- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
KEBANGKITAN INDUSTRI DIRGANTARA INDONESIA
TS
pengelana.dunia
KEBANGKITAN INDUSTRI DIRGANTARA INDONESIA
Selamat sore, Assalamulaikum Wr. Wb
Moga jaya kembali Industri Dirgantara Indoensia
Mohon bantu gan bagi juga boleh hehe
Jangan lupa komen gan!!
sumber : finance.detik..com
Spoiler for Pesawat CN-235:
Jakarta - Produk pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) juga digunakan oleh tentara Malaysia. Pesawat CN 235-220 versi militer telah digunakan sebanyak 8 unit oleh tentara Negeri Jiran tersebut.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Dirut PT DI Budi Santoso kepada detikFinance, Selasa (19/2/2013).
"Kalau CN 235, ada 8 pesawat buatan PT DI ada di Malaysia," tutur Budi
Bahkan pihak di Malaysia mengaku sangat puas dengan kehandalan burung besi buatan PT DI yang bermarkas di Bandung ini. "Dianggap bagus reability-nya," sebutnya.
Namun Budi lupa berapa nilai kontrak untuk pembelian 8 pesawat CN 235 yang dibeli oleh Malaysia itu karena hal tersebut sudah berlangsung cukup lama. Sebelumnya Korea Selatan juga memesan pesawat CN-235 Maritime Patrol Aircraft (MPA) untuk keperluan penjaga pantai di negaranya.
Di dalam negeri, produk CN-235 juga dipakai oleh TNI khususunya TNI AU. Dihimpun beberapa sumber ada 16 pesawat CN-235 yang dimiliki TNI AU. Sedangkan PT DI juga menyelesaikan lima pesawat CN 235 pesanan TNI Angkatan Laut (AL) di 2012.
Negara-negara yang telah menggunakan CN-235 selain Malaysia antaralain, Brunei Darussalam 1 unit, Thailand 2 unit, Pakistan 4 unit, Korea Selatan 12 unit, Uni Emirat Arab 7 unit, Burkina Faso 1 unit dan Senegal 2 unit.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Dirut PT DI Budi Santoso kepada detikFinance, Selasa (19/2/2013).
"Kalau CN 235, ada 8 pesawat buatan PT DI ada di Malaysia," tutur Budi
Bahkan pihak di Malaysia mengaku sangat puas dengan kehandalan burung besi buatan PT DI yang bermarkas di Bandung ini. "Dianggap bagus reability-nya," sebutnya.
Namun Budi lupa berapa nilai kontrak untuk pembelian 8 pesawat CN 235 yang dibeli oleh Malaysia itu karena hal tersebut sudah berlangsung cukup lama. Sebelumnya Korea Selatan juga memesan pesawat CN-235 Maritime Patrol Aircraft (MPA) untuk keperluan penjaga pantai di negaranya.
Di dalam negeri, produk CN-235 juga dipakai oleh TNI khususunya TNI AU. Dihimpun beberapa sumber ada 16 pesawat CN-235 yang dimiliki TNI AU. Sedangkan PT DI juga menyelesaikan lima pesawat CN 235 pesanan TNI Angkatan Laut (AL) di 2012.
Negara-negara yang telah menggunakan CN-235 selain Malaysia antaralain, Brunei Darussalam 1 unit, Thailand 2 unit, Pakistan 4 unit, Korea Selatan 12 unit, Uni Emirat Arab 7 unit, Burkina Faso 1 unit dan Senegal 2 unit.
Spoiler for Pesawat N-250 'hidup' kembali:
Jakarta - Mantan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Erry Firmasyah dan Ilham Habibie, sang putra BJ Habibie menghidupkan kembali proyek pesawat N-250 yang sempat mengudara 1995 lalu.
Erry dan Ilham mendirikan PT Ragio Aviasi Industri (RAI) yang merupakan gabungan dari PT Ilthabie Rekatama milik Ilham dan PT Eagle Cap milik Erry.
Erry mengatakan, pesawat yang mereka kembangkan bukanlah model N-250 yang pernah terbang 18 tahun silam. Pihaknya akan mengembangkan pesawat yang berbeda dari N-250, yaitu dengan jumlah kursi lebih besar mencapai 70-90 kursi sementara N-250 hanya 50 kursi.
Menurut Erry, proyek ini sebagai bagian dari semangat membangkitkan kembali industri pesawat terbang nasional.
"Ini bukan N-250, kapasitas antara 70-90 seat, jadi ditambah. Bukan N-250, yang kita kembangkan berbeda," kata Erry kepada detikFinance, Senin (18/2/2013)
Ia menuturkan saat ini pihaknya sedang melakukan studi awal untuk pengembangan pesawat tersebut. Studi awal ini mencakup studi kelayakan pasar dan model dari pesawat.
"Sekarang masih on going, study awal untuk pasar dan desainnya," jelas Erry.
Erry mengungkapkan alasan soal bergabungnya dirinya dalam pengembangan industri pesawat terbang nasional. Menurutnya Indonesia punya kemampuan membuat pesawat terbang yang sangat potensial.
"Kita selama ini punya industri strategis, 10-15 tahun lalu mampu menerbangkan, kalau bisa dikembangkan lagi kenapa tidak dan kebutuhan pesawat terus bertambah," katanya.
Menurutnya dalam tempo 3-5 tahun persiapan produksi pesawat terbaru ini akan segera selesai. Namun ia menegaskan hasil studi awal yang saat ini sedang dilakukan sangat menentukan proyek ini.
Erry menambahkan proyek ini murni dilakukan swasta tanpa campur tangan pemerintah termasuk soal pendanaan. Selanjutnya kerjasama dengan BUMN PT Dirgantara Indonesia (PT DI) akan dilakukan saat proses produksi pesawat. "Sudah tak ada hubungan dengan PT DI, nanti kerjasamanya saat pembangunannya," jelas Erry.
Dikatakan Erry, kerjasama dengan putra dari BJ Habibie melalui PT Ragio Aviasi Industri (RAI) mayoritas sahamnya dipegang oleh Ilham Habibie. "Dia mayoritas," katanya singkat.
Erry juga masih tutup mulut terkait masuknya investor dalam proyek pesawat ini seperti dari Arab Saudi. "Kita ramai-ramai, belum-belum," katanya.
Erry dan Ilham mendirikan PT Ragio Aviasi Industri (RAI) yang merupakan gabungan dari PT Ilthabie Rekatama milik Ilham dan PT Eagle Cap milik Erry.
Erry mengatakan, pesawat yang mereka kembangkan bukanlah model N-250 yang pernah terbang 18 tahun silam. Pihaknya akan mengembangkan pesawat yang berbeda dari N-250, yaitu dengan jumlah kursi lebih besar mencapai 70-90 kursi sementara N-250 hanya 50 kursi.
Menurut Erry, proyek ini sebagai bagian dari semangat membangkitkan kembali industri pesawat terbang nasional.
"Ini bukan N-250, kapasitas antara 70-90 seat, jadi ditambah. Bukan N-250, yang kita kembangkan berbeda," kata Erry kepada detikFinance, Senin (18/2/2013)
Ia menuturkan saat ini pihaknya sedang melakukan studi awal untuk pengembangan pesawat tersebut. Studi awal ini mencakup studi kelayakan pasar dan model dari pesawat.
"Sekarang masih on going, study awal untuk pasar dan desainnya," jelas Erry.
Erry mengungkapkan alasan soal bergabungnya dirinya dalam pengembangan industri pesawat terbang nasional. Menurutnya Indonesia punya kemampuan membuat pesawat terbang yang sangat potensial.
"Kita selama ini punya industri strategis, 10-15 tahun lalu mampu menerbangkan, kalau bisa dikembangkan lagi kenapa tidak dan kebutuhan pesawat terus bertambah," katanya.
Menurutnya dalam tempo 3-5 tahun persiapan produksi pesawat terbaru ini akan segera selesai. Namun ia menegaskan hasil studi awal yang saat ini sedang dilakukan sangat menentukan proyek ini.
Erry menambahkan proyek ini murni dilakukan swasta tanpa campur tangan pemerintah termasuk soal pendanaan. Selanjutnya kerjasama dengan BUMN PT Dirgantara Indonesia (PT DI) akan dilakukan saat proses produksi pesawat. "Sudah tak ada hubungan dengan PT DI, nanti kerjasamanya saat pembangunannya," jelas Erry.
Dikatakan Erry, kerjasama dengan putra dari BJ Habibie melalui PT Ragio Aviasi Industri (RAI) mayoritas sahamnya dipegang oleh Ilham Habibie. "Dia mayoritas," katanya singkat.
Erry juga masih tutup mulut terkait masuknya investor dalam proyek pesawat ini seperti dari Arab Saudi. "Kita ramai-ramai, belum-belum," katanya.
Spoiler for Pesawat CN-295:
Jakarta - Pesawat militer CN-295 produksi PT Dirgantara Indonesia (Persero) siap dipamerkan pada acara Langkawi Airshow, di Malaysia tanggal 26-28 Maret 2013. Pesawat generasi terbaru dari CN 235 tersebut merupakan produk hasil kerjasama dengan Airbus Military, Spanyol.
Dirut PT DI Budi Santoso menuturkan pihaknya akan membawa dan memamerkan produk unggulan terbaru ini di acara pameran produk-produk kedirgantaraan sipil dan militer di Malaysia tersebut.
"Yang akan dipamerkan CN 295, dulu kita pamerkan CN 235. Ini punya angkutan udara (TNI AU)," tutur Budi kepada detikFinance, Selasa (19/2/2013).
Pesawat yang dibandrol dengan harga 25 juta euro ini atau sekitar Rp 325 miliar, nantinya untuk pangsa pasar Asia akan diproduksi dan dipasarkan oleh PT DI di Bandung
sementara untuk pasar di luar Asia akan diproduksi oleh Airbus Military.
Budi menuturkan, Malaysia juga berniat membeli CN 295 setelah sebelumnya memiliki 8 unit CN 235 yakni 6 unit CN 235-220M Military Transport dan 2 unit CN 235-220M VIP. "Kalau jual per unit 25 juta euro," tambahnya
Selain memiliki produk baru hasil kerja sama dengan Airbus Military, PT DI juga memiliki 6 produk pesawat yakni NC 212-200, C212-400, CN 235-220M, CN235-200MPA Helikopter Bell 412 EP dan Helikopter Super Puma. Untuk dua tahun ke depan, PT DI siap meluncurkan pesawat baling-baling berpenumpang 19 orang yakni, N 219 asli rancangan putra-putri Indonesia.
Dirut PT DI Budi Santoso menuturkan pihaknya akan membawa dan memamerkan produk unggulan terbaru ini di acara pameran produk-produk kedirgantaraan sipil dan militer di Malaysia tersebut.
"Yang akan dipamerkan CN 295, dulu kita pamerkan CN 235. Ini punya angkutan udara (TNI AU)," tutur Budi kepada detikFinance, Selasa (19/2/2013).
Pesawat yang dibandrol dengan harga 25 juta euro ini atau sekitar Rp 325 miliar, nantinya untuk pangsa pasar Asia akan diproduksi dan dipasarkan oleh PT DI di Bandung
sementara untuk pasar di luar Asia akan diproduksi oleh Airbus Military.
Budi menuturkan, Malaysia juga berniat membeli CN 295 setelah sebelumnya memiliki 8 unit CN 235 yakni 6 unit CN 235-220M Military Transport dan 2 unit CN 235-220M VIP. "Kalau jual per unit 25 juta euro," tambahnya
Selain memiliki produk baru hasil kerja sama dengan Airbus Military, PT DI juga memiliki 6 produk pesawat yakni NC 212-200, C212-400, CN 235-220M, CN235-200MPA Helikopter Bell 412 EP dan Helikopter Super Puma. Untuk dua tahun ke depan, PT DI siap meluncurkan pesawat baling-baling berpenumpang 19 orang yakni, N 219 asli rancangan putra-putri Indonesia.
Moga jaya kembali Industri Dirgantara Indoensia
Mohon bantu gan bagi juga boleh hehe
Jangan lupa komen gan!!
sumber : finance.detik..com
0
1.9K
Kutip
6
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan