Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

robotbaikAvatar border
TS
robotbaik
Yang Sering Bandingin Buruh Sama Sarjanba Masuk
Quote:


Quote:



Ada banyak thread di kaskus tentang betapa hebohnya Demo buruh yang minta naik gaji Bahkan ada yang banding-bandingin antara buruh sama sarjana. Ada yang pro atas demo buruh tersebut ada juga yang kontra, seperti biasa yang pro atas demo buruh adalah temen-temen aktivis ditambah pihak-pihak yang simpatik dan yang ngerasa sependeritaan. Dan yang kontra (seperti biasa lagi) adalah temen-temen yang ngerasa kenyamanannya terganggu, entah karena macet, entah karena pemandangan yang tak sedap di mata, entah sebab-sebab lain. Sejauh yang ane ikutin sepanjang perang diskusi mereka, baik yang pro maupun kontra, sebenarnya adalah sama-sama buruh. #Lhokok iya, siapapun yang menjual tenaganya kepada si pemberi kerja disebut buruh.Kalo yang menjual jiwanya kepada setan disebut Musyrik. #eeh

Dan sebelum ane berhalusinasi lebih jauh, ane definisikan dulu arti buruh. Semua orang yang masih kerja dibawah telunjuk bos adalah buruh. Si A karyawan Accounting di sebuah Bank Swasta, iya doi buruh, Si B adalah desainer grafis di sebuah advertising terkenal, iya doi buruh juga, Si C adalah pelayan restaurant cepat saji, iya doi buruh juga, Si D adalah Teller di salah satu Bank pemerintah, iya doi juga buruh, sama. Beda klasifikasinya aja, ada buruh kerah putih (kerah lho bukan kera) dan buruh kerah biru.

Kalo ane artiin secara serampangan dan asal-asalan, buruh kerah putih itu buruh yang lebih banyak bekerja dengan otak daripada otot (inget otak dan otot disini cuma istilah), kebanyakan berada dalam ruangan ber-AC yang nyaman dan tidak terlalu banyak berkeringat, sehingga kalo pake kemeja dengan kerah putih akan tetap putih karena nggak cepet kotor. Sedangkan buruh kerah biru itu sebutan buat buruh yang lebih banyak bekerja dengan otot daripada otak (inget sekali lagi otak dan otot disini cuma istilah) , biasanya menangani pekerjaan kasar, dan cenderung lebih banyak berkeringat, sehingga secara simbolik dilambangkan dengan kerah biru, yang nggak cepet kotor daripada jika memakai kerah putih.

Perbedaanya nggak cuma dari “warna kerahnya” aja, dari segi jobdesk dan gaji juga pasti beda. Yang bikin beda apa? ya jelas; Skill. Perbedaan inilah yang bikin si kerah putih diupah lebih gede daripada rekan mereka yang kerahnya biru. Bedanya cuma skill doang? nggak. Bisa dibilang jumlah manusianya juga ngaruh. Rata-rata si kerah putih ini jumlahnya emang terbatas dibanding dengan si kerah biru, apalagi kalo dibandingin sama yang pake kaos oblong/nggak berkerah (bacaemoticon-Stick Out Tongueengangguran). Lagi-lagi soal supply vs demand, teori ekonomi klasik #tsah, teori yang tadinya cuma dipake buat ngitung komoditi barang, sekarang juga dipake buat menghargai manusia. Bahkan ada lho perusahaan yang menilai buruh/staff/karyawannya sebagai aset!

Terus kalo sama-sama buruh kenapa banyak yang pro dan kontra? Itulah Indonesia, kebanyakan temen-temen kerah putih ini ngalamin yang namanya Shock Culture. Istilah yang sering dipake temen ane kalo ngeliat kelakuan Orang Kaya Baru, tadinya miskin terus tiba-tiba kaya mendadak, shock! Nah, temen-temen kerah putih ngalamin yang namanya shock culture juga tapi, mereka nggak sadar.karena tidak mengalami fase-fase sejarah industri secara lengkap, jadi dari awal mereka nggak tau kalo mereka juga buruh. #NggakSadarKelas.

Ada statement yang bikin ane ketawa, sambil nangis;
Quote:


Kontra tentu boleh dan sah-sah aja, tapi ya mbok agak sedikit berfikir; Seandainya mereka nggak lupa bahwa untuk menjadi kreatif (di Indonesia)butuh yang namanya pengetahuan, seandainya mereka nggak lupa (lagi) bahwa akses pengetahuan disini masih terbatas pada yang mampu bayar uang sekolah, seandainya mereka nggak lupa bahwa kebanyakan si kerah biru adalah mereka yang nggak bisa ‘makan’ bangku kuliah, seandainya mereka nggak lupa bahwa bikin lapangan kerja nggak segampang mengetikkan jempol di keypad, seandainya mereka nggak lupa bahwa nggak ada orang yang punya cita-cita jadi buruh, seandainya mereka nggak lupa bahwa mereka yang demo nuntut kenaikan UMR itu agar anak-anaknya tetap bisa sekolah dan nggak harus kayak orang tuanya.

Emang tetep aja ada yang pro dan kontra, tapi paling enggak ya jangan saling nyalah-nyalahin dan ngerasa kalo warna kerahnya yang paling bener.Dan jangan juga membanding-bandingkanYang harus dicurigain (untuk disalahin) sistem pendidikan dan ekonomi Indonesia memang sengaja didesain untuk menciptakan banyak pengangguran? dengan adanya banyak pengangguran maka upah buruh terpaksa harus rendah? Lagi-lagi supply vs demand kan? Dan lagi-lagi pengusaha yang diuntungkan? dan lagi-lagi buruh yang dirugikan? apakah kesejahteraan kerah biru harus nunggu yang kerah putih lebih dulu sejahtera atau untuk bisa sejahtera di Indonesia harus jadi Kerah putih dulu?

Sumber : Blog Ane
Diubah oleh robotbaik 01-11-2013 03:28
0
8.4K
120
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan