Quote:
Halo, maaf untuk reader karena lebih dari dua tahun thread nya terbengkalai. TS nya sempet agak sibuk, agak sih. HAHA. Sekarang mau lanjutin cerita yang sempet ngegantung. Diusahain masih ada feelnya. Maaf cara nulisnya masih acak-acakan, maklum lah ya masih belajar. Semoga ceritanya masih menghibur ya ciyn! Salam ayam penyet!
-TS-
YOU HAVE THOSE KEYS
Quote:
Panggil aku Irin, teman-teman ku lebih suka memanggilku dengan nama itu dibanding nama asli ku. Aku seorang mahasiswi sebuah perguran tinggi negeri di ibukota. Sudah hampir tiga tahun berkutat di tempat yang 'bukan' tempatnya. Aku lebih merasa berperan sebagai titisan dari dunia khayal daripada dengan kenyataan aktivitasku. Aku lebih senang bergulat dengan hobi-hobi kekananak-kanakan ku. Salah satunya berbagi fantasi dengan para sahabatku. Mereka, iya mereka, sekelompok kawalan anak-anak yang tidak lebih dari setengah umurku. Bercengkrama dengan mereka membuat mood-ku naik, melebihi secangkir latte favoritku. Tepat! Aku merupakan salah satu anggota komunitas pecinta anak kecil. Disini, kami biasa menamakan diri kami sebagai Patriot Cilik. Membantu mereka mengerjakan tugas rumah, menemani bermain, dan memberikan cerita-cerita yang mereka sebut dongeng. Tapi, untuk ku dapat berbagi kebahagiaan dengan para sahabat kecilku sudah lebih dari cukup.
'Kakak.. Kakak...' Sapa salah satu gadis berekor kuda membuyarkan lamunanku tentang seseorang yang beberapa hari ini sempat mengganggu pikiranku.
"Iya cantik.. Ada apa?" Jawabku sekenanya.
"Lihat kak.." Dia menuntun telunjuknya ke arah bawah.
Mataku mencoba mencari apa yang gadis kecil ku maksud. Oh ternyata Dia memperlihatkanku sepasang kaos kaki yang usang, malah terlihat sudah tidak layak pakai.
"Kado perpisahan besok, Aida ingin kaos kaki baru kak. Boleh?" Pintanya.
Hari ini memang hari terakhir Patriot Cilik bertugas sebelum masuk masa-masa libur kuliah. Dan besok kami akan mengadakan perpisahan kecil untuk menghibur mereka.
"Iya.. Insya Allah kakak belikan yaaa.." Jawabku sambil merapihkan poninya.
"Asyiiikkk...." Teriaknya sambil menghujamkan ciumannya dipipi kanan ku.
Matahari pun sudah mulai menjingga, itu waktunya pulang dan menghadapi kemacetan jalan-jalan utama ibu kota. Rumahku, hmm bukan, tepatnya rumah orang tuaku tepat berada di pinggiran ibukota. Itu berarti aku membutuhkan waktu lebih dari satu jam untuk menerobos padatnya kendaraan sore ini. Halte yang menjadi tempat biasa aku menunggu angkutan kota, hari ini tidak terlihat seperti hari-hari biasanya. Terlihat lebih sesak. Dari sekian banyak kumpulan manusia disana, mataku tertuju pada seseorang yang terlihat 'berbeda' dengan yang lain.
'Kunci' gumamku dalam hati.
Dia membawa banyak sekali kunci, digantungkan dengan bebas dibeberapa resleting pada tasnya. Aneh, Dia sama dengan ku. Aku termasuk kedalam kunci-holic, ah apapun sebutannya aku tidak peduli. Menurutku kunci itu dapat membawaku ketempat yang tidak semua orang bisa singgahi. Yang lebih penting, aku percaya bahwa kunci hanya dapat dimiliki oleh satu orang saja, dan selamanya orang itu akan mendapatkan kebahagiaan yang mereka mau. Lagi-lagi dunia khayal ku bermain-main di otakku. Pikiran ku masih tertuju pada lelaki itu, mengamati dari ujung rambut sampai ujung kepala dan akhirnya terhenti karena tiba-tiba lelaki itu mendekatiku.
Deg... Deg..
Sontak aku salah tingkah.
'Mau apa dia?'
'Apa tatapan gue tadi ngeganggu dia?'
'Yampun.. Gimana nih?'
"Eh.. Sorry.. Jaket lo kayak nya kebalik deh?!" Tegurnya.
"Nggg.. Hmmm .. Oh Iya, thanks." Jawab ku dengan muka memerah.
Lelaki dengan kaki panjang itu melemparkan senyum lantas menghentikan sebuah mikrolet. Aku langsung membenarkan posisi jaketku. Malu, tetapi perasaan ingin tahu ku mengalahkan rasa malu ku.
'Siapa ya dia?'
Lanjut Ke First Step to Get Closer yaa
Index :
PART I
01. You Have Those Keys
02. First Step to Get Closer
03. a Chance
04. Is It a Start?
05. This Is The Real Start
06. I Called it friendship
07. Lelaki Kunciku Datang Kembali
08. Ini Pelajaran, sayang..
09. Dia itu Berbeda
10. Singgah
- Dimas : You Have to Know -
11. Titik Akhir
PART II
12. Falling in Love At a Coffee Shop
13. Please.. Help me, Rin!
14. Dia dan Pilihannya
15. Fakta si Tukang Ngebut
16. Different Taste
17. Stop Thinking, Rin!