Kisah ini terjadi saat bulan ramadhan satu tahun yang lalu ketika saya hendak mengerjakan tugas sekolah di stasiun Tn. Abang, Jakarta Pusat bersama teman saya, tepatnya tugas sejarah yaitu tentang perkembangan kereta api di Indonesia. Berikut ini beberapa contoh foto yang sempat kami abadikan



Cerita bermula ketika kira-kira jam menunjukan pukul 17.00 WIB dimana perut kami mulai merasakan lapar nya berpuasa, karena materi untuk tugas dirasa sudah cukup kami memutuskan untuk pulang. Saat perjalanan pulang entah karena rasa lapar atau tidak berkonsentrasi teman saya yang mengendarai motor tiba-tiba menyerempet seorang pedagang roti hingga terjatuh dan beberapa roti menjadi tidak layak jual lagi.


Bingung, takut & cemas itulah yang pertama kali kami rasakan ketika kejadian tersebut terjadi, seluruh mata di sekeliling memperhatian kami tak sedikit pula pengendara motor lain memberhentikan motornya untuk melihat apa yang terjadi di sekitar mereka. Seketika dengan sigap saya membangunkan pedagang roti tersebut, teman saya berusaha membereskan dagangan yang sebagian sudah berceceran di jalan.

Beberapa menit kemudian suasana mulai tenang kami memindahkan motor serta dagangan pedagang tersebut ke pinggir jalan, dengan perasaan takut dan merasa bersalah saya berusaha mencairkan suasana dengan membuka dialog, kalau saya masih ingat kira-kira percakapan kami sebagai berikut


Sebelum bapak itu sempat menjawab pernyataan maaf kami adzan maghrib berkumandang menandakan waktunya untuk berbuka puasa, tanpa pikir panjang kami mengajak pak Muslimin untuk buka puasa bersama awalnya beliau menolak tetapi teman saya berkata "Saya mohon mau yah pak karena akan sangat merasa bersalah kalau bapak menolaknya", akhirnya sang bapak mengangguk tanda beliau mau kami ajak untuk buka bersama.

Ditengah menikmati makanan berbuka kami tetap melontarkan permintaan maaf ke bapak tersebut, bapak itu tetap lanjut menyantap hidangan berbuka, kami bingung dan berpikir "Apakah sang bapak tidak mau memaafkan kami?", kami merasa memang apa yang kami lakukan sangat merugikan pak Muslimin


Beberapa menit kemudian pak Muslimin mulai berbicara kepada kami "Sebenarnya bapak sudah memaafkan kalian nak tapi yang sekarang bapak pikirkan adalah bagaimana kalau hal ini terjadi lagi dan menimpa orang lain, belum tentu orang tersebut bisa memaafkan kalian?". Kami termenung beberapa saat dan memikirkan kata-kata pak Muslimin, secara tidak langsung beliau berusaha menasihat kami.

Pak Muslimin beranjak dari tempat duduk seraya berkata"Kalian sudah bapak maafkan tapi tolong lain kali hati-hati kalau berkendara karena bukan hanya bisa membahayakan orang lain tetapi juga diri kalian sendiri", akhirnya kami juga memutuskan untuk langsung pulang kerumah masing masing

Pengalaman Berharga dari Kisah Ini

"Cerita yang saya posting disini berasal dari pengalaman saya sendiri: Rahmat Ali Azis, tidak melanggar hak cipta pihak manapun dan diperbolehkan untuk dipublikasikan di Forum KASKUS".