ...
yang pertama aturan melanggar sumpah jabatan seorang gubernur yang harusnya mengemban selama 5 tahun. Jelas negara dalam hal ini DKI jakarta udah dirugikan. Karena Pemilu juga pakai dana yang besar. Lain halnya kalau mengundurkan jabatan seperti Soeharto karena demo dimana mana, memang rakyat minta turun ... kalau enggak turun maka akan terjadi korban yang lebih banyak .. itu gak apa apa mengundurkan diri ...
yang kedua platform partai demokrasi seharusnya keputusannya diambil keputusan bersama elemen partainya (bukan satu atau segelintir orang) tapi semuanya di DPC, DPD, DPP juga berhak mengambil keputusan.
Nah Jokowipun menerimanya .. jadi baik megawati dan Jokowi salah. Dan bagusnya yang sepeti ini dibawa ke ranah hukum. Karena mempermainkan Undang Undang dan Sumpah jabatan dan jelas perbuatan tidak menyenangkan warga Jakarta

Quote:


Iya gan melanggar sumpah jabatan termasuk bersumpah palsu ..
karena disitu ada poin sebaik baiknya dan seadil adilnya juga mengemban amanah selama periode yang dijalankannya ...
Apalagi ucapan Demi Allah ... bukan Demi Jabatan dan Demi Ibu Megawati ...
Yang jelas akan dimintai pertanggung jawaban di akherat kelak. Selain didunia juga harus dipertanggung jawabkan. Ini termasuk kategori menyepelekan undang undang dan sumpah jabatan ...
Diubah oleh hheryadi 17-06-2014 05:49
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
7.8K
83
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan