Di sebagian mindset masyarakat pada umumnya, kata kimpoi berkonotasi negatif yang cenderung dalam konteks perzinaan. Sebelum ane mutusin untuk ngaskus, sejak dulu temen2 ane sering menggunakan kata kimpoi ketika membicarakan hal terkait pergaulan bebas, seks bebas dan perzinaan.

Ane sendiri gak tau asal-usul kata kimpoi dari bahasa mana, atau mungkin dari bahasa slang mana? Yang jelas konotasinya selama ini banyak ditangkap sebagai hal negatif, sering digunakan dalam konteks yang negatif, terutama dalam lingkup anak muda.

Terkadang pemaksaan replace kata khawin menjadi kimpoi ini merusak konteks berita atau informasi yang ada. Berita yang santun, berita yang baik jadi 'ternodai' dengan pemaksaan istilah kimpoi. Semisal kalimat: "Presiden SBY kimpoi dengan Ibu Ani Yudhoyono pada tahun 1975" atau "Orang tua kami langsung kimpoi setelah 1 minggu berkenalan". Secara kesantunan bahasa jadi rusak feel-nya, jadi aneh konotasinya... negatif!

Seharusnya dalam hal ini Kaskus tidak memaksakan diri untuk mem-force kata khawin menjadi kimpoi. Biarlah jadi pilihan kaskuser untuk dia memilih menggunakan kata khawin/meniikah atau memilih kimpoi dalam penulisan trit atau postingan yang ada.. disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Sehingga tidak jadi suatu yang janggal jika menulis suatu dalam konteks pernikahan yang sakral/mulia.

Menurut ane harus diberi kebebasan untuk kaskuser menentukan kata yang dia gunakan ketika ngaskus. Okelah kalau dhetik.com diganti jadi dhetik..com, tapi lebih baiknya biarkan kata khawin tetap menjadi khawin, tidak diforce dipaksa menjadi kimpoi.. seperti halnya kaskuser bisa memakai kata agan, juragan, mas, mbak, sista, bro ataupun tetap memakai kata Anda sebagai misal kata pengganti seseorang.



Bagaimana pendapat menurut gansis sekalian?

Salam olahraga.