Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ajytoAvatar border
TS
ajyto
[NASBUNG NEWS]Komnas HAM: PKL Diajak Makan 60 Kali, Warga Waduk Pluit Enggak
Komnas HAM: PKL Diajak Makan 60 Kali, Warga Waduk Pluit Enggak


Satpol PP mengeluarkan perabotan rumah warga saat pembongkaran permukiman liar di sisi barat Waduk Pluit Jakarta, Senin (15/4/2013). Pembongkaran yang dimulai pertengahan pekan lalu ini terus dijaga oleh pasukan gabungan yang terdiri dari polisi dan Satpol PP.


JAKARTA, KOMPAS.com - Perlakuan penggusuran warga di Waduk Pluit, Jakarta Utara sangat berbeda dengan relokasi pedagang kaki lima (PKL) di Solo. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum pernah melakukan dialog dengan warga yang tinggal di bantaran waduk Pluit.
Sampai sekarang, enggak ada dialog sama sekali. Padahal, waktu Jokowi merelokasi PKL di Solo bisa dengan makan malam sampai 60 kali
-- Siane Indriani

"Sampai sekarang, enggak ada dialog sama sekali. Padahal, waktu Jokowi merelokasi PKL di Solo bisa dengan makan malam sampai 60 kali," kata anggota Komnas HAM, Siane Indriani, di Waduk Pluit, Jakarta Utara, Senin (13/5/2013).

Siane mengatakan, warga yang tinggal di bantaran waduk belum pernah berbincang sama sekali dengan pemerintah. Pemerintah juga sebenarnya tidak boleh sewenang-wenang dengan warga yang sudah tinggal puluhan tahun di bantaran waduk tersebut.

Siane mengatakan, warga di Waduk Pluit tidak akan menolak penggusuran tersebut. Namun, mereka menyayangkan sikap pemerintah yang sama sekali belum mendengar aspirasi langsung dari warga. Untuk itu, Komnas HAM menilai pemerintah tidak boleh melakukan penggusuran sewenang-wenang kepada warga RT 19/ RW 17 di Pluit.

Menurut Siane, sikap Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang menyebutkan warga sebagai komunis karena menduduki tanah negara merupakan sikap yang tidak benar. Siane menyatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah melakukan relokasi tanpa melakukan dialog. Mereka juga tidak menyediakan tempat tinggal yang jelas kepada warga.

"Mereka dikasih rumah, ya sebenarnya mau saja. Tapi mana rumahnya? Rumah susun yang disediakan enggak muat. Mereka juga disuruh bayar," kata Siane.

Ketua Komnas HAM Siti Nur Laila mengatakan, warga waduk Pluit mendatangi Komnas HAM pada 8 Mei 2013 untuk meminta bantuan. Setelah melihat data di lapangan berupa KTP serta pajak bumi dan bangunan, Komnas HAM menilai bahwa warga tersebut dianggap legal mendiami kawasan itu. Pada pemilihan gubernur tahun lalu, warga di sana juga sudah mendapatkan hak pilih.

Komnas HAM sudah memberikan undangan kepada Jokowi untuk berdialog sejak 29 April 2013 lalu, tetapi Jokowi tidak bisa hadir. Untuk itu, pada 16 Mei mendatang, Komnas HAM akan kembali mengundang Jokowi untuk melakukan dialog.

http://megapolitan.kompas.com/read/2...k.Pluit.Enggak

=====

Yaolooooo...

Ternyata mesti dikasih NASI BUNGKUS DULU...

emoticon-Ngakak
Diubah oleh ajyto 13-05-2013 08:35
0
5.1K
68
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan