[* ]Terimakasih kepada teman teman semua dari alam nyata maupun yang tidak nyata
[* ]Kepada para sesepuh, pini sepuh, simbah sepuh, um, tante, kakak, ade, bro, sist, bebh,
[* ]Seluruh warga kaskus umumnya, dan khususnya bagi warga forsup jogja dan yang paling kita tunggu kehadiranya para mimin, momod dan RL kaskus tercinta kita,
11 Pocong di Istana Kematian Gunung Kelir
sumber
Di Museum Purbakala Pleret, Mba Indomie Goreng terkesima dengan sebuah foto tua. Setelah diselidiki, ternyata itu adalah foto Gunung Kelir. Yaitu sebuah pemakaman tua yang terletak di atas bukit tak jauh dari lokasi Museum Purbakala Pleret.
Didorong rasa penasaran, kami pun mengayuh sepeda kesana. Tak sampai 15 menit (disertai salah jalan pula), kami pun sampai di kaki bukit Gunung Kelir. Disana kami dihampiri oleh Pak Slamet, selaku juru kunci Gunung Kelir. Bersama beliau, sahabat SPSS pun menjelajahi situs arkeologi tersebut.
Sepeda kami parkir di kaki bukit. Kami pun harus berjalan kaki mendaki bukit yang rimbun dengan pepohonan lebat. Sesampainya diatas bukit, beberapa sahabat SPSS terkesima dengan pesona Gunung Kelir. Tak jarang, beberapa diantara mereka meminta diriku untuk membuka sesi pemotretan.
Makam Gunung Kelir Pleret Kyai Panjang Mas Ratu Mas Malang Amangkurat I
Eksotis juga buat lokasi pemotretan. Yah...kurang ada yg nggelantung di atas pohon aja sih.
Berhubung ini pemakaman tua, kami pun iseng bertanya ke Pak Slamet perkara kemistisan tempat ini;
Wah, baru kemarin malam ada 3 orang semedi disini, tapi ndak kuat, lari kabur, karena muncul 11 pocong.
Ups...
Namun, dibalik penampakan 11 pocong itu, Gunung Kelir menyimpan romantisme kisah cinta di masa lampau. Di tempat ini dimakamkan Ki Panjang Mas, seorang dalang favorit raja Amangkurat I. Ada desas-desus, kalau Ki Panjang Mas ini dibunuh oleh utusan Amangkurat I saat sedang mendalang. Sebab, Amangkurat I ingin memperistri Ratu Mas Malang yang tak lain adalah istri Ki Panjang Mas.
Makam Gunung Kelir Pleret Kyai Panjang Mas Ratu Mas Malang Amangkurat I Ziarah
Makam Ki Panjang Mas diapit oleh dua pohon beringin besar.
Namun Ratu Mas Malang tak menerima cinta Amangkurat I. Ia sangat mencintai Ki Panjang Mas, hingga pada akhirnya meninggal dunia. Rumornya, Ratu Mas Malang sengaja meracuni dirinya sendiri.
Amangkurat I menginginkan Ratu Mas Malang dimakamkan di tempat yang ia kehendaki. Namun setiap kali digali tanah untuk makam, selalu muncul sumber mata air. Menurut cerita, itu tanda bahwa Ratu Mas Malang tak mau berpisah dari suaminya, Ki Panjang Mas. Pada akhirnya, Ratu Mas Malang dimakamkan dekat makam suaminya.
Makam Gunung Kelir Pleret Kyai Panjang Mas Ratu Mas Malang Amangkurat I Telaga Sendang Air
Salah satu sumber mata air itu. Bagian terdalam sekitar 2 meter dan kerap jadi lokasi favorit semedi.
Selain makam Ki Panjang Mas dan Ratu Mas Malang, di Gunung Kelir juga terdapat sejumlah makam lain. Ada cerita kalau makam-makam tersebut merupakan makam para pesinden dan penabuh gamelan yang konon ikut terbunuh saat pembunuhan Ki Panjang Mas.
Di salah satu sudut Gunung Kelir juga terdapat sebuah batu persegi yang lumayan besar. Menurut Pak Slamet, batu itu adalah wadah koleksi wayang milik Ki Panjang Mas. Posisinya terbalik, dan hingga saat ini belum ada orang yang mampu menyibak isinya. Konon, koleksi wayang Ki Panjang Mas itu masih tersimpan utuh. Itu pula yang melatar-belakangi banyak orang untuk bersemedi disini untuk menjadi DJ alias Dalang Jawa.
Makam Gunung Kelir Pleret Kyai Panjang Mas Ratu Mas Malang Amangkurat I Kotak Wayang Dalang Batu
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Makam Gunung Kelir, Situs Peninggalan Amangkurat I
sumber
Makam Gunung Kelir merupakan kompleks Makam Ratu Mas Malang serta Ki Dalang Panjang Mas (Dalang S. Dalem I SKS Amangkurat I). Makam ini termasuk salah satu situs tinggalan dari Amangkurat I atau Amangkurat Agung yang berada di Desa Pleret, Kec.Pleret, Kab. Bantul, DIY . Amangkurat I adalah Raja Mataram Islam Putra dari Sultan Agung Hanyokrokusumo yang memerintah pada tahun 1646-1677 dan berkraton di Pleret.
Suraksa Sumarno (Juru kunci makam Gunung Kelir) memaparkan bahwa makam ini dibangun menggunakan bahan bangunan berupa batu putih untuk dinding dan tembok keliling serta batu andesit untuk nisan. Komplek Makam Ratu Mas Malang terletak dipuncak sebuah bukit yaitu Gunung kelir dengan ketinggian kira kira 99 m dari permukaan laut dengan luas 30×30 meter. Pada komplek makam ini terdapat 28 nisan, yang dikelompokan dalam 3 lokasi yaitu 19 nisan berada dihalaman depan, 1 nisan berada dihalaman belakang (nisan Dalang Panjang Mas) dan 8 nisan berada di halaman inti yang salah satunya merupakan nisan dari Ratu Mas Malang.
Ratu Mas Malang merupakan istri dari Amangkurat I, dalam Babad Tanah Jawi diceritakan, sebelumnya Ratu Mas Malang merupakan istri dari Dalang Panjang Mas, seorang dalang keraton yang hidup sejak masa Panembahan Sedo Krapyak. Amangkurat I terpikat oleh Ratu Mas Malang dan meminta Dalang Panjang Mas untuk menyerahkan istrinya, permintaan tersebut ditolak sehingga Dalang Panjang Mas dibunuh dan jasatnya dimakamkan di Gunung Kelir. Ratu Mas Malang kemudian menjadi selir Amangkurat I, namun karena sayangnya maka kemudian Ratu Mas Malang diangkat menjadi Permaisuri.
Pak Suraksa Sumarno juga menunjukkan selain kompleks makam, disebelah timur juga terdapat sendang yang diberi nama “Sendang mulyo” yang dibangun diatas batu. Sendang ini tidak akan pernah kering walaupun musim kemarau. konon sendang ini adalah tempat yang akan dijadikan peristirahatan terakhir Ratu Malang, namun karena setelah digali terus keluar air, maka tempat pemakaman ratu malang dipindahkan ke tempat sebelah barat Sendang Mulyo tersebut. Selaun sendang mulyo juga terdapat batu persegi empat atau lebih dikenal dengan Watu Jonggol, siapa saja yang cakupan tangannya mampu mencapai keseluruhan panjang batu ini, unek-uneknya akan terkabul, imbuhnya.
Tembok makam Gunung Kelir tepatnya yang sebelah selatan juga pernah roboh bebarengan dengan hari mundurnya Presiden RI yang ke-2 yaitu Bapak Soeharto.
Mitosnya disini sih tentang adanya 11 Pocong, dan kalo ada yang bermalam disini bakalan denger suara tapak kuda, dan julukan dari tempat ini adalah
ISTANA KEMATIAN