ini thread yang sama dengan di "[ STICKY ] All About Hukum Perdata" (http://www.kaskus.co.id/showpost.php...&postcount=118) yang terpaksa saya ulang karena belum ada tanggapan (mungkin semua yang bisa menjawab lagi sibuk), sementara saya butuh masukan yang benar2 bisa memecahkan masalah ini

Siang gan

maaf, mo ikut nanya nih ...

saya punya rumah kontrakan yang disewa oleh suami istri
di awal (pertengahan Agustus 2011) dia sudah nawar, dengan alasan bahwa dia baru tertipu (ngontrak rumah yang luas dengan harga murah hingga dia mau ikut betulin tapi kemudian banyak yang nagih ke rumah krn kepemilikannya sudah berpindah tangan hingga dia harus keluar secepatnya)

yang tanda tangan surat perjanjian di atas meterai dengan tulisan tangan (saat itu printer n pc lagi error) adalah isterinya, dengan pembayaran bulanan (karena alasan di atas)

kemudian dia mengaku punya penyakit yang mengharuskannya berobat rutin dan butuh biaya banyak hingga mulai Desember 2011 mulai nunggak dan akhirnya mulai nyicil setelah saya minta begitu supaya ga jadi bengkak

mulai saat itu lebih sering saya yang nagih lewat SMS dan telepon dan juga datang ke rumahnya
bahkan untuk cicilan, dia minta saya yang datang, ga bisa ke rumah (sakit dan anak2 nya sibuk), dan ga transfer dengan alasan ga punya rekening di bank mana pun (ga tau apakah anaknya juga ga punya)

kalo sms dan telepon ke nomor ibu yang menandatangani surat perjanjian ga diangkat, terpaksa juga sms ke nomor lain yang saya ketahui (milik anak dan menantunya) tapi hampir selalu mereka beralasan bahwa nanti mamah yang akan bicara atau mamah bilang semua urusan dengan saya akan di-handle olehnya, tidak ada jawaban pasti

pertengahan bulan lalu (2012), ibu tsb ke luar Jawa dengan alasan orangtuanya meninggal dan mulai saya kelimpungan karena di-sms ga ada jawaban pasti (nanti mamah yang akan bicara atau mamah bilang semua urusan dengan saya akan di-handle olehnya), tunggakan sewa rumah belum dilunasi, PLN dan telepon juga nunggak (saya khawatir dicabut, nah siapa yang mo bayar sambungan barunya kalo untuk sewa rumah aja susah lunasinya?)

sementara suami, anak dan menantunya ga pernah berinisiatif SMS atau telepon (basa basi minta maaf karena terlambat bayar atau nyicil entah seratus atau dua ratus ribu atau lainnya), lebih banyak harus saya yang SMS atau telepon (malah yang punya rumah yang ketar-ketir kalo jadi bengkak dan malah makin sulit bayarnya)

dari pembicaraan sebelumnya, dia punya empat anak:
- satu cowo di luar Jakarta (kerja),
- satu cowo di Jakarta (kerja, married dan tinggal bersama ibunya di rumah tsb, punya satu anak cewe usia SD dan satu bayi),
- satu cewe di Jakarta (kerja, tidak tinggal di rumah tsb),
- satu cewe di Jakarta (sekolah, tinggal di rumah tsb)

pernah add FB salah satu anaknya tapi entah kenapa kemudian FB nya ditutup

karena tunggakan sudah lebih dari dua bulan (sewa rumah, PLN, dan telepon), dengan sangat terpaksa SMS kemudian telepon ke nomor anak-anaknya (jawabannya sama: nanti mamah yang akan bicara atau mamah bilang semua urusan dengan saya akan di-handle olehnya, plus mamahnya lagi sakit di luar Jawa), ga ada jawaban pasti bahkan juga dari suaminya (hp suaminya ga tau yang mana)

sampe akhirnya karena telepon2 ke hp mereka tidak lagi diangkat, sekian SMS ga dibalas,
saya telepon ke kantor salah satu anaknya dan titip pesan pada penerima telepon supaya disampaikan kalo ybs supaya melunasi sewa rumahnya atau saya laporkan ke polisi dan saya tulis di kaskus sebagai kekesalan karena nunggak (sekaligus warning pada pemilik rumah kontrakan lainnya - ada yang mau kalo pembayaran sewa+PLN+teleponnya nunggak begitu berikut anak2nya cuek2 saja?)

saat kemudian saya ke rumah sewa dan bertemu dengan suami istri tsb (ngaku baru balik dan maksa balik krn sang istri masih sakit dan masih harus istirahat sementara suaminya (dari kota lain) juga kena musibah hingga belum ngasih kabar ke saya), malah saya dianggap meneror anak2 nya dan kalo saya sampe memuat di media online akan dituntut balik.
Dari awal memang saya marah karena merasa dipermainkan (bayar sewa rumah nyicil, PLN+telepon nunggak, ga ngasih kabar - padahal dia tinggal di situ)

mengaku siap dibawa ke mana saja tapi menolak saat diajak untuk bikin surat hutang piutang di notaris (saya perlu kepastian pelunasan dan bukan cuma janji akan dilunasi tapi ga tau kapan lunasnya)

saya sih berharap kalo ucapannya kali ini memang ditepati
(dua minggu lagi akan dicicil separuh dan sisanya akan dicicil segera) plus embel2 kalo dia kecewa krn saya tidak mengerti kondisinya (sakit, lagi berdukacita, ada musibah dg suaminya) dan ga mo meneruskan sewa

padahal dari awal (Agustus 2011) saya sudah lunak, memberikan ijin tinggal di rumah padahal belum bayar (tidak seperti tertera di surat perjanjian kalo harus dibayar di muka), sudah mau datang ke rumahnya untuk mengambil sewa rumah atau sekedar cicilannya

sempat bingung juga karena kalo dalam posisi mereka,
saya akan mengambil alih urusan ini (apalagi kalo sudah bekerja) supaya yang lebih tua tidak terlalu terbebani dan bisa berbagi beban sebagaimana halnya kewajiban tiap anggota dalam sebuah kelompok, apalagi keluarga



yang ingin saya tanyakan:

1) salah saya di mana?
2) bagaimana untuk ke depannya (kalo dia masih tinggal dan nyicil, kapan lunasnya?)
3) kalo ada pengontrak lagi, sebaiknya bagaimana? (ga mungkin bikin perjanjian sewa ke notaris kalo bayarnya aja bulanan)
4) terpikir masukin pasal kalo "penyewa bersedia meninggalkan rumah selambat-lambatnya 30 hari setelah menunggak pembayaran sewa...dst" tapi ntar jadi cara dia untuk free 1 bulan sebelum pindah kontrakan
5) kalo cuma konsultasi begini (di forum bukan pm) atau menulis di FB atau blog tentang kasus ini, apakah bisa dianggap pencemaran nama baik walau tidak menyebut nama-alamat (yang sebenarnya bisa dilacak kalo mo trace)

maaf kalo kepanjangan