- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
PRO dan KONTRA kisruh Suriah ( FAKTA, dan kemungkinan Formasi perang dunia III)
TS
smart70again
PRO dan KONTRA kisruh Suriah ( FAKTA, dan kemungkinan Formasi perang dunia III)
Spoiler for Daftar Negara pendukung REZIM SURIAH:
Dukungan dari Iran.
Pemimpin tertinggi Syiah Iran, Ayatullah Ali Khamenei, angkat bicara soal rencana Amerika Serikat menyerang Suriah. Dia mengatakan, Suriah tidak akan mampu dibuat bertekuk lutut, malah AS sendiri yang akan menderita. Pidato Khamenei ini dipublikasikan di kantor berita Press TV seperti dikutip CNN, Kamis 5 September 2013. Dalam pernyataannya itu, Khamenei mengatakan bahwa Barack Obama tidak berhak berbicara masalah kemanusiaan di Suriah, sementara AS memiliki catatan buruk di Irak, Afganistan dan tahanan militer di Guantanamo Bay, Kuba. Kecaman atas rencana Barat dari Iran dan Hizbullah ini semakin memantapkan dukungan dua poros besar Syiah di kawasan itu terhadap rezim Bashar al-Assad, seorang Syiah Alawit. Sebelumnya, Hizbullah dan Iran dilaporkan telah menurunkan pasukannya untuk membantu tentara Assad melawan pejuang Suriah.
Sumber : http://dunia.news.viva.co.id/news/re...akan-menderita
Dukungan dari Rusia
Rusia mengirimkan sebuah kapal perang spesial kargo ke Suriah. Demikian seorang sumber Angkatan Laut mengatakan pada Jumat, 6 September 2013. Pengerahan kapal ini sebagai bentuk dukungan Kremlin terhadap Damaskus untuk menghadapi kemungkinan serangan Amerika Serikat. Kapal pendarat Nikolai Filchenkov, Jumat, 6 September 2013, akan meninggalkan pangkalannya di Kota Sevastopol, Ukraina, menuju Pelabuhan Novorossiisk, Rusia. Dari sini, tulis kantor berita Interfax mengutip sumber di St Petersburg, kapal ini akan bertolak ke Perairan Suriah. "Kapal akan merapat di Novorossiisk mengangkut kargo khusus untuk tugas tempur di Mediterania," ujar sumber yang tak bersedia menyebutkan kargo yang diangkut. Menurut sumber, kapal tempur yang sudah berada di Mediterania timur adalah fregat Novocherkassk dan Minsk, serta kapal pembawa rudal penjelajah Moskva. Informasi yang diperoleh Al Arabiya menyebutkan, kapal-kapal perang Amerika Serikat sudah sangat siap hadir di kawasan (Suriah) dan melakukan gempuran melalui laut. Selain perlengkapan perang Rusia juga membantu Suriah dengan gelontoran banyak duit. Hal ini mengemuka dalam diskusi antara Deputi Perdana Menteri Suriah Qadri Jamil dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov di Moskwa. Menurut warta AP pada Senin (22/7/2013), bantuan dana itu memang tak disebutkan jumlahnya. Namun, Suriah berharap, paling lambat akhir tahun ini, fulus tersebut sudah mengalir ke kocek Suriah.
Sumber : http://www.tempo.co/read/news/2013/0...Lagi-ke-Suriah
Dukungan dari China
Dukungan terhadap Suriah yang diberikan sekutu dekatnya, yakni Cina dan Rusia, sepertinya tidak akan berubah. setidaknya hal itulah yang ditegaskan dua negara yang merupakan anggota Dewan Keamanan (DK) PBB, namun belum ada kabar china akan mengirimkan pasukan atau dana atau peralatan perang ke suriah.
Sumber : http://www.republika.co.id/berita/in...-dukung-suriah
Dukungan dari Lebanon
Menteri Luar Negeri Lebanon Adana Mansour menilai aksi militer terhadap Suriah tidak akan memberikan solusi perdamaian bagi kawasan. Di Lebanon, terdapat pengungsi Suriah dengan jumlah terbanyak dibandingkan negara-negara lain. Kalangan Syiah mendukung rejim Assad dengan turut berperang di Suriah, sementara penganut Sunni berperang bersama pasukan pemberontak.
Spoiler for Daftar Negara yang ingin menyerang Suriah gan:
Amerika Serikat
Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry menuding rejim Assad menggunakan senjata militer. Kapal-kapal perang Amerika pun telah berada di kawasan Mediterania sehingga spekulasi serangan Amerika ke Suriah terus menguat. Para analis percaya bahwa aksi militer Amerika akan dilakukan dari laut, dan menargetkan penghancuran instalasi-instalasi militer Suriah.
Inggris
Sebagai sekutu utama Amerika, Inggris pun menyatakan dukungannya terhadap aksi militer terhadap Suriah. Alasan utama pembenaran ide serangan militer terhadap Suriah adalah bahwa penggunaan senjata kimia "tidak bisa digunakan secara bebas dan lepas dari hukuman".
Prancis
Prancis adalah negara barat pertama yang mengakui koalisi oposisi Suriah, dan mengakuinya sebagai perwakilan resmi Suriah. Bahkan Prancis melobi agar Uni Eropa boleh menyuplai lebih banyak senjata ke pemberontak yang berniat menjungkalkan rejim Assad.
Turki
Negara ini sudah sejak awal mendukung upaya penggulingan Presiden Bashar al-Assad. Sehari sebelum Menteri Pertahanan Amerika Serikat Chuck Hagel mengatakan pasukan negaranya siap melancarkan serangan terhadap rezim Suriah atas tuduhan serangan-serangan dengan menggunakan senjata kimia, Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu menyatakan negaranya siap bergabung dengan koalisi internasional yang ingin menyerang Suriah, bahkan tanpa persetujuan Dewan Keamanan PBB sekalipun.
Saudi Arabia
Negara monarki ini secara terang-terangan membiayai dan memasok barisan pemberontak untuk menggulingkan rejim Assad. Bahkan mantan Dubes Saudi untuk Amerika Pangeran Bandar bin Sultan dikabarkan giat menggalang dukungan internasional untuk membantu para pemberontak di Suriah.
Israel
Israel telah melancarkan serangan terhadap Suriah, sedikitnya 3 kali pada tahun ini. Pejabat Israel mengutuk penggunaan senjata kimia yang dikabarkan dipakai oleh rejim Assad. Spekulasi serangan militer Amerika terhadap Suriah membuat sipil Israel memborong masker gas.
Spoiler for Fakta-Fakta:
• Konflik Suriah dipicu oleh “wabah” revolusi yang menjangkiti dunia Arab, yang dikenal dengan Arab Spring. Dimulai dari Tunisia, Mesir lalu Libya
• Lebih dari 110.371 orang telah tewas dalam konflik di SURIAH, dimana 56.138 orang yang tewas merupakan warga sipil biasa.
• Presiden dan keluarga Suriah Hidup dengan keGlamoran, yang berbanding terbalik dengan keadaan rakyat suriah yang serba kekurangan
Spoiler for Jika Israel ikut campur:
Presiden Rusia memperingatkan Israel dan memperingatkan negara-negara pendukung teroris, dan menyebut, Rusia tidak akan tinggal diam jika Israel menyerang Suriah.
Pernyataan itu diutarakan oleh Vladimir Putin saat menerima Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, pada Selasa, 14/05/13, dan memperingatkan Israel untuk tidak melakukan serangan terhadap Suriah.
"Rusia tidak akan tinggal diam," kata Putin kepada Netanyahu.
Dia juga menuntut segara mengakhiri konflik bersenjata dan menghindari tindakan provokatif yang mengarah eskalasi krisis di Suriah. akhirnya ada juga negara SUPER yang berani ancam tu IsRAEL
Pernyataan itu diutarakan oleh Vladimir Putin saat menerima Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, pada Selasa, 14/05/13, dan memperingatkan Israel untuk tidak melakukan serangan terhadap Suriah.
"Rusia tidak akan tinggal diam," kata Putin kepada Netanyahu.
Dia juga menuntut segara mengakhiri konflik bersenjata dan menghindari tindakan provokatif yang mengarah eskalasi krisis di Suriah. akhirnya ada juga negara SUPER yang berani ancam tu IsRAEL
sepertinya formasi awal negara TIMUR dan BARAT sudah mulai tampak ya gan, tinggal tunggu jadi atau tidak peperangan dimulai, turut berduka juga untuk korban konflik suriah
Spoiler for UPDATE BERITA GAN1:
Putin "Mengkuliahi" Obama Soal Suriah, AS Gusar
Pejabat kantor presiden Amerika Serikat gusar atas artikel opini Presiden Rusia, Vladimir Putin, di harian berpengaruh The New York Times. Dalam artikel itu, Putin tampak seolah-olah mengkuliahi AS agar tidak sembrono menyerang Suriah soal kepemilikan senjata kimia, karena masih bisa diselesaikan secara diplomatik.
Berjudul "A Plea for Caution from Russia" (Permintaan untuk Berhati-hati dari Rusia), artikel opini itu dimuat The New York Times pada edisi 11 September 2013. Dalam tulisannya, mantan agen intelijen KGB itu mengkampanyekan proposal Rusia soal perlunya pengawasan senjata kimia Suriah di bawah kendali internasional dan mengingatkan AS agar jangan gegabah menghukum rezim Bashar al-Assad dengan menyerang negaranya karena pada akhirnya bisa mengacaukan stabilitas dan tatanan dunia yang selama ini juga diperjuangkan Amerika.
Artikel Putin itu mendapat sambutan positif dari masyarakat internasional, bahkan dari publik dan media massa AS. Bahkan kalangan media massa menilai bahwa dari artikel tersebut, Putin mengkuliahi AS mengenai bahayanya menggunakan kekerasan dalam mengatasi ketegangan dunia.
Namun, kantor presiden AS di Gedung Putih tidak terkesan sama sekali dengan tulisan Putin. Juru bicara Gedung Putih, Jay Carney, bahkan menganggap opini itu sebagai sebuah ironi. Maksud dia, Putin menulis opini di AS, yang menjamin kebebasan berpendapat, sementara di negaranya kebebasan itu dibungkam.
"Ironis sekali adaya artikel opini dalam media yang berada di negara yang punya tradisi menjamin kebebasan berekspresi," kata Carney dalam jumpa pers Kamis waktu Washington DC, seperti dikutip kantor berita Reuters. "Tradisi itu tidak ada di Rusia. Kebebasan berekspresi di Rusia belakangan ini tengah merosot," lanjut dia.
Dalam opininya, Putin menggambarkan diri sebagai pendukung perdamaian. Dia pun mengritik Presiden AS, Barack Obama, yang mengancam serangan militer atas Suriah.
Carney menampik pertanyaan wartawan mengenai apakah Obama tersinggung atas artikel Putin itu. Sebaliknya, dia malah menyinggung buruknya penegakan Hak Asasi Manusia di Rusia. "Tidak seperti Rusia, Amerika Serikat menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan HAM di negeri sendiri dan di penjuru dunia," kata Carney.
Dia juga menilai bahwa, dengan artikel itu, Putin mempertaruhkan kredibilitasnya sebagai negarawan saat berisiko menyelesaikan isu senjata kimia Suriah dengan jalan diplomasi. Rusia pun merintis perundingan damai dengan AS soal mengatasi masalah di Suriah. Perundingan sudah dimulai di Jenewa, Swiss, Kamis kemarin dan masih berlanjut.
Bila perundingan itu sukses, kata Carney, Rusia dan AS harus sama-sama dipuji. Namun, AS sendiri masih skeptis dengan usulan Rusia dan masih mengancam Assad dengan aksi militer sebagai hukuman atas serangan senjata kimia atas rakyat sendiri di pinggir Ibukota Damaskus pada 21 Agustus lalu
Spoiler for update berita 2:
Suriah Serahkan Senjata Kimia ke PBB
Niat Suriah untuk menyerahkan senjata kimianya untuk diawasi badan internasional, perlahan-lahan mulai direalisasikan. Sebagai langkah awal, Presiden Bashar al-Assad dilaporkan sudah menjadi bagian dari konvensi anti senjata kimia global.
Kantor berita Reuters, Kamis 12 September 2013 melansir hal itu disampaikan oleh Duta Besar Suriah di PBB, Bashar Ja'afari. Kepada media yang menemuinya di markas PBB di New York, Bashar Ja'afari mengatakan bahwa hal ini dilakukan sebagai bagian dari kesepakatan demi menghindari serangan militer AS.
"Secara legal, terhitung sejak hari ini Suriah telah menjadi anggota penuh dari konvensi senjata kimia," kata Ja'afari.
Pernyataan Ja'afari juga dikonfirmasi oleh Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon. Dia mengatakan Moon telah menerima sebuah surat dari Pemerintah Suriah yang berisi informasi bahwa Presiden Assad telah menandatangani keputusan legislatif.
Artinya, Suriah akan memberikan akses terhadap Konvensi tentang Pelarangan, Pengembangan, Produksi, Penimbunan dan Penggunaan Senjata Kimia dan Pemusnahannya tahun 1992.
"Dalam surat mereka, otoritas Suriah telah menyatakan akan berkomitmen untuk meninjau kewajiban yang menyertai di dalam konvensi tersebut, bahkan sebelum kesepakatan itu diberlakukan di Suriah," kata Jubir tersebut.
Pernyataan itu keluar, setelah Assad diwawancarai oleh sebuah stasiun televisi Rusia, Rossiya-24. Dalam wawancara tersebut, Assad menegaskan dirinya siap untuk menandatangani konvensi tersebut.
Ringkasan dari wawancara itu sudah dirilis oleh stasiun televisi yang bersangkutan, namun belum disiarkan secara utuh. Rossiya 24 tidak memberikan informasi kapan isi keseluruhan wawancara akan disiarkan.
Mereka hanya mengatakan hasil wawancara akan tayang segera. Dalam kesempatan itu, Assad menegaskan bahwa alasan Suriah bersedia menandatangani konvensi itu, bukan karena tekanan dari Amerika Serikat, melainkan karena ingin menghormati Rusia.
"Suriah bersedia menyerahkan senjata kimianya di bawah pengawasan badan internasional karena Rusia. Ancaman dari AS sama sekali tidak mempengaruhi keputusan itu," kata Assad yang dikutip kantor berita Interfax.
Assad kembali membantah bahwa pemerintahannya berada di balik serangan gas beracun tanggal 21 Agustus kemarin. Dia menuduh adanya peran negara lain yang menyuplai senjata kimia itu kepada teroris di Suriah.
Diubah oleh smart70again 13-09-2013 09:20
0
10.5K
Kutip
45
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan