melodickzAvatar border
TS
melodickz
Fenomena cabe-cabean, menurut pakar



Liputan6.com, Jakarta : Fenomena cabe-cabean dan terong-terongan yang melanda gadis dan lelaki ABG (anak baru gede) memang sedang populer saat ini. Sebenarnya apa yang menyebabkan remaja-remaja itu terjerumus ke fenomena tersebut?

Psikolog Klinik Anak dan Dewasa, Rosdiana Setyaningrum, MPsi, MHPEd menjelaskan, anak-anak usia 14 tahun hingga 18 tahun memang harus hati-hati dalam mendidiknya. Apalagi masa remaja adalah masa pencarian jati diri.

"Kan dari dulu juga sudah banyak groupies gini. Kalau menurut saya sih, di mana-mana anak yang `menyimpang` pasti ada," kata wanita yang akrab disapa Diana saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (19/12/2013).

Menurutnya, saat remaja mencari jati dirinya, ada yang memiliki cara yang baik dengan berprestasi dan ada yang memilih cara instan dengan bersenang-senang seperti cabe-cabean.

Diana mengatakan, ada beberapa hal yang bisa membuat remaja terjerumus ke fenomena yang sedang populer tersebut.




1. Lingkungan

"Karena pengaruh lingkungan yang nggak baik. Bisa juga dari sekolah," ujarnya.

2. Media

"Terpengaruh film-film atau cerita tentang eksis, populer secara instan, dunia materialistis," ujarnya.

3. Orangtua

"Pasti juga ketidak-dekatan dengan orangtua. Saya sih heran, ada anak SMP keluar malam pakai baju seksi. Orangtuanya kemana ya? Masa nggak tahu? Nggak peduli, terlalu sibuk atau terlalu polos jadi gampang dibohongi anaknya?" ujar Diana menegaskan.

Cabe-cabean sebenarnya hanya merujuk pada gadis belia usia SMP dan SMA yang senang keluyuran malam dan nongkrong di dunia balap liar. Sementara terong-terongan terjadi pada remaja pria disebut dengan fenomena terong-terongan. Umumnya fenomena ini melanda remaja pria usia 13 hingga 18 tahun. Biasanya remaja pria ini senang dengan kehidupan malam, suka tawuran, dan menghisap ganja.








Cabe-cabean pada gadis belia yang tengah menjadi sorotan saat ini ternyata memiliki 3 tipe yang berbeda. Setidaknya, itulah yang disebutkan oleh penyiar salah satu radio ternama di Indonesia, Gofar Hilman. Apa sajakah itu?
Berita Terkait

Istilah cabe-cabean awalnya lebih banyak dikaitkan dengan perempuan muda dan motor balapan liar. Istilah ini biasa dipakai orang-orang yang ada di arena balapan liar untuk menyebut para gadis muda yang ada di situ.

Berikut 3 tipe cabe-cabean di Indonesia menurut Gofar Hilman kepada Health Liputan6.com, Kamis (19/12/2013)

1. Cabe ijo

Menurut pria berkacamata yang dijuluki sebagai pakar Cabe-cabean oleh para followersnya di Twitter, Cabe Ijo ini merupakan tipe dari para Cabe-cabean yang tergolong kelas atas. Biasanya, Cabe-cabean ini berasal dari Sekolah Menengah Atas (SMA) gaul di Jakarta.

"Nongkrongnya di tempat yang lagi hits banget. Dandanannya dress up parah. Kalau pergi ke mall misalnya, sudah kayak mau ke kondangan," tulis Gofar melalui surat elektronik.

Dilanjutkan Gofar, cabe-cabean tipe satu ini sangat ingin sekali dibilang dewasa.

2. Cabe merah

Untuk tipe yang satu ini, biasanya para cabe-cabean ini memilih untuk kongkow di club yang ada di sekitaran Kemang, Jakarta Selatan.

"Sebelum masuk ke club, nongkrong dulu di salah satu swalayan (nyebut merek), nunggu guestlist. Hidup gratisan!," tulis Gofar lagi.

3. Cabe oranye

Tipe cabe oranye adalah tipe cabe di jalanan. Dikatakan Gofur, biasanya tipe ini nongkrongnya sambil ngelihatin orang balapan liar. Ketika sore, para cabe-cabean ini senang sekali naik motor bonceng tiga, dan tidak pake helm.

"Biasanya sambil cekikikan, sambil mainin hape, dan pakai behel Rp 200 ribuan," tulis Gofar lagi.

Saat ini, cabe-cabean menjadi fenomena yang sedang melanda para remaja perempuan beranjak dewasa (ABG) di kota-kota besar. Sebelumnya, istilah untuk para remaja tanggung ini adalah `alay` dan `jablay`.

Cabean-cabean sendiri merujuk pada remaja perempuan yang kebanyakan masih duduk di bangku SMP dan SMA, yang memang senang keluar malam dan tak memiliki tujuan yang jelas...








Seto Mulyadi, mengatakan bahwa fenomena Cabe-cabean bisa dibilang akibat dari kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orangtua.

"Salah siapa? Mungkin bisa dibilang karena orangtuanya yang kurang memberikan perhatian dan kasih sayang serta tidak terkontrol. Bisa juga karena cara mendidik orangtua yang salah sehingga anak tidak nyaman kemudian mencari tempat yang bisa membuatnya nyaman," kata Seto saat diwawancarai liputan 6.

"Seharusnya orangtua Cabe-cabean itu menyalurkan emosi anaknya dengan melibatkan anak ke hal-hal positif misalnya ikut les. Libatkan mereka ke dalam kegiatan positif selain itu kasih sayang dan perhatian jangan sampai berkurang. Sesibuk-sibuknya orangtua harus tetap memperhatikan dan mencurahkan kasih sayang,"

sumber : www.liputan6.com

jgn lupa ya gan emoticon-Rate 5 Star

ane juga gk nolak ko, klo ada yg mau ngasih emoticon-Blue Guy Cendol (L)
Diubah oleh melodickz 21-12-2013 04:07
0
6.8K
43
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan