Berdasarkan narasumber dari “Metropolitan Tokyo” pada tahun 2004, ada lebih dari 1500 anggota Yakuza yg berkeliaran dan aktif di Kabukicho, dan lebih dari 150 Perusahaan ada di bawah kendali mereka. Hari demi hari, hukum di jepang semakin ketat, terutama untuk memburu Yakuza, frekuensi polisi2 yg berpatroli di Kabukicho semakin sering terlihat, juga pemerintah jepang menambahkan 50 CCTV yg dipasang tersebar di area Kabukicho, untuk mengurangi tindak kriminal di Kabukicho.

Di Kabukicho, terbagi jadi 2 area, yg pertama area yg dikhususkan untuk para pria, dan ada juga yg dikhususkan buat para wanita, sebagai tanda, biasanya jarang ditemui Hostess (wanita) yg mangkal diluar, sementara itu host (pria) banyak sekali berkeliaran seperti predator nyari mangsa . Mangsa favorit mereka sih biasanya tante2 dengan usia 30-40 tahun. Aneh juga kok banyakan yg berkeliaran Host daripada Hostess nya .

Host dan Hostess, dua kata ini nampak miring bagi kebanyakan orang, khususnya orang yg masih asing, bahkan cenderung negatif . Mungkin seperti ini yg kita pikirkan : Host = gigolo, Hostess = Prostitutes / pramuria. Biasanya Hostess (wanita) disebut sebagai "Cabaret Girl". Tetapi nyatanya tidak seperti itu.

Dengan segala kontroversi yg terkandung dalam budaya mereka, yg juga tak lepas dari proses sejarah mereka yg melibatkan darah, air mata dan nyawa, lahirlah Geiko / Geisha dimana sebelumnya orang2 menyamakannya dengan prostitutes / pramuria, padahal mereka sebenarnya hanya menemani / menghibur, menyajikan nyanyian, tarian dan atraksi seni lain. Nah, sama halnya dengan Host dan Hostess, tugas utama mereka adalah memberikan kita layanan pendengar setia. Nah lho, kok pendengar setia ? . Yap, ketika kita menyewa Host / Hostess itu tandanya kita menyewa mereka untuk menjadi pendengar setia cerita2 kita, terserah mau cerita sedih, senang, pervert haha, sampe yg membosankan pun mereka siap sedia .

Mereka harus tetap menjadi pendengar yg baik buat kita, jadi semacam tempat curhat giti kali ya..haha . Kelihatannya aneh ya, jasa kok jasa pendengar ? . Banyak hal yg mempengaruhi ini, salah satunya adalah masyarakat sana yg sangat serius soal Tata Krama akhirnya banyak orang memiliki kepribadian yg tertutup, mereka tidak mudah percaya terhadap orang lain, tidak mudah terbuka kepada orang lain dan cenderung individualis, tidak ikut2 urusan orang lain. Mungkin inilah yg menyebabkan host dan hostess ini dibutuhkan.

Kelihatannya enak ya jadi host / hostess . Tidak juga sih, ada tantangan utama yg harus mereka kuasai selain menjadi pendengar yg baik, mereka juga dituntut atau harus pintar2 untuk mengingat semua cerita yg diceritakan oleh orang yg menyewa mereka, jadi misalnya (customer A), jadi nanti jika suatu saat si A dateng lagi trus kembali menyewa jasa Host / Hostess yg sama sebelumnya, mereka harus inget apa saja yg sudah si A ceritakan di hari sebelumnya.

Dan yg terpenting lagi, berkaitan dengan kode etik dalam profesi mereka dan yg satu ini tidak boleh dilanggar yaitu : Host dan Hostess tidak boleh melayani / menemani customer sampai ke “Ranjang”. So, berapa ya tarif Host dan Hostess itu ? tarif mereka standard nya berkisar antara 40 – 50 Ribu Yen. Lah..kalo mereka laris manis, bisa hitung sendiri deh berapa penghasilan mereka jika dalam sehari paling minim mereka bisa mendapat 2 - 3 customer. , gimana, mau jadi host gan ?

Love Hotel, hotel cinta..? . Pikiran kita udah yg aneh2 deh kalo denger kata Love Hotel . Akan tetapi bagi penduduk jepang, love hotel bukan sekedar tempat untuk having fun, khususnya untuk pasangan . Tetapi disana sudah menjadi semacam kultur masyarakat di jepang.

Pada dasarnya, Love Hotel ya mirip sama motel yg banyak bertebaran di Indonesia, yg notabene biasanya disewakan bisa untuk beberapa jam (short time) sampai 1 hari penuh. Dan kenyataannya memang demikian, sebagian besar orang yg berkunjung ke Love Hotel pastinya untuk bersenang-senang, tapi ada juga sebagian lain yg berkunjung kesana untuk keperluan / misi lain . Misal : Penginapan darurat untuk mereka2 yg terlambat / ketinggalan jadwal kendaraan umum / kereta dikarenakan sudah larut malam atau juga mereka2 yg memang mencari penginapan yg murah meriah

Uniknya, mungkin kita beranggapan yg berkunjung kesini adalah para pasangan yg belum menikah atau ABG2 dan sejenisnya . Tetapi nyatanya disini juga sering ditemukan pasangan2 yg statusnya sudah menikah. Lantas apa alasan mereka untuk repot2 berkunjung kesitu..? Simple alasannya, karena mereka merasa tak nyaman dengan lingkungan rumah mereka yg kecil dan tidak enak dibuat bermesraan dan bercengkrama di dalam rumah yg dikelilingi oleh anak2 mereka yg masih kecil2.

Nah, Love Hotel itu murah, bayangan kita mungkin : “ah ya namanya juga Love Hotel, yg di prioritaskan hanya having fun semata, fasilitas pasti gak jauh2 dari hotel / motel murah di indonesia..”, oh ternyata malah sebaliknya, diluar dari “kesenangan” yg kita dapatkan, rata2 love hotel di kabukicho sudah penuh dengan fasilitas berteknologi tinggi. . Dari luar, kebanyakan Love hotel memiliki tampilan / desain bangunan yg sudah aneh, unik . Tentu saja ini juga salah satu strategi menarik pengunjung.

Start di bagian Lobby hotel, kita tidak akan atau tidak perlu bertatap muka dengan resepsionis, lho kok bisa gitu ? trus bagaimana kita pesan kamar..?. Tentu saja ini untuk menjaga privasi kita gan , mereka sudah menyediakan monitor LCD (kebanyakan LCD Touch screen) yg menampilkan semua tipe dan jenis kamar, juga tampak disitu apakah kamar statusnya Available (tersedia) atau tidak. Setelah kita cocok dengan salah satu kamar misalnya, tinggal tekan tombol atau tekan layar sentuhnya dan di sebelah biasanya ada sebuah lubang kecil, nah disitulah kunci kamar kita akan diberikan.

Wow, ini dia saatnya masuk ke kamar . Wah jangan2 teknologi canggih hanya di depan lobby aja ya ? trus bagian kamar seperti apa..? Kamar pada kebanyakan Love Hotel cukup menarik, banyak hal2 yg disediakan untuk memanjakan pasangan, misal interior kamar yg berbau2 anime, misal Hello Kitty dan lainnya sampai pada fasilitas persewaan pakaian untuk Cosplay.

Selain hiburan, kita juga bisa memesan makanan / minuman, dan lagi2 kita tidak bertatap muka dengan orang , ada mesin penjual berukuran kecil yg menjual berbagai macam kebutuhan seperti makanan, minuman ringan sampai pada “mainan”untuk dewasa haha . Nah, ketika kita mengambil makanan / apapun yg kita beli lewat mesin tersebut, secara otomatis harga barang yg kita beli akan langsung masuk ke tagihan hotel kita pada saat membayar nanti. Disini soal privasi benar2 dijaga dan diperhatikan, bahkan si pemilik hotel sebisa mungkin tidak terlihat oleh kita atau sebaliknya sebisa mungkin tamu / pengunjung tidak melihat sang pemilik hotel .