Menjelang sore hari, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) memulai blusukan. Saat menuju ke Kali Pakin, kendaraan Jokowi terjebak kemacetan cukup parah. Pada saat itu, Jokowi menggunakan mobil Toyota Land Cruiser bernopol B 1961 RFR meninggalkan Gedung Balaikota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (22/4/2013).



Mobil Jokowi bergerak ke arah Jl Gunung Sahari, lalu belok ke Jl Lodan Raya. Tiba-tiba mobil Jokowi terjebak macet selama hampir setengah jam. Mobil Jokowi pun dihadang mobil kontainer dan di sisi kanan ada truk. Mobil orang nomor satu di Jakarta itu terkunci tidak bergerak selama setengah jam.

Melihat kemacetan tidak kunjung terurai, 2 staf Jokowi turun tangan. Dua pria berpakaian safari warna hitam sibuk mengurai kemacetan. Akhirnya mobil Jokowi meluncur dengan lancar memasuki Pelabuhan Sunda Kelapa.

Bandingkan dengan hal-hal berikut ini:



Gambar pengendara MOGE yang lewat jalan tol Tomang-Kebon Jeruk. Pengendara motor ini mungkin merasa sebagai pemilik Indonesia, “bukan hanya pemimpin, tapi pemilik“.

Atau bandingkan juga dengan pengendara MOGE lainnya yang seenaknya menggunakan jalan, atau membunyikan sirine agar semua kendaraan lainnya minggir karena mereka merasa ada boss gede mau lewat, dan yang merasa jalan hanyak milik mereka sendiri. Yang biasa kita temukan dalam kehidupan kita sehari-hari.

========================================================

Meskipun akhirnya 2 staf Jokowi turun tangan, mereka berdua turun tangan untuk “mengurai kemacetan”, bukan hanya agar Jokowi bisa lolos dari kemacetan saja. Dan hal tersebut juga dilakukan setelah mobil Jokowi yang notabene adalah seorang Gubernur dan orang nomor 1 di DKI Jakarta terjebak kemacetan kurang lebih setengah jam.

Seorang pemimpin dicintai oleh rakyatnya bukan karena pintar berbicara atau berpolitik, tapi dengan menunjukkan kesederhanaan sikap dan perbuatan sehari-hari.

Bandingkan dengan pengguna “MOGE” yang mengendarai motornya di jalan tol diatas, yang “mungkin” merasa jabatan atau kedudukannya sekarang sebanding dengan Sekjen PBB atau lainnya.

sumber