iblizt316 yg bottleneck emang cpunya lah, dari dulu memang yg sering bottleneck ya cpunya kalau ada yg punya 13900k mau dipasangin gpu yg low end sering gak masalah yg punya kalau mau upgrade gpu selanjutnya bebas. Kalau cpunya dia dah belasan tahun lalu ya opsinya terbatas, mau beli gpu baru tapi
Kalau yang generasi beberapa tahun terakhir bahkan yang kelas low end sekalipun sudah bakal bottleneck dengan prosesor yang itu. Kalau mau yang masih tersedia baru/non bekas itu masih bisa nyari GT 610. Masih bottleneck dikit lah, dibanding kalau takut resiko nyari yang bekas. Dulu gw pernah nyar...
Kalau kayak gini sih kalau mengembangkan dan memberi kesempatan pemain muda cuma buat akhirnya gak bisa dipakai ya mending full ngontrak pemain jadi aja.
Sebenarnya Doll dan STY itu sama" ngerti tapi ini urusan karir jadi tidak ada titik temu. Mereka berdua itu sama" betul. Doll, betul bahwa pemain cuma bisa dilepas di laga resmi FIFA, STY betul bahwa pemain SDM-nya kurang jadi perlu TC khusus. Yang salah itu ya PT LIB dan Federasi plus ju
Gw sempat singgung soal Son Heung Min yang gak terlalu ada cicip level liga senior KR tapi langsung hengkang ke Eropa. Di Jerman awal karirnya dia main Hamburg SV II yang berlaga di Kasta 4. Walau cuma semusim ya, karena memang talented akhirnya promosi ke tim senior. Tapi memang pada dasarnya pem
Gak ada jalur yang 100% benar. Bisa contoh Son Heung Min, hampir bisa langsung ke Eropa, di klub domestiknya cuma sebentar, gak ada full semusim dan gak terlalu cicipin level senior tapi sukses di eropa merangkak dari bawah di tim II atau B. Walau tentu gak semua bisa hal serupa. Kunci bisa sukse...
Masalahnya TC kan nabrak jadwal liga, jadinya yg salah ya sebenarnya penyelenggara liga yang bikin schedule bentrok. Gw ngelihat kok kalian banyak terbelah gak objektif. Walau benar pemain ketinggalan SDM jadi perlu TC tapi dari sisi aturan profesional juga klub dirugikan, federasi juga kayaknya ...
Kalau gw bilang sih kalau 4 tahun mentok gak improve lagi di europe ya mending balik pulang atau main di liga tetangga. Main di liga kecil eropa atau yang kasta bawah kan tujuannya ya selain improve juga buat jadi batu loncatan ke liga yang lebih baik lagi, kalau gak bisa tercapai ya harus mulai ...
Kalau Witan memang dari dulu dah kelihatan punya sports IQ jadi punya potensial lebih dibanding Egy. Kalau Egy sayangnya memang gak bisa perbaiki gaya mainnya yang one dimensional, jadinya gampang terbaca dan kurang efisien buat kerjasama tim. Kalau Egy kayaknya sudah lebih baik pulang ke sini atau
Pelatih yang dah biasa di kompetisi liga atas di eropa mah jelas aja gak terbiasa dengan adanya TC Timnas saat kompetisi liganya masih jalan. Mereka mah biasanya pemain dipanggil pas international break, TC yang lebih panjang biasanya memang pas kompetisi sudah selesai atau rehat tengah musim.
Pemain u18 tawarin aja paspor Indonesia, nanti umur 21 entah mau dipakai atau dilepas terserah mereka. Gamble, kalau dapat pemain tembus level kasta dua di liga top5 aja sudah syukur. Kalau gak tembus juga gak ada hilang apa, toh gak dihitung naturalisasi kalau dikasih paspor pas umur 18 ke bawah.
Liga utama baiknya dibuatkan lisensi khusus jadi yang benar" profesional yang bisa berlaga di level sana, gak masalah bila di awalnya cuma ada 10-12 tim saja, ke depannya baru bisa ditambah bertahap sampai 18 atau 20 tim asal tim terkait juga lolos verifikasi untuk lisensinya. Lalu untuk kom...
Problem utamanya ya duit. Buat bangun stadion itu budget perlunya ratusan Miliar. Kalau dibilang mampu, gw rasa ada beberapa klub yang mampu, Gw lihat laporan finansial Bali United karena mereka dah go public itu mereka dah punya kekayaan ratusan miliar. Cuma untuk bangun stadion itu artinya mayo...
CM04 simon pernah pegang pinoy ke semifinal dulu, walau gw setuju kualitasnya di level klub tidak terlalu mentereng
Untuk koefisien ini agak tricky ya, pas covid lalu klub China gak bisa ngirim full team karena kebijakan keluar masuk yang terlalu ketat, jadinya beberapa tim dapat hoki lawan klub China yang ngirim pemain kelas cadangan dan usia muda saja ke Champion asia.
Walaupun termasuk kaya, BU sepertinya untuk gajinya sudah terstruktur kalau di atas batasnya mereka ya dilepas kayak Lilipaly yang sudah duluan awal musim dan sekarang Pacheco. Kalau gw bilang sih manajemen mereka justru bisa dibilang sehat karena gak memaksakan di luar kemampuan mereka buat bayar.
Witan di luar finishing yang buruk sebenarnya gw rasa gak bakal ada pemain Timnas Indonesia lain yang bakal bikin chance di situasi saat itu, yang lain rasanya antara kurang cepat atau kurang cerdik untuk bikin kiper Thai blunder. Gw lihat sih setelah gagal finishing itu si Witan malah jadi berup...
Lihat Egy, kayaknya fatal banget kaki kanannya terlalu lemah, tadi build up patah karena dia gak bisa pakai kaki kanannya, developmentnya mentok karena itu.