Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

indonesiacasualAvatar border
TS
indonesiacasual
The Casual Hooligan
The Casual Hooligan


Sebagian besar orang tentu sudah tahu hooligan, kelompok suporter asal Inggris yang terkenal karena aksi brutal dan anarkisnya. Namun belum banyak orang yang tahu The Casual Hooligan atau hooligan casual, siapa mereka serta bagaimana mereka bisa eksis di jagad sepak bola Inggris?

Sebenarnya hooligan casual adalah sub bagian dari budaya paguyuban sepak bola yang ditandai dengan hooligan sepak bola yang mengenakan pakaian serta aksesoris mahal, bermerek, maupun hasil karya desainer papan atas Eropa. Subkultur ini bangkit di Inggris di akhir 1970-an saat banyak hooligan mulai memakai pakaian label desainer dan aksesoris olahraga mahal guna menghindari perhatian polisi. Mereka tidak memakai aksesoris khas klub favorit mereka, sehingga lebih mudah menyusup ke kelompok saingan serta untuk masuk ke pub.

Subkultur casual tidak berpusat di sekitar musik, meski begitu hal tersebut diterima secara universal bahwa subkultur casual muncul di akhir 1970-an, tatkala musik disko sedang sekarat dan punk rock tengah menggila. Beberapa genre yang populer di kalangan kaum kasual di akhir 1970-an adalah Oi!, sebuah genre kebangkitan musik ska yang telah dimodifikasi.

Saat era 1980-an, selera musik kaum casual berasal dari berbagai sumber, sebagian menikmati grup musik pop menikmati seperti Wham!, ABC, The Human League, Spandau Ballet, serta Adam and The Ant.

Akhir 1980-an dan awal 1990-an, banyak dari kaum casual adalah penggemar grup musik Madchester dan rave scene (jenis musik elektronik yang dimainkan dengan synthesizer), dan pada 1990-an, banyak penggemar Britpop. Ada pertautan kuat antara budaya rave dengan sepak bola, banyak raver memakai apparel casual sepak bola tapi jauh dari hooliganisme sepak bola.

Band Madchester kadang memakai pakaian casual di panggung dan dalam foto publisitas mereka, seperti yang dilakukan Britpop, Blur, dalam videoklip mereka, Parklife.

Sepak bola Inggris telah memiliki unsur subkultur fashion sejak munculnya Teddy Boys pada pertengahan 1950-an, dan asal-usul budaya kasual dapat dilihat dalam subkultur modifikasi di awal 1960-an.

Kelompok-kelompk anak muda yang mendukung klub-klub sepak bola mulai membawa busana mereka ke teras sepak bola, dan beberapa klub tertentu mulai dikenal suporter modifikasi mereka (seperti West Ham United). Hal ini dilanjutkan dengan subkultur modifikasi spin-off, skinhead, di akhir tahun 1960-an.

Modifikasi Fan Liverpool

Dengan kebangkitan modifikasi di era1970-an, subkultur casual mulai tumbuh dan berubah setelah suporter Liverpool memperkenalkan gaya dari sebagian suporter Inggris pada mode Eropa saat mengikuti Liverpool di babak perempat final Liga Champion melawan klub asal Prancis, St. Etienne. Para fan Liverpool, yang berpergian ke seluruh Eropa pada akhir 1970-an guna mendukung tim mereka, mulai berdatangan ke Inggris dengan mengenakan pakaian perancang Italia dan Perancis yang mahal, yang mana mereka jarah dari toko selama keributan atau kekerasan yang lumrah terjadi ketika mereka bepergian ke luar negeri. Kala itu, banyak petugas kepolisian yang mengincar para fan yang berdandan ala skinhead dan memakai sepatu Dr. Martens, mereka tidak memperhatikan hooligan yang mengenakan pakaian desainer mahal.

Pakaian berlabel yang terkait dengan gaya kaum casual di era 1980-an meliputi: Fila, Stone Island, Fiorucci, Pepe, Benetton, Sergio Tacchini, Ralph Lauren, Henri Lloyd, Lyle & Scott, Adidas, CP Company, Ben Sherman, Fred Perry, Lacoste, Kappa, Pringle , Burberry dan Slazenger. Tren mode sering berubah, dan subkultur kasual mencapai puncaknya pada akhir 1980-an. Dengan kedatangan acid house, rave scene, dan Madchester, kekerasan dalam subkultur kasual memudar sampai batas tertentu.

Pertengahan 1990-an, subkultur casual mengalami kebangkitan besar, tetapi penekanan pada gaya telah sedikit bergeser. Banyak penggemar sepak bola mengadopsi tampilan kasual sebagai semacam seragam, mengidentifikasi mereka berbeda dengan pendukung klub biasa. Merek seperti Stone Island, Aquascutum, Burberry, dan CP Company terlihat di hampir setiap klub, begitu pula halnya favorit klasik seperti Lacoste, Paul & Shark, dan Pharabouth. Di akhir 1990-an, banyak suporter sepak bola mulai bergerak menjauh dari merek yang dianggap seragam kasual, karena telah menarik perhatian polisi; label beberapa desain perancang juga ditarik dari pasaran setelah menjadi seragam hooligan casual.

Walau begitu beberapa kelompok hooligan casual terus memakai pakaian Stone Island di tahun 2000-an, banyak yang logo kompas (badge khas pakaian label Stone Island) sehingga menjadi kurang jelas. Namun, dengan dua kancing masih menempel, hal ini membuat mereka masih mudah dikenali oleh kelompok hooligan casual lainnya.

Akhir tahun 1990-an dikatakan bahwa pihak kepolisian telah gagal untuk menghubungkan logo kompas Stone Island kompas dengan salib Celtic versi neo-Nazi. Oleh karena hal ini, label pakaian baru mulai memperoleh popularitas diantara para hooligan casual. Seperti halnya pakaian para desainer yang mahal, barang palsu yang murah juga dapat terlihat. Prada, Façonnable, Hugo Boss, Fake London Genius, One True Saxon, Maharishi, Mandarina Duck, 6876, dan Dupe mulai mendapat popularitas yang luas.

Mode casual mengalami peningkatan popularitas di tahun 2000-an, dengan aksi grup musik Inggris seperti The Streets dan The Mitchell Brothers yang memakai pakaian olahraga kasual dalam video musik mereka. Budaya kasual telah disorot oleh film-film dan program televisi seperti ID, The Firm, The Football Factory, serta Green Street.

Di era 2000-an, label-label pakaian yang terkait dengan hooligan casual diantaranya: Stone Island, Adidas, Originals, Lyle & Scott, Fred Perry, Armani, Three Stroke, Lambretta, Pharabouth, dan Lacoste. Namun menjelang akhir dekade ini, banyak hooligan kasual berpenampilan lebih halus dan underground telah mengadopsi penampilan yang lebih beda, menyingkirkan merek yang populer, serta jadi mainstream sehingga memberi jalan masuk bagi pakaian-pakaian berlabel indie seperti Albam, YMC, APC, Folk, Nudie Jeans, Edwin, Garbstore, Wood Wood, dan Superga. Walau begitu merek terkemuka macam Lacoste, Ralph Lauren, serta CP Company tetap masih populer.



Spoiler for gambar The Casual Hooligan:
1
23.2K
18
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan