Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

phlaAvatar border
TS
phla
GELAR SATRIA SALIB SBY = LAPANGAN GAS TANGGUH??


Siapa sih yang tak jemawa ketika menerima gelar kehormatan dari manusia setingkat Ratu Inggris Raya, Elizabeth II? Terlebih jika si penerima dipersepsikan sebagai seorang yang sangat peduli dengan pencitraan diri.

Jadi wajar saja jika seorang Presiden Republik Indonesia bernama SBY menerima gelar Knight Cross in the Order of Bath (Satria Salib Dalam Perintah Pembabtisan) langsung dari tangan Ratu Inggris maka popularitas dan citra pribadinya terangkat. Terlebih alasan pemberian gelar itu disebutkan karena keberhasilan SBY membawa gerbong besar bernama Indonesia selamat dari krisis ekonomi yang menghantam banyak negara barat. SBY juga dikatakan sangat pro-demokrasi, pluralisme, mendorong kebebasan pers dan ikut dalam usaha pelestarian lingkungan hidup. Jika benar alasan pemberian gelar oleh Inggris memang seheroik itu, maka pantaslah jika kita berbangga.

Problemnya, penobatan sebagai satria salib itu berbuntut kecurigaan bahwa Inggris sedang menebar bunga uang dengan mencoba “menyuap”. Banyak pemerhati konspirasi menduga bahwa Inggris kenal betul karakter Presiden yang sangat concern akan citra dan popularitas. Jika ini benar, gelar satria salib tentu akan sangat bergengsi, karena gelar prestisius itu juga pernah dianugerahkan kepada Ronald Reagen, mantan Presiden Perancis Jacques Chirac dan mantan Presiden Turki Abdullah Gul. Tak urung Ratu Elizabeth II sendiri yang menyematkan gelar satria itu kepada SBY langsung di Istana Buckingham pada Oktober 2012 lalu. Pertanyaan besarnya adalah, “Tidak ada makan siang gratis, apa yang diinginkan Inggris sebagai imbalannya?”

Spoiler for Penganugerahan Satria Salib:


Kegelisahan banyak orang seolah terjawab ketika tak berapa lama setelah penobatan tersebut, raksasa minyak Inggris, British Petroleum (BP) Plc, mendapatkan durian runtuh berupa hak mengelola ladang gas terbesar Indonesia di Lapangan Tangguh, Papua. Nilainya bombastis, mencapai Rp 114 Trilliun. Segera saja kehebohan nasional menyeruak kencang. Tuduhan bahwa SBY menukar kedaulatan gas negara dengan medali satria salib tak terelakkan. Terlebih lagi, proses penunjukan itu tanpa adanya tender!!

Spoiler for British Petroleum:


Melihat kekacauan itu, maka orang-orang di sekeliling SBY segera turun melakukan pembelaan. Mulai Menteri ESDM, Jubir Istana, staf ahli dan anggota-anggota partainya semua berkicau membela bahwa penunjukan BP tak terkait sama sekali dengan gelar dari Ratu Inggris. Gelar murni karena keberhasilan kepemimpinan dn kesuksesan Indonesia menjalin kerjasama dengan Inggris sebagai investor terbesar kedua di negeri ini. Sedangkan, BP mendapatkan mega proyek Tangguh karena sudah berproses lama.

Spoiler for LNG Tangguh:


Spoiler for LNG Tangguh Train 3:


Oke, tapi kalau sifatnya penunjukan langsung, mengapa tidak diberikan kepada perusahaan negeri sendiri, Pertamina. Kalau alasannya Pertamina tak mampu menangani proyek sebesar itu, toh buktinya BUMN ini sukses mengelola Lapangan Gas Badak di Kaltim dengan rekor 30 tahun tanpa kecelakaan. Bahkan, Pertamina sukses besar menjual gas dengan harga mahal ke Jepang, tidak seperti obral gas murah Tangguh ke Cina ketika periode Megawati. Dulu, masyarakat juga sempat curiga jangan-jangan karena Megawati sebelumnya berhubungan dengan pemimpin Cina Jiang Zemin maka gas diobral murah dalam jangka panjang.

Spoiler for Lokasi Lapangan Gas Tangguh:


Perlu dicatat, Lapangan Gas Tangguh memiliki arti strategis bagi negara-negara maju di dunia yang ingin menumpuk cadangan energi agar mesin-mesin pembangunannya bergerak. Konsesi yang didapat BP di Tangguh adalah membangun Train 3. Hasil gas alam dari Train 1 dan 2 yang beroperasi lebih dulu sepenuhnya untuk ekspor ke Cina, Korsel, sebagian Asia dan Amerika Serikat. Janji BP, 40% produksi gas dari Train 3 diprioritaskan untuk kebutuhan perusahaan lokal, termasuk PLN. Inggris tentu sangat berkepentingan dengan cadangan gas Tangguh yang luar biasa. Dari 14,4 trilliun kaki kubik cadangan, baru separuhnya yang sudah diproduksi. Jadi masih sangat banyak cadangan gas yang menjanjikan keamanan stok energi Inggris dan tentu saja semakin menggemukkan pundi-pundi Poundsterling mereka. Ironisnya, pabrik-pabrik besar di Indonesia saat ini merana tak berproduksi karena tak ada gas untuk menggerakkan mesin produksi! Jika saja Pertamina yang mengelola Tangguh, barangkali ceritanya akan lain, karena seluruh cadangan gas bisa dipergunakan untuk memajukan perusahaan bangsa sendiri.

Inggris memang sering melakukan hal yang meresahkan, mereka memboikot maskapai Garuda Indonesia yang dilarang terbang di langit Eropa, selain itu mereka dengan angkuhnya melarang TNI menggunakan tank Scorpion buatan mereka untuk digunakan saat pemberontakan GAM di Aceh. Saat ini mereka juga getol-getolnya menghambat ekspor minyak sawit dari Indonesia dengan alasan lingkungan hidup.


AAH..SEKALI LAGI KEDAULATAN BANGSAKU TERGADAI OLEH PEMIMPIN YANG TAK BECUS URUS NEGARA!!
0
9.1K
93
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan