TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anak bungsu Kartosoewirjo, Sardjono Kartosoewirjo menerangkan, keluarga menerima kiriman barang-barang pribadi peninggalan Kartosoewirjo setelah dieksekusi mati.
"Barang-barang tersebut, piyama bermotif kotak-kotak coklat, jam tangan Rolex, pulpen Parker, tempat rokok cap Kuda dan gigi palsu," tutur Sardjono kepada wartawan, di TIM, Jakarta, Rabu (5/9/2012).
Namun sangat disayangkan, jam tangan Rolex milik Kartosoewirjo, hilang karena rumah ibunya pada waktu itu sempat kebobolan pencuri.
"Sangat disayangkan benda peninggalan jam tangan Rolex yang memiliki nilai sejarah itu hilang akibat dicuri dari rumahnya," kata dia.
Fadli Zon, penyusun buku berjudul 'Hari Terakhir Kartosoewirjo: 81 Foto Eksekusi Imam DI/TII pun menyayangkan hilangnya jam tangan Rolex peninggalan Kartosoewirjo tersebut, karena apabila masih ada, maka bisa dicocokkan foto dan barang bukti sebenarnya yakni jam tangan tersebut.
"Sayang sekali yah jamnya hilang dicuri, kalau tidak itu merupakan bukti yang sangat kuat, karena dalam foto tersebut terdapat Kartosoewirjo saat melepas Jam Rolex miliknya sebelum dieksekusi," tuturnya.
Koleksi foto yang dipaparkan dalam buku yang disusun oleh Fadli Zon, yang berjudul 'Hari Terakhir Kartosoewirjo: 81 Foto Eksekusi Imam DI/TII, terlihat jelas ia melepas semua barang-barang pribadi miliknya, termasuk jam tangan Rolex sebelum dieksekusi di Pulau Ubi gugusan kepulauan Seribu.
"Sebelum mendarat di Pulau Ubi, di dalam Kapal LCM, seorang dokter kemudian memeriksa kesehatan Kartosoewirjo secara detail," tulis Fadli yang dikutip Tribunnews dalam bukunya.
Setelah diperiksa, Kartosoewirjo berganti pakaian putih-putih yang sebelumnya mengenakan celana berwarna hitam (atau biru). Lalu seorang imam tentara mendampingi Kartosoewirjo dan menutup matanya dengan sebuah kain sebelum tiba di Pulau Ubi.